Bagi Bravy, menjadi ayah bukan sekadar soal biologis, melainkan tentang siapa yang hadir, membimbing, dan membesarkan anak dengan kasih sayang dan tanggung jawab.
"Ayah bagi gue itu bukan yang cuma nanam benih, tapi yang ngebesarin lo, ngajarin lo jadi orang. Bahkan gue anggap nenek gue ayah gue."
Ia juga mengungkap bahwa sejak orang tuanya bercerai saat ia duduk di bangku kelas 3 SD, ia tumbuh tanpa figur ayah yang bertanggung jawab.
Pengalaman itu membuatnya ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda dalam hidup orang lain.
Melihat Sosok Ibunya dalam Diri Erika
Ada alasan emosional lain yang membuat Bravy mantap mendampingi Erika.
Ketika pertama kali bertemu, ia merasa melihat sosok sang ibu dalam diri perempuan yang kini tengah hamil itu.
"Waktu pertama kali ketemu Erika, gue kayak ngeliat nyokap gue. Dan Erika adalah sosok single parent yang bikin keputusan besar, gak milih aborsi, dan siap besarin anak itu sendirian. Gue respect banget sama cewek kayak gitu," katanya penuh haru.
Tak hanya itu, Bravy mengaku sudah lama mengagumi Erika.
Ia menyebut kecerdasan dan prinsip hidup Erika sebagai hal yang membuatnya jatuh hati.
"Terlepas dari sifatnya yang keras, dia pintar. Banyak orang keras tapi bodoh, tapi Erika enggak. Dari cara berpikir sampai sikapnya, menurut gue dia cewek yang beda."
Bravy mengakui bahwa keputusannya untuk menerima Erika bukan hal mudah.
Namun, ia siap menanggung segala risiko demi menjalani hubungan ini dengan tulus.
"Dari dulu gue ngefans banget sama dia. Dan pas dapetin dia dengan musibahnya, ya itu risiko yang harus gue ambil. Awalnya gue cerita ke Reza Arap, dan ternyata nyokap gue juga nerima," tuturnya.
Baca juga: Terungkap Chat Lawas DJ Panda & Erika Carlina, Sang DJ Minta Ditemani, Erika: Kan Ada Cewe Lain
Erika Terima Ancaman selama Hamil