Breaking News:

Gaya 'Koboi' Menkeu Purbaya saat Sidak Pakaian Ilegal di Cikarang, Tak Tegang Malah Bikin Ngakak!

Seperti inilah gaya 'Koboi' Menkeu Purbaya saat sidak pakaian ilegal di Cikarang Jawa Barat, tidak tegang malah bikin ngakak!

|
Tangkapan Layar YouTube Tribunnews
SIDAK MENKEU PURBAYA - Ekspresi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat inspeksi mendadak (sidak) impor pakaian ilegal di Cikarang membuat petugas dan awak media tertawa. Di sisi lain Komunitas pedagang thrifting Pasar Senen menyusul pernyataan Menkeu Purbaya yang dinilai berpotensi mematikan usaha mereka. 
Ringkasan Berita:
  • Purbaya Yudhi Sadewa saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap impor pakaian ilegal di kawasan Cikarang.
  • Gaya Purbaya saat melakukan sidak justru membuat pengunjung terhibur.
  • Purbaya ingin memastikan bahwa pengawasan terhadap rokok ilegal dan pakaian impor benar-benar dijalankan secara efektif.
 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Momen Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap impor pakaian ilegal di kawasan Cikarang, Jawa Barat, sukses mencuri perhatian.

Dalam kegiatan resmi yang biasanya berlangsung tegang itu, Purbaya justru menghadirkan suasana hangat dan penuh tawa bagi para petugas serta awak media yang hadir.

Kegiatan sidak Menteri yang dijuluki bergaya koboi tersebut dilakukan pada Sabtu (31/10/2025) di Tempat Penimbunan Pabean.

Dalam kunjungannya, Purbaya ingin memastikan bahwa pengawasan terhadap rokok ilegal dan pakaian impor benar-benar dijalankan secara efektif oleh jajaran Bea dan Cukai.

Ia menegaskan bahwa upaya pemberantasan barang ilegal bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga bentuk dukungan terhadap industri dalam negeri.

Dari hasil penindakan kali ini, petugas tidak hanya menemukan pakaian bekas impor, tetapi juga pakaian baru dengan koleksi lama yang didatangkan dari luar negeri secara tidak resmi.

Barang-barang tersebut disita karena diduga kuat melanggar aturan impor dan tidak melalui proses verifikasi yang sah.

Di sela pemeriksaan, tercipta momen lucu yang membuat suasana menjadi cair.

Purbaya tampak spontan mengambil salah satu pakaian hasil sitaan dan mencoba mengukurnya ke tubuhnya sendiri.

Aksi sederhana itu langsung disambut gelak tawa oleh petugas dan awak media yang menyaksikan.

Dengan ekspresi polos dan senyum lebar, ia sempat berujar, “Wah, ukurannya pas juga nih,” seperti dikutip dari Wartakotalive.

SIDAK MENKEU PURBAYA - Ekspresi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat inspeksi mendadak (sidak) impor pakaian ilegal di Cikarang membuat petugas dan awak media tertawa. Di sisi lain Komunitas pedagang thrifting Pasar Senen menyusul pernyataan Menkeu Purbaya yang dinilai berpotensi mematikan usaha mereka.
SIDAK MENKEU PURBAYA - Ekspresi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat inspeksi mendadak (sidak) impor pakaian ilegal di Cikarang membuat petugas dan awak media tertawa. Di sisi lain Komunitas pedagang thrifting Pasar Senen menyusul pernyataan Menkeu Purbaya yang dinilai berpotensi mematikan usaha mereka. (Tangkapan Layar Kompas TV/TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA)

Baca juga: Berantas Impor Baju Bekas Ilegal, Menkeu Purbaya Janji Tangkap Pedagang yang Menolak: Clear Malah!

Kalimat santai itu sontak mengundang tawa dan mencairkan suasana serius sidak menjadi lebih ringan dan akrab.

Momen tersebut menunjukkan sisi humanis seorang pejabat negara yang tetap bisa bersikap hangat di tengah tugas berat.

Namun di balik canda dan tawa itu, terdapat pesan tegas yang disampaikan Purbaya terkait pentingnya pengawasan terhadap barang impor ilegal.

“Kita ingin menegaskan bahwa pemerintah tidak mentolerir peredaran barang impor ilegal. Ini bukan hanya soal pajak atau penerimaan negara, tapi juga soal keadilan bagi industri tekstil lokal yang sedang berjuang,” ujar Purbaya dengan nada serius.

Ia menjelaskan bahwa praktik impor ilegal dapat menimbulkan kerugian besar, bukan hanya bagi negara, tetapi juga bagi pelaku industri dalam negeri yang berusaha bersaing secara sehat.

Barang-barang yang masuk tanpa izin resmi bisa merusak rantai pasok, menurunkan harga pasar, dan mengancam keberlangsungan usaha kecil maupun menengah di sektor tekstil.

Karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan terus memperketat pengawasan di seluruh titik masuk barang, baik di pelabuhan, bandara, maupun gudang penyimpanan di berbagai wilayah.

Purbaya juga menyampaikan apresiasinya kepada para petugas lapangan yang berhasil menggagalkan upaya penyelundupan berbagai komoditas tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran yang bekerja keras. Ini bentuk komitmen nyata kita dalam menjaga perekonomian dan kedaulatan perdagangan nasional,” ujarnya.

Sidak tersebut kemudian diakhiri dengan dialog ringan antara Menteri Keuangan dan para petugas di lapangan.

Dalam obrolan santai itu, para pegawai menceritakan berbagai modus baru penyelundupan, termasuk cara pelaku yang menyamarkan barang impor sebagai donasi atau barang rekondisi untuk mengelabui petugas.

Purbaya tampak menyimak dengan seksama setiap cerita yang disampaikan dan memberikan masukan agar pengawasan ke depan semakin efektif.

Ia juga berpesan agar petugas tetap waspada dan menjaga integritas dalam menjalankan tugas.

Momen sidak kali ini tidak hanya meninggalkan kesan humor karena aksi spontan sang menteri, tetapi juga mempertegas keseriusan pemerintah dalam memberantas praktik ilegal yang merugikan banyak pihak. 

Baca juga: Menkeu Purbaya Baru Tahu Ada Oknum Pegawai Bea Cukai Kebal Hukum: Yang Gak Salah, Saya Lindungin

Pedagang Thrifting Cemas

Di sisi lain, Komunitas pedagang thrifting Pasar Senen secara resmi telah mengirimkan surat ke Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI.

Langkah ini diambil sebagai respons keberatan mereka terhadap wacana pelarangan impor pakaian bekas yang sebelumnya disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Koordinator pedagang thrifting Pasar Senen, Rifai Silalahi, mengatakan surat tersebut berisi permohonan agar DPR memfasilitasi pertemuan antara perwakilan pedagang dan pemerintah guna mencari solusi agar tidak merugikan pelaku usaha kecil.

“Kita sudah masukkan surat ke BAM DPR RI. Sekarang kami sedang menunggu jadwal untuk dengar pendapat. Harapan kami, aspirasi pedagang didengar sebelum ada keputusan resmi,” ujar Rifai ditemui di Pasar Senen, Sabtu (1/11/2025).

Rifai menyebut, ribuan pedagang thrifting di Pasar Senen kini tengah diliputi kecemasan menyusul pernyataan Menkeu Purbaya yang dinilai berpotensi mematikan usaha mereka.

“Pernyataan Pak Purbaya itu mau memberantas thrifting dan mencekik importir. Padahal usaha ini sudah lama kami geluti. Kalau ditutup, kami enggak tahu mau usaha apa,” jelasnya.

Menurut Rifai, seharusnya pemerintah tidak hanya membuat larangan, tetapi juga menyiapkan solusi dan regulasi yang berpihak pada pedagang kecil.

“Kita enggak menolak aturan, tapi tolong dikasih jalan keluar. Kalau dilarang total tanpa solusi, ribuan orang kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

LARANGAN THRIFTING - Koordinator pedagang thrifting Pasar Senen, Rifai Silalahi, menanggapi wacana pelarangan impor pakaian bekas oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
LARANGAN THRIFTING - Koordinator pedagang thrifting Pasar Senen, Rifai Silalahi, menanggapi wacana pelarangan impor pakaian bekas oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA (Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com))

Serupa Tahun 2023

Apa yang dialami para pedagang thrifting di Pasar Senen serupa dengan apa yang mereka alami di tahun 2023 silam.

Di mana kala itu, usaha mereka terancam akan diberantas oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Beruntung setelah melewati berbagai aksi penolakan dari para pedagang, wacana tersebut dibatalkan.

“Kami ingin ada jalan tengah. Dulu tahun 2023 sudah kami usulkan agar thrifting dilegalkan dengan sistem kuota atau dibuat sentra resmi, tapi belum ada tindak lanjut. Kami berharap kali ini DPR bisa bantu dorong,” tegas Rifai.

Saat ini, terdapat sekitar 1.500 pedagang thrifting yang beraktivitas di kawasan Pasar Senen. 

Rifai Silalahi, mengungkapkan bahwa para pedagang kini benar-benar was-was.

Pasalnya, mereka mulai sulit mendapatkan stok pakaian impor yang menjadi sumber utama dagangan mereka.

“Sekarang stok makin sedikit. Dua bulan terakhir sudah mulai susah karena ada penindakan dari Dirjen Pajak," kata Rifai.

Stok Menipis

Rifai mengatakan, mayoritas pakaian impor bekas ini dikirim dari Korea dan Jepang.

Namun, dengan kian sulitnya mendapatkan stok dagangan, para pedagang saat ini hanya menjual stok yang tersisa.

Rifai memperkirakan stok milik pedagang hanya akan bertahan hingga akhir Desember 2025.

“Kalau ditambah lagi larangan dari Menkeu, paling lama stok cuma bertahan sampai bulan depan,” ujar Rifai.

MENTERI KEUANGAN - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memiliki popularitas yang tinggi.
MENTERI KEUANGAN - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memiliki popularitas yang tinggi. (Kemenkeu/Biro KLI-Zalfa'Dhiaulhaq)

Terancam Gulung Tikar

Menurut Rifai, pernyataan Purbaya yang dianggap menekan importir dan menarget pemberantasan pakaian bekas impor justru berpotensi mematikan ribuan usaha kecil.

Di Pasar Senen saja, tercatat lebih dari 1.500 pedagang yang menggantungkan hidup dari bisnis thrifting.

Keberadaan para pedagang thrifting ini yang membuat Pasar Senen masih ramai pengunjung.

“Reaksi kami itu khawatir, karena pernyataan Pak Purbaya seperti mau mencekik importir dan memberantas thrifting. Padahal usaha ini sudah lama kami jalani. Kalau ditutup, kami enggak tahu mau usaha apa,” tegasnya.

Minta Solusi

Ia menilai pemerintah seharusnya tidak hanya membuat kebijakan pelarangan, tetapi juga menyediakan solusi nyata bagi para pelaku usaha kecil yang terdampak.

“Kita enggak menolak aturan, tapi tolong dikasih jalan keluar. Kalau dilarang total tanpa solusi, ribuan orang kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

Respons Pemburu Thrifting

Sedangkan para pemburu thrifting mengungkapkan membeli barang thrifting bukan sekadar karena soal harga yang jauh lebih murah.

"Kalau bisa sih tetap ada thrifting karena ini kan sudah dari dulu dan tergantung minat pembeli," kata Febri (35) yang tengah berburu thrifting di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).

Febri mengatakan, dirinya memang senang berburu thrifting. Ada yang untuk dipakainya sendiri, tapi terkadang juga untuk ia jual kembali melalui online.

Ia mengaku sejauh ini lebih nyaman mengenakan pakaian thrifting ketimbang pakaian produksi lokal dengan harga yang sama.

"Kalau saya kan dari dulu emang belanjanya thrifting, lebih murah, lebih oke aja dan dipakainya itu enak, kualitas ga gampang rusak," kata dia.

Hal senada disampaikan Lutfi (27). Selain soal harga, dirinya membeli thrifting karena ada kenikmatan tersendiri saat bisa mendapatkan barang yang bagus.

"Serunya itu pas lagi nguliknya. Apalagi kalau bisa nawar sampai harganya tuh sesuai yang kita mau. Ada kepuasan tersendiri aja daripada beli di toko biasa," katanya.

Ia pun tak sependapat dengan tudingan bahwa mengenakan pakaian thrifting berdampak pada kesehatan.

"Kan kalau kita beli ya kita cuci. Jadi ya enggak khawatir kalau soal itu (penyakit)," kata dia.

(TribunNewsmaker.com/ Tribunnews)

Tags:
PurbayaMenkeuMenteri KeuanganCikarangBaju Bekas
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved