Lagi, Anies Baswedan Kritik Prabowo Soal Lapangan Kerja Susah: Masa Depan Anak Muda Buntu, Frustasi

Anies Baswedan Bongkar Bobrok Lapangan Kerja di Indonesia, Sebut Lulusan IP Bagus pun Frustasi Cari Kerjaan: 'Masa Depannya Buntu!'

TRIBUNNEWSMAKER.COM  - Politisi senior Anies Baswedan kembali melontarkan pernyataan menohok yang langsung menyentil isu krusial di Indonesia yakni sulitnya lapangan pekerjaan bagi anak muda.

Eks Gubernur Jakarta periode 2017-2022 ini blak-blakan menyoroti kondisi yang ia sebut sangat memprihatinkan.

Menurut Anies, kesulitan mencari kerja ini tak hanya dialami oleh lulusan biasa, melainkan juga oleh para sarjana dengan Indeks Prestasi (IP) gemilang!

"Cari kerja terasa amat sulit. Bayangkan seorang anak muda yang baru lulus kuliah IP-nya bagus, CV-nya rapi, rajin ikut pelatihan, semangatnya membara," kata Anies, dikutip dari unggahannya di X, Senin (13/10/2025).

Anies Baswedan menyayangkan, di usia yang sangat produktif, kesempatan kerja yang layak justru tidak memadai.

Semangat membara para fresh graduate perlahan meredup setelah berbulan-bulan menganggur, membuat rasa percaya diri mereka menurun.

Baca juga: 17 Tahun Pura-pura Tak Tahu Diselingkuhi, Kak Jill Pamer ke Maia: Bobo Masih Bareng Tubuh Nempel

Ia membeberkan data miris, di mana tingkat pengangguran anak muda usia produktif (15-24 tahun) berada di atas 15 persen sejak tahun 2016.

"Jadi tidak heran, kalau banyak anak muda itu masa depannya buntu. Mereka melihat orang tuanya kerja keras, tapi gajinya tidak cukup," ucapnya tajam.

Kondisi tersebut, ditambah dengan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak, menimbulkan rasa frustrasi mendalam bagi para pencari kerja.

"Lalu mereka sendiri sulit dapat pekerjaan yang layak. Nah, rasa frustasi ini kita dengar setiap hari. Di rumah, di warung kopi, dan timeline sosial media," sambungnya.

Bukan Salah Anak Muda, Tapi 'Sistem'!

Anies dengan tegas menggarisbawahi, persoalan ini bukan semata-mata karena anak muda kurang berusaha.

Menurutnya, jutaan anak muda kesulitan mencari pekerjaan adalah akibat dari kegagalan sistem.

"Tapi pada sistem yang tidak mampu menyediakan kesempatan. Kuncinya adalah ekosistem kerja yang adil," terangnya.

Baca juga: 5 Tahun Dipacari Dul, Begini Unggahan Tissa Biani saat Syifa Hadju Lebih Dulu Dilamar El Rumi