Kondisi dunia sepak bola di Kabupaten Sragen masih terus menjadi sorotan.
Pasalnya, sudah bertahun-tahun, tidak ada gairah dunia sepak bola di Bumi Sukowati.
Kondisi itu kemudian dibahas dalam Musrenbang penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sragen tahun 2026 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sragen, Senin (24/3/2025).
Baca juga: Program 100 Hari Kerja Bupati Sragen Sigit Pamungkas, Analisa Tingkat Kemiskinan hingga Bebaskan PBB
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas menyatakan ia telah menemui beberapa orang untuk membahas soal nasib sepak bola di Kabupaten Sragen.
"Saya juga sudah ditawari suruh beli klub bola, tapi saya tertarik beli rumah sakit," kata Sigit, Senin (24/3/2025).
"Saya setuju, saya sudah mendiskusikan tentang pengembangan sepak bola ini dengan beberapa teman, siapa yang mendinamisir olahraga, sepak bola secara khusus, saya sudah ketemu beberapa orang, kita diskusi untuk membangkitkan sepak bola," sambungnya.
Sigit menyayangkan Sragen bahkan tidak mengikuti kasta terendah kompetisi sepak bola tanah air, yakni Liga 4.
Tak hanya satu atau dua tahun, bahkan Sragen absen dari kompetisi sepak bola sampai 7 tahun lamanya.
"Liga 4 itu liga tarung antar kabupaten, jadi Sragen tidak ikut sepak bola antar kabupaten tidak mampu, jadi tidak ikut 5 sampai 7 tahun," ujarnya.
"Saya sudah mendiskusikan tentang masa ikut liga 4 tidak mampu, saya cari orang yang punya duit bisa ikut liga 4, syukur-syukur naik kelas ke Liga 3, liga 2 dan seterusnya," tambahnya.
Selain itu, dalam Musrenbang RKPD kali ini, juga terdapat keluhan bahwa lapangan-lapangan sepak bola di pedesaan banyak yang dipotong ukurannya untuk dijadikan taman.
Sigit pun meminta kepada para kepala desa, agar hal itu tidak dilakukan lagi.
"Kepala desa jangan dihilangkan lapangan sepak bolanya," pungkasnya. (TribunNewsmaker/TribunSolo)