TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah program kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, Jawa Timur, Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin.
Pasangan Wahyu Hidayat dan Ali Muthohiri telah mulai pemerintahannya dengan menerapkan sejumlah program-program unggulan.
Mereka juga telah melewati masa 100 hari pertama masa kerjanya.
Hingga kini Pemkot Malang masih berupaya dalam menurunkan angka pengangguran.
Wahyu Hidayat memiliki empat strategi untuk mengatasinya.
Empat strategi itu adalah pembangunan ekonomi kreatif, pengembangan wirausaha dan UKM, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan keterampilan serta vokasi. Strategi ini tercantum dalam dokumen RPJMD 2025-2029.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat memaparkan, pembangunan ekonomi kreatif dapat mendorong inovasi dan kreativitas untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor non industrial. Kota Malang telah memiliki fasilitas yang ideal seperti MCC untuk mengembangkan sektor ini.
Dalam pengembangan wirausaha dan UKM, Pemkot Malang berfokus pada inkubasi bisnis, pelatihan kewirausahaan, dan fasilitas akses modal bagi UMKM. Pun peningkatan kualias pendidikan difokuskan pada integrasi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
"Termasuk program magang dan kemitraan industri," ujar Wahyu Hidayat, Rabu (18/6/2025).
Pelatihan keterapilan yang relevan dengan kebutuhan industri dan pasar kerja saat ini menjadi perhatian untuk pengembangan keterampilan dan vokasi.
Wahyu menjabarkan, kendala utama dalam mencapai target ini meliputi dinamika pasar kerja yang cepat berubah, kesenjangan antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri, serta fluktuasi ekonomi global.
"Namun dengan pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif, Kota Malang optimis dapat mengurangi angka pengangguran secara signifikan," yakin Wahyu.
Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker‑PMPTSP) mencatat, penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang saat ini berada di kisaran 6,2 persen, turun dari 6,8 persen pada tahun 2024.
Baca juga: Program 100 Hari Kerja Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Antisipasi Banjir & Wacana Arena Street Race
Menurut Kepala Disnaker‑PMPTSP, Arif Tri Sastyawan, fokus utama kebijakan adalah memastikan investor di Kota Malang merekrut pekerja ber-KTP lokal sesuai program “Ngalam Idrek” dalam rangka menekan angka pengangguran.
“Intinya, kami fokus menurunkan angka pengangguran terbuka," ujar Arif Tri Sastyawan.
Sejumlah strategi yang telah dikerjakan antara lain meningkatkan angka investasi. Arif mengatakan, nilai investasi di Kota Malang selama 2024 mencapai sekitar Rp 2,8 triliun.
Angka itu hampir dua kali lipat dari target. Capaian itu menyerap tenaga kerja dari sektor properti dan kuliner.
Arif juga menambahkan, sebagai bagian dari program strategis tahun 2025, Disnaker‑PMPTSP akan menggelar dua job fair: fase pertama pada Juli–Agustus, dan fase kedua pada November–Desember.
Penyelenggaraan ini fokus pada pencari kerja lokal, terutama lulusan SMA/SMK dan fresh graduate.
Arif Tri Sastyawan menegaskan bahwa keseluruhan strategi ini diharapkan mampu menekan TPT menjadi dukungan nyata bagi pelaku ekonomi lokal dan menyokong human capital Kota Malang
Bagi-bagi Mesin Jahit dan Alar Pembuat Kue
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bagi-bagi alat ketrampilan kepada para buruh pabrik yang dilaksanakan di Harris Hotel dan Convention, Rabu (25/6/2025).
Beberapa alat ketrampilan itu adalah mesin jahit dan alat pembuat kue.
Selain memberi peralatan, acara yang diinisiasi oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang itu juga memberikan pelatihan kepada para buruh pabrik rokok.
“(Tujuan) Salah satunya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dari pegawai rokok dan untuk meningkatkan keterampilan,” kata Wahyu Hidayat.
Pak Mbois, sebutan akrab Wahyu Hidayat, berharap dengan kegiatan tersebut buruh pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan lewat pelatihan keterampilan lain.
“Peningkatan kesejahteraan ini ada keterampilan-keterampilan yang memang dibutuhkan untuk pekerja tersebut, tadi sudah kita berikan bantuan (alat) termasuk juga pelatihan,” terang Wahyu Hidayat.
Mantan Sekda Kabupaten Malang itu menjelaskan pelatihan diberikan agar pegawai yang menerima bantuan dapat menggunakan alat tersebut.
Mantan penjabat wali Kota Malang itu mengatakan ada berbagai macam pelatihan yang diberikan kepada para buruh pabrik rokok.
Baca juga: Sepak Terjang Wahyu Hidayat Wali Kota Malang 2025, Bertahun-tahun Kerja Jadi Konsultan Tata Ruang
Di antaranya, bantuan menjahit, membuat kue, bartender, dan tata busana.
”Ada pelatihan teknis agar mereka (pegawai) bisa menggunakan barang-barang yang sudah diberikan, termasuk ada peningkatan keterampilan seperti bantuan menjahit, kue, bartender, fashion,” jelas Wahyu Hidayat.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji menyatakan program yang dilakukan Pemerintah Kota Malang tersebut bagus.
Namun, Bayu menilai penerima manfaat program itu seharusnya diberikan kepada para pelaku UMKM yang sudah berjalan sehingga potensi alat bantuan disalahgunakan berkurang.
“Secara program bagus cuma (eksekusi) program (penerima pelatihan dan alat bantuan) kadang nggak tepat sasaran yang dibina, kurang melibatkan pelaku usaha yang real gitu ya.”
“Pengadaan alat boleh cuman lihat setiap pelaku usaha ekonomi kan sudah punya latar belakang masing-masing, justru menurut saya karena melihat diskusi dengan para pelaku yang paling penting (penerima bantuan) para startup.”
“Kalau model-model stimulan kayak gini terdapat potensi mangkrak, contohnya nanti (alat bantuan) dijual dan segala macam,” jelas Bayu.
Bayu juga menyatakan anggaran yang disediakan Diskopindag untuk pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berbeda jauh dibandingkan tahun sebelumnya.
”Jadi kalau nggak salah tahun 2024 sekitar 5-6 miliar, Ini di 2025 turun menjadi sekitar 1 miliar itu kan udah kelihatan dari anggaran, secara umum pendampingan pelatihan itu yang sering kita kritisi,” tutup Bayu. (TribunNewsmaker/SuryaMalang)