Gatot Nurmantyo Calon Menkopolhukam? Refly Harun Ingat Stigma Anti Jokowi Melekat di Mantan Panglima

Gatot Nurmantyo Calon Menkopolhukam? Refly Harun Ingat Stigma Anti Jokowi Melekat di Mantan Panglima TNI tersebut: Apakah Prabowo masih tunduk pada kemauan Geng Solo ?

Santer beredar kabar Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo disebut-sebut sebagai kandidat kuat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) menggantikan Budi Gunawan yang baru saja tersingkir dalam reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto.

Sempat beredar kabar Gatot Nurmantyo bakal dilantik jadi Menkopolkam menggantikan Budi Gunawan.

Isu ini tak sekadar pergantian kursi. Ia mencerminkan arah politik dan strategi keamanan pemerintahan baru.

Dan di tengah pusaran itu, muncul sosok Gatot Nurmantyo, figur militer keras, nasionalis, dan kerap bersuara lantang melawan dominasi kekuasaan era Jokowi.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, terang-terangan menilai Gatot layak.

“Ya menarik yah, Gatot Nurmantyo sebagai Menkopolkam, apakah anda setuju?” pengamat politik Refly Harun melempar pertanyaan lewat kanal YouTube, Selasa (16/9/2025).

Menurut Refly, Menkopolkam adalah posisi yang menuntut wibawa dan senioritas.

Tak harus militer, tokoh sipil seperti Mahfud MD pun bisa. Namun bila yang ditunjuk adalah Gatot, Refly melihatnya sebagai pilihan yang tepat.

“Kalau Gatot Nurmantyo menjadi Menkopolkam, rasanya layak sekali. Karena urusannya hanya soal politik dan keamanan,” tegasnya.

Namun di balik dukungan itu, terselip tanda tanya besar: akankah Presiden Prabowo benar-benar bebas menentukan, ataukah bayang-bayang “geng Solo”—kelompok loyalis Jokowi—masih ikut menentukan siapa yang berhak duduk di kursi panas Menkopolkam?

“Ini masalahnya. Apakah Prabowo masih tunduk pada kemauan geng Solo?” ujar Refly penuh nada skeptis.

Di titik inilah, Gatot Nurmantyo menjadi figur kontroversial.

Ia dikenal sebagai presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), kelompok yang keras mengkritik Jokowi.

Stigma “anti-Jokowi” itulah yang menurut Refly bisa menjadi batu sandungan terbesar.

Meski begitu, bila benar Prabowo berani menunjuk Gatot, itu bukan sekadar pengisian jabatan kosong.

Itu adalah deklarasi: konsolidasi kekuasaan berbasis loyalitas militer dan simbol perlawanan terhadap rezim sebelumnya.

Sebaliknya, jika pilihan jatuh pada figur teknokratik, arah kebijakan bisa lebih stabil dan kompromis.

Sementara itu, jabatan Menkopolkam masih dipegang ad interim oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, menunggu figur definitif yang akan ditetapkan Presiden.

Tribun Newsmaker