Sebelum Mutilasi Tiara Angelina, Alvi Maulana Dikunci di Kos, Sering Cekcok tapi Tak Bisa Putus

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Alvi Maulana, seorang pria berusia 24 tahun, mengaku telah membunuh dan memutilasi kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati, yang berusia 25 tahun.

Peristiwa tragis ini terjadi di kamar kos mereka yang berlokasi di kawasan Lakarsantri, Surabaya, pada dini hari Minggu, 31 Agustus 2025.

Aksi keji tersebut dipicu oleh rasa sakit hati Alvi yang sudah memuncak, setelah dirinya terkunci di dalam kamar selama satu jam oleh Tiara.

Potongan tubuh Tiara kemudian ditemukan oleh warga setempat di sebuah jurang yang terletak di tepi Jalan Raya Pacet–Cangar, Mojokerto, pada Sabtu, 6 September 2025.

Penangkapan pelaku berlangsung dengan cepat, kurang dari 14 jam setelah mayat korban ditemukan, menunjukkan respons sigap aparat penegak hukum dalam menuntaskan kasus ini.

Kejadian naas ini sesungguhnya merupakan puncak dari konflik emosional yang telah berlangsung cukup lama antara keduanya.

Baca juga: Sadisnya Alvi Maulana Mutilasi Tiara Angelina, Dilakukan di Kamar Mandi, Tidur dengan Tulang Korban

Ketegangan yang tidak terselesaikan, baik secara pribadi maupun sosial, akhirnya berujung pada tragedi yang mengguncang masyarakat dan menjadi sorotan publik.

Menurut pengakuan Alvi, malam itu ia pulang larut dan mendapati pintu kamar kos yang mereka tinggali terkunci rapat dari dalam oleh Tiara.

Ia harus menunggu selama satu jam penuh sebelum pintu tersebut akhirnya dibuka.

Namun, saat pintu terbuka, Alvi disambut dengan kemarahan Tiara yang meluap, disertai kata-kata kasar yang semakin memperkeruh suasana dan memicu ledakan emosi yang tak terbendung.

Alvi juga mengungkapkan bahwa selama ini ia sudah lama menyimpan amarah terhadap Tiara.

Ia menyebut bahwa korban kerap menunjukkan sikap temperamental dan sering memarahinya hanya karena hal-hal kecil yang sepele.

Selain itu, Tiara disebut memiliki tuntutan gaya hidup yang tinggi, sesuatu yang membuat Alvi merasa terbebani secara finansial.

Konflik mengenai perbedaan harapan dan tekanan ekonomi ini diyakini menjadi salah satu faktor utama yang memicu kekerasan tersebut.

Alvi Maulana diketahui bekerja sebagai driver ojek online (ojol) di Surabaya, Jawa Timur.