Raja Keraton Solo Meninggal
Perjalanan Karier PB XIII, Pernah Kerja di Perusahaan Asing & Jadi Raja di Tengah Badai Dualisme
Terungkap perjalanan karier unik PB XIII Solo pernah kerja di perusahaan asing hingga jadi raja di tengah badai dualisme.
Penulis: Candra Isriadhi
Editor: Candra Isriadhi
Ringkasan Berita:
- Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi wafat pada Minggu (2/11/2025) di usia 77 tahun akibat komplikasi penyakit dan rencananya akan dimakamkan di Astana Imogiri, Yogyakarta.
- Sebelum naik takhta (2004), beliau memiliki karier yang unik, pernah bekerja di Caltex Riau, serta hobi bermain keyboard dan ORARI.
- Masa takhtanya diwarnai konflik dualisme kepemimpinan Keraton dengan adiknya, yang baru terselesaikan melalui rekonsiliasi damai pada tahun 2012.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kabar duka menyelimuti bumi Mataram.
Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi, dilaporkan telah wafat pada Minggu (2/11/2025) pagi di usia 77 tahun.
Beliau menghembuskan napas terakhirnya di RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kerabat Keraton, KPH Eddy Wirabhumi, membenarkan bahwa kesehatan almarhum sudah menurun sejak lama.
"Beliau memang sakit sudah lama, terakhir komplikasi, termasuk gula darah tinggi dan penyakit lainnya. Usia beliau juga sudah sepuh," jelas Eddy.
Sebelum berpulang, PB XIII sempat dirawat namun kembali menurun setelah kegiatan Adang Dal, hingga akhirnya meninggalkan takhta yang dipegangnya selama 21 tahun.
Baca juga: Penyebab Rumah Dokter Irma Fitriasari Diserang Massa, Diteriaki & Dilempari Botol Bekas Air Mineral
Dari Penikmat Radio, Hingga Raja Bergelar Lengkap
Meskipun menyandang gelar ningrat dari lahir pada 28 Juni 1948 sebagai Gusti Raden Mas Suryo Partono, perjalanan hidup PB XIII sebelum naik takhta justru jauh dari kesan kemewahan Keraton.
Sosok Raja Kasunanan Surakarta ke-12 ini memiliki perjalanan karier yang tak terduga dan sangat membumi.
Beliau adalah putra tertua dari PB XII dan Garwa Ampil (istri tidak utama) KRAy. Pradapaningrum.
Menariknya, sebelum dinobatkan sebagai raja, perjalanan hidup beliau jauh dari kesan kerajaan.
Beliau sempat bekerja di Caltex Pacific Indonesia, Riau.
Bahkan beliau pernah bekerja menjadi sopir pribadi keluarga Anjar di Jakarta.
Kegemaran beliau juga cukup modern. PB XIII dikenal hobi bermain keyboard dan aktif di Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI).
Kontrasnya kehidupan beliau ini menjadikannya sosok Raja yang unik dan bersahaja.
Baca juga: Lihat Ponsel Anak Buahnya, Menkeu Purbaya Malah Adu dengan Handphone-nya, Ciut: Layar Gue Kecil
Bertakhta di Tengah "Raja Kembar" yang Mengguncang Keraton
Jalan beliau menuju singgasana pada 10 September 2004 pun penuh gejolak. Setelah wafatnya PB XII, Keraton dilanda konflik dualisme kepemimpinan yang sengit.
Dua putra raja, yakni beliau (KGPH Hangabehi) dan adiknya (KGPH Tejowulan), saling mengklaim sebagai penerus takhta.
Konflik "Raja Kembar" ini baru mereda pada tahun 2012 setelah adanya rekonsiliasi damai.
Sejak saat itu, PB XIII pun dikenal sebagai tokoh yang berkomitmen kuat menjaga kelestarian adat Keraton.
Akan Dimakamkan di Tempat Paling Sakral
Untuk prosesi terakhir, jenazah akan dimakamkan sesuai tata adat Keraton di lokasi yang paling sakral bagi para raja Mataram.
“Rencana akan dimakamkan di Astana Raja-Raja Mataram Imogiri, Yogyakarta."
"Sebelumnya, jenazah akan disemayamkan di Pendapa Paningratan, di belakang pendapa utama Keraton,” ujar KPH Eddy Wirabhumi, saat ditemui di Keraton Kasunanan seperti dikutip dari Kompas.com.
Jika tak ada aral melintang, pemakaman direncanakan pada Selasa Kliwon, 4 November 2025, sekitar pukul 13.00 atau 14.00 WIB.
(Tribunnewsmaker.com/Candra)