Wabah Virus Corona, Mahasiswa Indonesia Ungkap Kondisi di Wuhan: Dibilang Kota Mati Itu Berlebihan
Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Wuhan, Muhammad Aris Ichwanto (29) membeberkan kondisi sebenarnya di Wuhan, China setelah Virus Corona mewabah.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ketua Mahasiswa Indonesia di Central China Normal University itu juga menyayangkan video-video viral yang dibubuhi narasi hoaks tentang kondisi Wuhan saat ini.
Pasalnya kata Aris, mahasiswa Indonesia juga heran dengan persepsi orang Indonesia yang menganggap Kota Wuhan dalam keadaan genting.
"Saya saja baru dengar ramai-ramai virus corona di Indonesia, saya pulang tanggal 13 Januari, keluarga tanya soal Corona, saya malah tidak tahu," ujar pria asal Malang itu.
Hal yang sama, kata Aris, juga dialami teman-temannya.
Banyak teman-temannya yang pulang di tanggal 18 dan 19 Januari mengaku, mereka bingung dengan persepsi masyarakat Indonesia yang sudah heboh dengan Virus Corona.
"Karena, saya dengar kabar dari forum mahasiswa, kata mereka sampai tanggal 18 dan 19 Januari Wuhan masih biasa saja, gak ada yang aneh, tapi memang tanggal 23 Januari pemerintah Wuhan tetapkan Lock Down," jelas Aris.
Sampai saat ini, kata Aris, mahasiswa Indonesia yang berada di Wuhan khususnya di kampusnya terpantau dalam keadaan sehat.
Pihak kampus selalu mengecek kondisi kesehatan mahasiswa khususnya yang tinggal di asrama kampus.
"Setiap hari kami laporkan suhu badan kita, dan dari laporan yang saya terima alhamdulilah semua teman-teman sehat," ujarnya.

Selama ini, kata Aris, pihaknya terus berkoordinasi dengan mahasiswa Indonesia di Wuhan khususnya yang berada di kampusnya. Di Central China Normal University tersisa mahasiswa 28 mahasiswa dari 60 mahasiswa Indonesia. Sebagian besar dari mereka disebut sudah pulang ke Indonesia karena libur semester.
Diberitakan sebelumnya Virus Corona tengah mewabah di beberapa negara.
Virus itu diduga berasal dari pasar makanan ekstrim di Kota Wuhan, China.
Sampai saat ini dilaporkan ribuan penduduk Wuhan sudah tertular virus tersebut. Pemerintah Wuhan pun telah melakukan pembatasan akses sejak 23 Januari 2020 lalu.
Grup mahasiswa di Wuhan laporkan kondisi di Wuhan Selasa (28/1/2020)
Sebelumnya diberitakan, rumah sakit khusus untuk menangani korban terkena infeksi coronavirus dibangun dengan waktu 10 hari.