Berita Viral
Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta 54 Orang, Siswa, Guru hingga Penjaga Kantin, 6 Dikabarkan Kritis
Korban ledakan di SMAN 72 Jakarta berjumlah 54 orang, siswa, guru hingga penjaga kantin, 6 dikabarkan kritis.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Menurut P, korban terbanyak berasal dari kalangan siswa laki-laki yang sedang berada di masjid ketika ledakan pertama mengguncang.
“Yang korban laki-laki karena lagi pada jumatan. Korban paling banyak di masjid karena itu ledakan pertama,” ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa beberapa siswa sempat menolong teman-temannya yang luka dengan peralatan seadanya sebelum bantuan medis datang.
Sebelum ambulans tiba di lokasi, para korban dievakuasi secara cepat menggunakan kendaraan milik guru dan juga dibantu oleh pihak Kelurahan Kelapa Gading Barat, yang kebetulan lokasinya bersebelahan dengan sekolah.
"Awalnya dibawa balai kesehatan TNI AL yang di dekat sekolah tapi karena enggak nampung akhirnya dibawa ke rumah sakit lain," ucapnya.
Tindakan cepat itu diyakini membantu menyelamatkan nyawa sejumlah korban yang mengalami luka cukup serius.
Hingga kini, pihak kepolisian dan tim penjinak bom dari Polda Metro Jaya telah diterjunkan untuk menyelidiki penyebab pasti dari ledakan beruntun tersebut.
Area sekolah telah dipasangi garis polisi untuk mencegah masyarakat mendekat, sementara tim forensik terus melakukan olah tempat kejadian perkara.
Kejadian ini meninggalkan luka mendalam bagi warga sekolah, terutama bagi para guru dan siswa yang menjadi saksi langsung.
Banyak pihak berharap aparat dapat segera mengungkap apa penyebab sebenarnya di balik ledakan ini agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Baca juga: Tante F Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta Nangis Histeris, Sebut Ortu Ponakannya di Luar Negeri: Jauh
Alami Gangguan Telinga
Siswa lainnya, Budi (bukan nama sebenarnya) mengaku menyaksikan banyak temannya yang terluka dan berdarah sesaat setelah ledakan.
Bahkan, lanjut dia, dirinya juga melihat beberapa telinga temannya berdarah.
Di sisi lain, sejumlah siswa mendatangi IGD RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat dengan keluhan gangguan pendengaran.
Mereka yang datang dengan keluhan gangguan pendengaran terlihat tidak mengalami luka terbuka dan mampu berjalan menuju ke dalam ruang perawatan.
Budi pun terlihat mengarahkan temannya yang datang untuk memeriksakan pendengarannya.