Breaking News:

Raja Keraton Solo Meninggal

Pemakaman Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Diganti Rabu, Hindari Selasa Kliwon, Weton Alasannya

Rencana pemakaman Raja Keraton Solo, Pakubuwono XIII, yang semula akan digelar pada Selasa, 4 November 2025 diganti pada Rabu 5 November 2025.

Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA dan Tribun Solo/Eka Fitriani
RAJA SOLO MENINGGAL DUNIA - Rencana pemakaman Raja Keraton Solo, Pakubuwono XIII, yang semula akan digelar pada Selasa, 4 November 2025 diganti pada Rabu 5 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Raja Pakubuwono XIII meninggal dunia pada Minggu, 2 November 2025, pagi.
  • Rencana pemakaman yang semula akan digelar pada Selasa, 4 November 2025 diganti pada Rabu 5 November 2025.
  • Ternyata ada alasan tersendiri mereka menghindari pemakaman pada Selasa Kliwon.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pemakaman Raja Pakubuwono XIII yang awalnya direncanakan pada hari Selasa akhirnya digeser ke hari Rabu, 5 November 2025.

Perubahan ini diungkap oleh pegiat sejarah dan budaya Jawa, R. Surojo, yang menilai pergantian hari tersebut memiliki alasan budaya yang kuat.

Sebelumnya, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pakubuwono XIII Hangabehi, wafat pada Minggu, 2 November 2025, pagi.

Sang Raja mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo, Jawa Tengah, tepat pukul 07.30 WIB.

Jenazah Sinuhun Pakubuwono XIII kemudian dibawa kembali ke Keraton menggunakan mobil Toyota Alphard dan tiba sekitar pukul 10.38 WIB.

Rencana awal pemakaman yang dijadwalkan pada Selasa Kliwon, 4 November 2025, kemudian diganti.

Menurut Budayawan R. Surojo, keputusan ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Jawa mengenai hari dan pasaran yang dianggap kurang baik untuk pemakaman.

Baca juga: Potret 7 Anak Kandung Pakubuwono XIII, Ada yang Meninggal, Gusti Purbaya Calon Raja Keraton Solo?

"Kalau orang Jawa, ora elok (tidak baik) memakamkan pada Selasa Kliwon," ungkap Surojo, dikutip dari Tribun Solo, Senin (3/11/2025).

Dalam kepercayaan Jawa, Selasa Kliwon sering dianggap hari yang angker, waktu yang dipercaya sebagai turunnya energi besar alam gaib.

Karena itu, tradisi leluhur menghindari hari tersebut untuk menggelar upacara pemakaman.

"Makanya untuk acara seperti pemakaman, orang tua dulu menghindari Selasa Kliwon," jelasnya.

Sebaliknya, hari Rabu Legi dipandang lebih baik untuk prosesi pemakaman. Pasaran Legi, yang berarti “manis,” diyakini bisa menghadirkan kedamaian, ketenteraman, dan kebaikan bagi arwah almarhum.

“Rabu itu pasaran Legi, artinya manis. Jadi kalau dikebumikan hari itu, harapannya mendapat manisnya kubur, kubur yang tenteram, damai, dan baik bagi arwahnya,” lanjut Surojo.

Dalam tradisi Jawa, pemilihan hari dan pasaran bukan sekadar hitung-hitungan kalender.

Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap arwah leluhur sekaligus upaya menjaga keselarasan dengan tatanan budaya Jawa.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/3
Tags:
Pakubuwono XIIIKeraton Solo
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved