Reshuffle Kabinet Prabowo
Baru Sehari Menjabat, Ucapan Purbaya Yudhi Sadewa Buat Kecewa, Didemo Mahasiswa UI, Desak Pencopotan
Baru sehari menjabat Menkeu, Purbaya Yudhi Sadewa didemo mahasiswa UI gegara ucapannya mengecewakan, desak pencopotan.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pada hari Selasa, 9 September 2025, suasana di depan Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, tampak berbeda dari biasanya.
Sekelompok massa yang terdiri dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar aksi damai sebagai bentuk penyampaian aspirasi mereka kepada para wakil rakyat.
Menurut pantauan langsung Tribunnews.com di lokasi, para mahasiswa mulai berdatangan sekitar pukul 14.30 WIB.
Mengenakan almamater kebanggaan mereka, massa mahasiswa ini tampak membawa semangat dan tekad kuat untuk menyuarakan tuntutan yang mereka anggap mewakili suara masyarakat luas.
Aksi ini mengangkat tema utama "Rakyat Tagih Janji", yang merujuk pada desakan agar Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia segera menindaklanjuti tuntutan 17+8 rakyat, sebuah paket aspirasi publik yang sebelumnya telah disampaikan oleh berbagai elemen masyarakat.
Kepala Kajian Strategis BEM UI, Diallo Hujanbiru, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk penagihan janji terhadap pemerintah dan DPR RI, yang sebelumnya telah menerima tuntutan tersebut.
Baca juga: Pamer Untung Rp13 M hingga BCA Prioritas, Apa Profesi Yudo Sadewa Anak Purbaya Yudhi? Baru Lulus SMA
Ia menegaskan bahwa tuntutan ini tidak datang hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga merupakan hasil konsolidasi dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk influencer, aktivis sipil, dan elemen rakyat lainnya.
"Terkait untuk aksi hari ini, memang tajuk yang kami bawa adalah rakyat tagih janji. Jadi kita datang untuk menagih janji, 17 + 8 Tuntutan Rakyat, di mana sebenarnya sudah diterima ya oleh pemerintah dan anggota dewan, yang mana itu juga tuntutan kolektif masyarakat, baik kali dari influencer, mahasiswa, masyarakat sipil. Seluruhnya itu tuntutan yang kita minta untuk segera dituntaskan, untuk segera dilunasi," ujar Diallo kepada awak media.
Tuntutan 17+8 yang dimaksud, sebagian besar poinnya memiliki batas waktu yang telah lewat sejak tanggal 5 September lalu.
Hal inilah yang menjadi pemicu kekhawatiran dan kekecewaan di kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa, yang menilai bahwa pemerintah belum memberikan respons nyata terhadap janji-janji tersebut.
Namun, aksi ini tidak hanya fokus pada penagihan janji lama.
Para mahasiswa juga menyuarakan kritik terhadap pernyataan terbaru dari Menteri Keuangan RI yang baru dilantik, Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam pernyataannya, Menkeu Purbaya menyebut bahwa tuntutan 17+8 hanya mewakili suara "rakyat kecil".
Pernyataan ini pun memantik gelombang kekecewaan dan dinilai sebagai bentuk pengingkaran terhadap realitas yang dihadapi masyarakat.
Diallo, mewakili para mahasiswa yang hadir, menyampaikan reaksi keras terhadap pernyataan tersebut.
Ia menilai bahwa komentar Menkeu justru menunjukkan ketidakpekaan terhadap penderitaan rakyat, apalagi pernyataan itu muncul hanya sehari setelah Purbaya resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan.
"Baru 1 hari dia menjabat sebagai menteri dia sudah langsung menyatakan pernyataan yang luar biasanya mengecewakan, luar biasanya menyakitkan bagi masyarakat karena dia mengecilkan suara masyarakat, dia mengecilkan penindasan yang dialami oleh masyarakat," ungkap Diallo dengan nada tegas.
Baca juga: Gaya Hidup Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Kulineran Pinggir Jalan, Suka Pamer Jempol, Hobi Main Keris

Padahal menurut Diallo, berbagai tuntutan yang disuarakan oleh masyarakat kecil itu bukan semata lahir karena keinginan masyarakat.
Melainkan ada pemantik yang membuat masyarakat lelah dengan kondisi saat ini, dimana bobroknya kinerja pemerintah dalam menjamin kesejahteraan setiap anak bangsa.
Atas hal itu, Diallo menilai agar seharunya Menteri Purbaya yang baru dilantik oleh Prabowo itu dicopot atau minimal sadar diri untuk mundur dari jabatannya.
"Dia (Purbaya) mengecilkan setiap tuntutan, yang mana tuntutan ini bukan lahir karena ingin menuntut, (tapi) karena mereka bobrok, karena mereka membunuh saudara mereka, karena mereka tidak memberikan kami hak yang cukup, mending ganti saja, mundur saja," tukas dia.
Menteri Keuangan baru pengganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa, ditanya soal "17+8 Tuntutan Rakyat" yang masih ramai digaungkan publik di media sosial.
Purbaya mengaku ia belum mempelajari soal "17+8 Tuntutan Rakyat".
Namun, menurutnya, "17+8 Tuntutan Rakyat" merupakan suara sebagian rakyat kecil yang dinilainya terganggu atas situasi saat ini.
"Saya belum mempelajari itu, saya basically begini, itu kan suara sebagian rakyat kecil kita."
"Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya," katanya saat di Gedung Kemenkeu, Jakarta, usai dilantik, Senin (8/9/2025), dikutip dari YouTube KompasTV.
Lebih lanjut, Purbaya Yudhi yakin tuntutan-tuntutan rakyat soal perekonomian akan hilang dengan sendirinya jika ia berhasil menjadikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai setidaknya enam persen.
Ia meyakini, alih-alih berdemo, rakyat akan sibuk mencari kerja dan menikmati makanan enak.
"Once, saya ciptakan pertumbuhan ekonomi enam persen, tujuh persen, itu akan hilang dengan otomatis," ujar Purbaya Yudhi sambil tersenyum.
"Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan berdemo," imbuh dia.
(TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Beda Suasana Pamitan: Sri Mulyani Haru Dikelilingi Pegawai, Budi Arie Tak Sedih, Abdul Kadir Kading? |
![]() |
---|
Baru Menjabat, Menkeu Purbaya Yudhi Langsung Minta Maaf, Sri Mulyani Sebut Gaya Bicaranya Koboy |
![]() |
---|
Klarifikasi Menkeu Purbaya Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Kalau Kemarin Salah Ngomong, Saya Minta Maaf |
![]() |
---|
Dicopot Sebagai Menteri Koperasi oleh Presiden Prabowo, Budi Arie Merasa Biasa Saja: Gak Perlu Kaget |
![]() |
---|
4 Sosok Kandidat Menpora Pengganti Dito Ariotedjo, Raffi Ahmad hingga Taufik Hidayat Masuk Bursa |
![]() |
---|