TRIBUNNEWSMAKER.COM, KLATEN – Kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten terus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
Sepanjang bulan Agustus 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mencatat sudah menyalurkan 156 tangki atau setara 780 ribu liter air bersih ke desa-desa terdampak.
Kalak BPBD Klaten, Syahruna, mengatakan dropping air bersih paling banyak dilakukan di Kecamatan Kemalang dengan total 154 tangki. Sementara sisanya, 2 tangki, disalurkan untuk Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko.
“Bantuan air bersih ini sudah dirasakan oleh 2.385 KK atau sekitar 8.260 jiwa,” jelas Syahruna, Sabtu (23/8/2025).
Adapun distribusi di Kemalang meliputi Desa Tlogowatu (47 tangki), Tegalmulyo (47 tangki), Kendalsari (12 tangki), dan Sidorejo (46 tangki).
Dropping air bersih akan terus dilakukan selama musim kemarau sebagai upaya mengatasi krisis air yang dialami warga.
Camat Kemalang, Sumarsih Kuncoro menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang peduli terhadap warga Kemalang yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2025.
Ia mengatakan, dropping air bersih rutin dilakukan oleh BPBD Klaten setiap hari, ditambah dari lembaga dan instansi lain.
Bantuan tersebut sangat berarti bagi masyarakat, terutama di Desa Tlogowatu yang paling rawan kekeringan.
“Cukup membantu. Kami mengucapkan terima kasih mewakili masyarakat Kemalang yang telah banyak menerima bantuan dari air bersih baik dari BPBD maupun lembaga, instansi, dinas yang lain maupun juga ormas juga ada,” kata Sumarsih kepada TribunSolo.com.
Menurutnya, bantuan ini meringankan kebutuhan warga di tengah keterbatasan air bersih. Meski demikian, sebagian masyarakat tetap harus membeli air lewat tangki karena alokasi bantuan belum sepenuhnya mencukupi.
“Sekali lagi terima kasih telah peduli dan membantu meringankan kebutuhan warga kami,” tambahnya.
Baca juga: Bupati Hamenang Tekankan Sinergi Tiga Pilar untuk Jaga Kondusifitas Klaten
Dropping air bersih biasanya ditampung di bak umum agar bisa diakses warga setiap saat, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun ternak.
Meski sudah ada kebutuhan air bersih, menurutnya kondisi belum mencapai puncak kemarau.
“Kelihatannya belum (puncak), karena sebagian ada air hujan meskipun belum lebat atau belum deras tapi sudah ada air. Keadaan itu cukup mendinginkan situasi atau kondisi tapi secara keseluruhan air bersih masih diperlukan,” jelasnya.