Dea Lipa 'Sister Hong Lombok' Akhirnya Klarifikasi depan Kamera, Bantah Tudingan Penistaan Agama

Ringkasan Berita:

• Pria bernama asli Deni Apriadi Rahman (23 tahun) mengakui identitas aslinya dan menceritakan memiliki keterbatasan pendengaran akibat kecelakaan masa kecil.
• Dea Lipa dengan tegas membantah narasi yang menuduhnya sebagai penista agama, termasuk tuduhan memakai mukena atau beribadah di shaf perempuan.
• Ia mengaku sangat terluka karena foto-fotonya disebar tanpa izin dengan narasi yang tidak benar dan penuh fitnah.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Nama Dea Lipa, seorang Make-up Artist (MUA) yang viral karena diduga memalsukan identitas sebagai wanita tulen, akhirnya pecah tangis dan memberikan klarifikasi.

Ia sempat dijuluki "Sister Hong Lombok" setelah dituding meresahkan dan merugikan klien yang mengira MUA tersebut adalah wanita.

Setelah banjir kecaman, pria yang memiliki nama asli Deni Apriadi Rahman ini berani mengakui identitas aslinya ke publik.

Fakta Pilu di Balik Sosok Dea Lipa

Deni Apriadi Rahman, yang kini berusia 23 tahun dan berasal dari Kabupaten Lombok Tengah, ternyata menyimpan kisah pilu.

Ia mengaku memiliki keterbatasan pendengaran akibat kecelakaan yang dialaminya sejak kecil.

"Saya mengalami kecelakaan ketika berusia sekitar 10 tahun," ungkap Deni.

Baca juga: Sosok Heru Pambudi, Pegawai Kemenkeu yang HP-nya Bikin Purbaya Yudhi Minder, Prestasinya Mentereng

Ia juga mengaku hanya menamatkan pendidikan sampai bangku sekolah dasar.

Setelah neneknya wafat, Deni harus berhenti sekolah karena mengalami perundungan dan terkendala biaya.

"Karena pada masa itu, saya mengalami perundungan, dan tidak memiliki cukup dukungan untuk melanjutkan sekolah setelah nenek saya wafat ketika saya kelas 6 SD," terangnya.

Berbekal kemandirian, Deni belajar make-up secara otodidak dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dari profesinya itu, sekaligus memperoleh rasa percaya diri.

Bantah Keras Tuduhan Penista Agama

Terkait viranya foto dan narasi di media sosial, Deni mengaku sangat terpukul. Ia bahkan sampai menangis terbata-bata saat menjelaskan penderitaannya.

"Semua akun media sosial memposting foto-foto saya, beserta narasi yang tidak benar, penuh fitnah, dan sangat melukai perasaan saya," ujar Deni.

Ia mengaku tidak mengenal dan tidak pernah memberikan izin kepada pemilik akun yang menyebarkan foto-fotonya.

Paling menyakitkan, Deni menyayangkan dirinya dijuluki sebagai Sister Hong dari Lombok dan dituduh melakukan hal-hal yang tidak ia lakukan, termasuk tudingan sensitif soal agama.

Baca juga: Perilaku Aneh Terduga Pelaku Sebelum Ledakan SMAN 72, Polisi Temukan Fakta Mengejutkan di Rumahnya

"Bahkan menuduh saya sebagai penista agama," lanjutnya.