Banjir di Surabaya Surut dalam Waktu 3 Jam, Ini Langkah yang Dilakukan Bu Risma
Berikut langkah yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atasi banjir yang bisa surut dalam waktu 3 jam.
Editor: Desi Kris
"Kita tidak tahu apa rahasia Tuhan, tapi kita berusaha sebagai manusia kita wajib untuk berusaha keputusan di tangan Tuhan," ujar Risma.

Cek Rumah Pompa & Saluran Air
Sebelum itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga sudah mengecek rumah pompa dan saluran air di Surabaya, Rabu (1/1/2020).
Peninjauan semacam ini, memang belakangan kerap dilakukan oleh Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini.
Risma meninjau di dua kawasan di Surabaya timur, yakni di kawasan Wonorejo serta Gununganyar.
• Dengar Penjelasan Anies Baswedan Soal Banjir, Ustaz Yusuf Mansur Singgung Beratnya Jadi Pemimpin
Di lokasi pertama, Wonorejo, Risma mengaku ingin memastikan secara langsung kemampuan rumah pompa itu.
Pasalnya, di rumah pompa itu sebelumnya telah ditambahkan dua pompa air dan genset untuk menambah kapasitas tarikan debit air di kawasan Surabaya timur.
"Saya ingin ngetes kekuatan saluran air ini," kata Risma.
Risma mengatakan, sengaja menambahkan genset di rumah pompa itu, sebab rumah pompa yang berdiri di kawasan lindung itu tak bisa dialiri listrik untuk operasional.
Dirinya pun mengaku berharap rumah pompa itu dapat mengatasi air di saluran warga serta jalanan.
"Targetnya air yang menggenang itu nanti dalam waktu tiga jam sudah habis," terang Risma.
Risma pun melanjutkan tinjauannya ke lokasi kedua.
Di lokasi ini, Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu memberikan instruksi langsung kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya.
"Mengeruk sedikit pinggiran sungai dan dibentuk lebih terasiring," kata Erna Purnawati, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya.

Anies Pernah Tunjukkan Konsep Vertical Drainage
Jakarta dan sekitarnya masih tergenang banjir hingga saat ini, Kamis (2/1/2020).
Curah hujan yang tinggi sejak Selasa (31/12/2019), menyebabkan banjir melanda kawasan Ibu Kota.
Gubernur DKI, Anies Baswedan pernah menjelaskan konsep mecegah banjir saat debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua.
• Tanggapi Sindiran Basuki Hadimuljono Soal Normalisasi Sungai Ciliwung, Anies: Mohon Maaf Pak Menteri
Ketika itu moderator menanyakan maksud dari program kerja Anies Baswedan yakni zero run-off atau nol limpahan untuk menangani masalah banjir.
Anies Baswedan mengatakan jika konsep vertical drainage adalah air hujan dimasukkan ke bumi, bukan dikirimkan ke laut.
"Mengenai air, konsepnya adalah vertical drainage."
"Air hujan ini rahmat dari Allah, dari Tuhan."
"Rahmat yang diturunkan untuk dimasukkan ke bumi bukan sesegera mungkin dikirim ke laut."
"Yang dilakukan sekarang masuk kirimkan ke laut," ujarnya, dilansir melalui YouTube OfficialiNews, Jumat (27/1/2017).
Saat itu, Anies Baswedan berencana akan memperbanyak sumur-sumur resapan.
"Bumi kita tidak diresapi oleh air karena itu yang kita lakukan adalah memperbanyak sumur-sumur resapan di tiap kampung, di tiap rumah, di tiap jalan," ungkap pria 50 tahun ini.
Hal ini dilakukan agar tanah di Jakarta berisi air kembali.
"Di samping kanal-kanal dan sungai pun kita siapkan lubang ke dalam. Sehingga tanah di bawah Jakarta berisi air kembali," ujarnya.
Anies Baswedan juga menyampaikan, apabila tanah di Jakarta makin sedikit air, maka konsep yang dia usung vertical drainage, bukan horizontal drainage.
"Hari ini tanah di Jakarta makin sedikit air karena satu penyedotan yang kedua suplai masuk ke dalamnya hampir tidak ada."
"Karena konsep yang dilakukan adalah horisontal drainage."
"Dialirkan secara horisontal, efeknya dikirimkan semua ke laut," imbuh mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Kini, sebanyak 31 ribu warga dari berbagai wilayah di Jakarta telah mengungsi.
BMKG memperkirakan hujan akan terus mengguyur Jakarta hingga 7 Januari 2020.
Hingga saat ini, tercatat korban meninggal akibat bencana banjir sebanyak 16 orang.
Menanggapi masalah banjir yang melanda wilayahnya, Anies Baswedan tidak mau menyalahkan pihak manapun terkait banjir yang melanda ibu kota.
"Kami sampaikan pada semua, Pemprov DKI Jakarta tidak mau menyalahkan siapa pun, saya tidak akan menyalahkan siapa pun dan tidak bicara salahnya hujannya banyak," kata Anies Baswedan.
Pernyataan tersebut disampaikan Anies Baswedan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Rabu (1/1/2020).
Lebih lanjut, Anies Baswedan menyampaikan Pemprov DKI akan bertanggung jawab menanggulangi masalah banjir saat ini.
"Faktanya ada banjir dan faktanya kita harus bereskan masalah ini," ungkap Anies Baswedan.
Menurut Anies Baswedan, saat ini prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mengevakuasi masyarakat dari banjir.
Sehingga, harapannya tidak ada korban akibat hujan dengan curah tinggi yang mengguyur Jakarta.
"Sekarang fokus kami adalah pada penanganan keselamatan warga."
"Memastikan bahwa seluruh kebutuhan pokok dan dasarnya terpenuhi," jelas Anies Baswedan.
Lalu, cara siapa yang efektif menangani banjir? (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jatim dengan judul Beda Cara Wali Kota Risma & Gubernur Jakarta Anies Baswedan Tangani Banjir, Mana yang Efektif?