Breaking News:

Teka-teki Perut Wiranto yang Tak Berdarah saat Ditusuk Terkuak, Ini Penjelasan Dokter

Perut Wiranto tak keluarkan darah saat ditusuk jadi pro kontra, begini penjelasan tenaga ahli RS Gatot Soebroto, Ali Ngabalin.

Editor: Desi Kris
Twitter @Airin_NZ dan Instagram Wiranto
Mengapa Wiranto Jadi Target Sasaran 

Ada yang berpendapat kasus penusukan Wiranto hanya rekayasa karena tak melihat adanya darah.

Pisau yang diduga digunakan pelaku untuk menyerang Menkopolhukam Wiranto
Pisau yang diduga digunakan pelaku untuk menyerang Menkopolhukam Wiranto (Ist)

Tenaga Ahli Deputi IV KSP Ali Mochtar Ngabali atau Ali Ngabalin memaparkan penjelasan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto terkait darah dan luka yang diderita oleh Wiranto.

Menurut Ali Ngabalin dari keterangan dokter, Wiranto menderita luka tusukan dengan kedalam sekitar 10 sentimeter.

"menurut keterangan pak Terawan dua tusukan, kedalamanya sekitar 10 cm, " kata Ali Ngabalin.

Menurut keterangan dokter, kata Ali Ngabalin, darah yang keluar dari tubuh Wiranto akibat luka tusuk itu memang tidak banyak.

"kalau dari luar darahnya memang tidak terlalu banyak , tetapi karena dalam dinding perut itu senjata tajam menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter, jadi memang ada masa yang kita khawatirkan kemarin," kata Ali Ngabalin dikutip dari tayangaan Dua Sisi Tv One.

 

Wiranto ditusuk orang tak dikenal di Banten, Kamis (10/10/2019).
Wiranto ditusuk orang tak dikenal di Banten, Kamis (10/10/2019). (Ist)

Dokter menjelaskan, lanjut Ali Ngabalin, luka sobek pada perut kiri Wiranto sepanjang 6 sentimeter.

"tersobek dari kiri ke kanan dua tusukan itu sekitar 6 centi jadi menembus perut sampai ke usus kecil menurut keterangan dokter," kata Ali Ngabalin.

Kepala Pusat Riset Kajian Terorisme Benny Mamoto juga menanggapi isu penusukan terhadap Wiranto hanya sebuah rekayasa.

Benny Mamoto memintaa publik untuk tidak berkomentar terlalu dini.

"dengan beredarnya berbagai komentar termasuk di medsos, kalau boleh terlalu dini ataupun dengan tujuan tertentu ini sebaiknya direm, " kata Benny Mamoto di Dua Sisi TV One.

"semua kasus terorisme akan digelar di pengadilan, disitulah akan ada pembuktian secara terbuka, ketika nanti hasil di pengadilan pembuktian bertolak belakang dengan yang ditulis, ada UU ITE, ini yang kami ingatkan," tambahnya.

Menurut Benny Mamoto, spekulasi bahwa kasus penyerangan terhadap Wiranto hanya rekayasa tidak bisa dibenarkan sebelum adanya pembuktian dari polisi.

Menkopolhukam Wiranto diserang, Kamis (10/10/2019).
Menkopolhukam Wiranto diserang, Kamis (10/10/2019). (Istimewa)

"naaah, betul, berbagai macam kometar itu terlalu dini, jadi marilah kita tunggu, kita tunggu konferensi pers dari polri soal pengungkapan jaringan, ini perlu waktu, " kata Benny Mamoto.

Benny Mamoto menjelaskan bahwa serangan terorisme selalu saja ada pesan yang disampaikan.

Halaman
1234
Tags:
WirantoBenny Mamotopenusukan WirantoPandeglangAli Ngabalin
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved