Sosok
Gusti Purbaya Calon Raja Keraton Solo Penerus Pakubuwono XIII, Adik Sinuhun Singgung Wasiat: Tunggu
Gusti Purbaya calon kuat raja baru Keraton Solo penerus Pakubuwono XIII, adik Sinuhun singgung soal wasiat: 'Tunggu saja nanti'
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ia mengingat pesan terakhir sang raja yang selalu menekankan pentingnya rukun dan satu suara di antara keluarga.
“Semoga rukun seperti yang sudah didawuhkan Sinuhun. Apa yang beliau dawuhkan terlaksana,” ucap GKR Timoer Rumbai.
Menurutnya, kerukunan menjadi kunci agar Keraton Kasunanan Surakarta dapat terus lestari dan dihormati oleh masyarakat luas.
“Karena ada dua putra laki-laki jadi saya berharap semua satu suara dan saling mendukung. Mana yang akan memimpin yang lainnya juga akan memimpin. Itu harapan saya,” sambungnya.
Ia juga meminta agar semua pihak di dalam keraton bisa menahan diri dan tidak memperkeruh suasana dengan klaim sepihak.
Proses penentuan raja baru, katanya, seharusnya dilakukan secara musyawarah dan penuh kebijaksanaan, bukan dengan persaingan terbuka.
Kini, masyarakat Solo dan para abdi dalem menanti dengan penuh harap siapa yang akan resmi dinobatkan sebagai Sinuhun Pakubuwana XIV, penerus tahta raja terdahulu.
Keputusan itu bukan hanya soal garis keturunan, tetapi juga menyangkut kelestarian adat, kehormatan, dan masa depan Keraton Kasunanan Surakarta sebagai simbol budaya Jawa.
Baca juga: Raja Solo Sinuhun Pakubuwono XIII Wafat, Ini Sosok 6 Anak-anaknya, 4 Putri dan 2 Pangeran Keraton
Kondisi Terakhir Pakubuwana XIII
Diketahui, Pakubuwana XIII meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) pagi, di Rumah Sakit Indriati, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pakubuwana XIII mengembuskan napas terakhirnya pada usia 77 tahun sekitar pukul 07.30 WIB.
Kerabat Keraton Solo, KPH Eddy Wirabhumi, mengungkapkan Pakubuwana XIII memang mengalami komplikasi selama dirawat di rumah sakit.
Ia mengatakan Pakubuwana XIII sempat dirawat di rumah sakit sebelum tradisi Adang Dal digelar pada 7 September 2025.
Adang Dal adalah tradisi ritual kuno di Keraton Solo yang dilakukan setiap delapan tahun sekali pada Tahun Dal, di mana Sinuhun secara pribadi menanak nasi menggunakan pusaka leluhur Dandang Kiai Duda.
Ritual ini bukan sekadar memasak, melainkan simbol penghormatan, doa, dan rasa syukur yang mendalam.
Namun, menurut Eddy, Pakubuwana XIII diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.