4 penculik Ilham Pradipta diberi uang muka sekitar 50 juta oleh otak pelaku pembunuhan, diiming-imingi bayaran full puluhan juta

TRIBUNNEWSMAKER.COM - AT, RS, RW, dan RAH diduga terlibat dalam penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).

Keempat pelaku tersebut diiming-imingi uang puluhan juta rupiah oleh seseorang untuk melakukan aksi penculikan tersebut.

Kasus ini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian guna mengungkap motif serta siapa dalang di balik kejahatan tersebut.

Mohamad Ilham Pradipta berhasil menjadi korban penculikan yang mengejutkan publik dan pihak bank.

Penyelidikan terus berlanjut demi mengungkap seluruh fakta dan memastikan pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

Baca juga: Misteri Pembunuhan Ilham Pradipta, Eks Kabareskrim Susno Duadji Coba Bongkar Motif: Apa Ada Utang?

"Adik-adik kami juga menerima pekerjaan ini karena diiming-imingi sesuatu. Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik itu mereka dijanjikan itu untuk mendapat berapa puluh juta sekianlah," kata kuasa hukum pelaku, Adrianus Agau di Polda Metro Jaya, Senin (25/8/2025).

Namun Adrianus Agau tidak menyebut jumlah nominal dan sosok seseorang yang menjanjikan memberikan uang puluhan juta kepada kliennya. Mereka baru menerima uang muka kurang lebih Rp 50 juta. 

"Baru dikasih DP berapa. Saya tidak bisa memastikan angka DP berapa tapi angkanya tidak lebih dari Rp 50 juta," ucap dia.

Selain itu, kata dia, para kliennya belum menerima uang yang sudah dijanjikan oleh seseorang tersebut. Sedangkan uang muka yang diterima kliennya sudah disita penyidik. 

Baca juga: Eks Karyawan Bongkar Fakta Otak Pembunuh Kacab Bank BUMN, Pernah Isi Seminar, Ini yang Buat Kaget

"Belum, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," ujar dia.

Dia juga mengakui kliennya menculik Ilham Pradipta untuk diantarkan ke kawasan Jakarta Timur atas perintah oknum berinisial F.

“Adik kami Eras ini diminta untuk menjemput paksa. Di mana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore dengan cara paksa,” ungkap Adrianus.

Selang beberapa jam, Eras kembali dipanggil untuk mengantarkan korban pulang ke rumahnya. Saat itu diketahui bahwa korban sudah meninggal dunia.

“Mereka dipanggil lagi untuk mengantar pulang si korban. Pada saat waktu ketemu lagi, di situlah bahwa mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi,” jelas Adrianus.

Baca juga: Sosok Ilham Pradipta yang Tewas Dibunuh, Pernah Jadi Penyiar Radio Metro FM & Hobi Naik Gunung