Brigjen Pol Agus Wijayanto menegaskan bahwa Bripka R adalah bagian dari Satuan Brimob Polda Metro Jaya.
Peran keduanya kini tengah ditelaah lebih dalam, karena keberadaan mereka dalam kendaraan taktis tersebut dinilai sangat menentukan terjadinya tragedi itu.
Sejauh ini, tim akreditor internal kepolisian telah melakukan pemeriksaan, penyelidikan, serta pemberkasan terhadap seluruh terduga pelaku.
Hasil pemeriksaan yang diperoleh membuka kemungkinan besar adanya unsur pidana dalam kasus tersebut.
Baca juga: 7 Identitas Personel Brimob Pelindas Ojol Affan Kurniawan Hingga Tewas + Peran, Akankah Tersangka?
Brigjen Pol Agus secara gamblang menyatakan bahwa temuan awal tidak hanya mengarah pada pelanggaran etik, tetapi juga tindak pidana yang bisa menyeret para pelaku ke ranah hukum.
Tahap selanjutnya, kepolisian berencana melaksanakan gelar perkara dengan melibatkan sejumlah lembaga pengawas eksternal maupun internal.
Lembaga-lembaga tersebut meliputi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum), hingga Bareskrim Polri.
Selain itu, unit SDM, Divisi Hukum, Bidpropam Korbrimob Polri, dan Divpropam Polri juga akan hadir untuk memastikan prosesnya berjalan transparan.
Rangkaian gelar perkara ini dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 2 September 2025, sehari setelah konferensi pers resmi digelar.
Publik kini menantikan hasil dari gelar perkara tersebut, apakah kedua oknum Brimob itu akan dijatuhi sanksi etik terberat berupa pemberhentian tidak dengan hormat, atau bahkan diproses hukum pidana.
Pengakuan Sopir Rantis Brimob
Dalam pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya, anggota brimob yang merupakan sopir rantis saat peristiwa tewasnya Affan di Pejompongan, beri pengakuan.
Ia mengaku bila kendaraan yang dikendarainya berhenti di tengah kerumunan, maka seluruh penumpang di dalamnya akan dihakimi oleh massa.
Dia mengeklaim pada momen tersebut, massa sudah melempari rantis Brimob menggunakan batu dan bom molotov.
"Jadi itu di jalan kan pertigaan, di kiri ada massa, di kanan massa, di depan massa dekat pom bensin. Itu mobil kalau saya berhentikan, habis pak. Pasti habis karena mereka sudah nyerang pakai batu, pakai cone block, pakai bom molotov," ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ia mengaku dalam kondisi tersebut, hanya memikirkan bagaimana menyelamatkan anggota lain yang berada di dalam rantis Brimob tersebut.