Tak Cuma Penyelundupan Barang Mewah, Ini 7 Kasus Lain Garuda di Era Kepemimpinan Ari Askhara
Berikut 7 kasus lain yang dialami Garuda Indonesia di masa kepemimpinan Ari Askhara selama setahun menjabat sebagai Direktur Utama.
Editor: Desi Kris
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sepekan ini publik dihebohkan dengan ksus penyelundupan yang dilakukan oleh Dirut Garuda Indonesia Ari Askhara.
Ari Askhara diketahui telah menyelundupkan Harley Davidson dan sepeda Brompton.
Akibatnya, Ari Askhara kini telah resmi dipecat langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Jabatan Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia baru saja berjalan satu tahun.
• 5 Kebijakan Mantan Dirut Ari Askhara, dari Memindah Bawahan Hingga Pertunjukan Musik di Pesawat
Ia menggantikan Pahala Mansury melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia Tbk pada 12 September 2018.

Sebelum menjadi Dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara menjabat sebagai Dirut Pelindo III.
Ari Askhara juga sempat menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Garuda.
Tak hanya kasus penyelundupan barang mewah, inilah deretan kasus lain Garuda Indonesia di era kepempimpinan Ari Askhara selama satu tahun.
1. Dugaan duopoli Garuda Indonesia dengan Lion Air
Awal tahun 2019, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pemeriksaan atas 2 maskapai penerbangan terkait indikasi praktik kartel atau duopoli kenaikan tarif tiket pesawat dan biaya kargo.
Mereka adalah Garuda Indonesia Group, yakni Garuda Indonesia, Citilink Indonesia dan Sriwijaya Air serta Lion Air Group (Lion Air, Batik Air dan Wings Air)
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan sejak Februari, pada 5 Juli lalu KPPU memutuskan untuk menaikkan penyelidikan kasus kartel tiket pesawat ke tingkat pemberkasan.
2. Rangkap jabatan direktur Garuda Indonesia
21 Januari 2019, KPPU mengumumkan hasil penyelidikan atas dugaan pelanggaran rangkap jabatan direksi Garuda Indonesia di susunan komisaris Sriwijaya Air.
Nama Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah, dan Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo juga menjabat sebagai Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Sriwijaya Air, pasca Sriwijaya Air yang memutuskan bergabung menjadi bagian dari Garuda Indonesia Group.