WNI di Wuhan Akan Dipulangkan Pemerintah, Lalu Dikarantina 14 Hari untuk Mencegah Penyebaran Corona
Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Wuhan, China segera dipulangkan oleh pemerintah dan hendak dikarantina.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Wuhan, China segera dipulangkan oleh pemerintah dan hendak dikarantina.
Mewabahnya Virus Corona di Wuhan, China membuat pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan para WNI yang ada di sana.
Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk segera mengevakuasi para WNI yang ada di Wuhan.
Rencana evakuasi telah dipersiapkan pemerintah.
Nantinya para WNI yang sudah dipulangkan akan dikarantina terlebih dahulu.
Proses karantina dilakukan selama 14 hari.
Hal itu sebagai langkah untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
• Wabah Corona, Mahasiswa Indonesia di China Mulai Kesulitan Makanan, Banyak Toko Tutup, Ini Videonya
Seperti yang diberitakan, mewabahnya Virus Corona di Kota Wuhan, China membuat WNI yang berada di sana tidak bisa pulang.
Mereka diisolasi dan tidak boleh keluar kecuali dalam keadaan mendesak, seperti membeli bahan makanan.
Transportasi umum juga dihentikan sementara.
Selain itu, jalur masuk Kota Wuhan juga ditutup oleh pemerintah setempat guna pencegahan penyebaran virus.

Mengenai hal itu, WNI yang berada di China akan dievakuasi dan dikarantina di Indonesia.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu, mereka yang dievakuasi akan menjalani masa karantina setibanya di Indonesia.
"Kita punya skenario yang sudah dibuat, skenario karantina," kata Wiendra di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020).
Wiendra mengatakan, karantina dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Mekanisme ini, kata dia, sesuai dengan standar operasional prosedur yang ditetapkan oleh dunia kesehatan internasional.
Pemerintah akan memberlakukan masa karantina untuk para WNI yang dipulangkan dari Wuhan sepanjang 14 hari. Selama itu, kondisi kesehatan mereka akan terus dipantau.
• Deretan Hoax Soal Virus Corona, Bisa Menular Lewat HP Xiaomi hingga Korban Meninggal di Singapura
"Selama di karantina harus ada perawat, dokter spesialis paru, petugas jiwa kesehatan yang mengontrol olahraga, ada diatur gizinya," ujar Wiendra.
Hingga saat ini, lanjut Wiendra, pemerintah belum memutuskan lokasi karantina bagi para WNI yang dipulangkan dari Wuhan.
Namun, ia memastikan, karantina tidak dilakukan di rumah sakit.
Lokasi yang disiapkan untuk karantina adalah bangunan yang dipastikan nyaman dan aman.
"Yang jelas kami telah melakukan skenario karantina yang telah menjadi standar prosedur," kata Wiendra.
Diberitakan, pemerintah berencana memulangkan para WNI yang kini masih berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Koordinasi melalui jalur diplomasi pun dilakukan antara Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Luar Negeri China, agar rencana evakuasi tersebut dapat segera dilaksanakan.
"KBRI juga terus berkoordinasi dengan Kemlu China dan pemerintah Provinsi Hubei untuk akses bantuan logistik dan upaya pemulangan WNI ke Tanah Air," demikian bunyi keterangan tertulis resmi yang dikeluarkan Kemenlu, Rabu (29/1/2020).
Saat ini, ada 243 WNI yang berada di Provinsi Hubei yang tersebar di tujuh lokasi termasuk di Kota Wuhan.
KBRI pun terus memantau guna memastikan kondisi WNI di Wuhan dalam keadaan baik, serta kebutuhan hidup sehari-hari masih terpenuhi.
Selain itu, KBRI juga telah membentuk posko di Kota Changsa, kota yang terdekat dengan Hubei, untuk mempermudah pemantauan dan penyampaian bantuan. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seluruh WNI yang Dipulangkan dari Wuhan Akan Dikarantina"

Presiden Jokowi Instruksikan WNI di Wuhan dan Provinsi Hubei Segera Dievakuasi
Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) telah menginstruksikan agar Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan dan di Provinsi Hubei segera dievakuasi.
Perintah Jokowi ini tentunya untuk mencegah agar WNI yang berada di Wuhan berada di tempat yang lebih aman, agar tidak terjangkit Virus Corona.
Sejak awal merebaknya 31 Desember 2019 di Kota Wuhan, Virus Corona telah menyebar secara cepat di belasan negara.
Virus mematikan ini juga menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.
Sementara itu, ribuan orang terinveksi Virus Corona.
Mengenai hal itu, Presiden Jokowi pun menginstruksikan agar WNI yang berada di Kota yang menjadi sumber mewabahnya virus tersebut segera dievakuasi.
Keputusan ini diambil oleh Presiden setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, dan Kepala BNPB Doni Monardo di ruang tunggu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis sore, 30 Januari 2020.
“Tadi Bapak Presiden sudah memerintahkan agar evakuasi WNI Provinsi Hubei dilakukan segera,” ucap Retno usai pertemuan kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Sementara itu, Mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan tidak khawatir dengan studi mereka yang terbengkalai kalau dievakuasi oleh Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) karena virus corona.
Pasalnya, libur akhir semester mereka juga diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan.
"Kalau dievakuasi sampai saat ini kita juga gak tahu bagaimana ke depannya, tapi kebetulan pemerintah China sendiri memutuskan untuk memperpanjang akhir semester tahun ini," kata Central China Normal University (CCNU) Wuhan Eva Taibe (37) saat dikonfirmasi lewat telepon Kamis (30/1/2020).
Kata Eva, saat virus corona menyebar kebetulan studi di Kota Wuhan tengah jalani libur akhir semester.
Libur akhir semester itu sudah dimulai sejak 13 Januari lalu.
Seharusnya kata Eva libur akhir semester berlangsung sampai 12 Februari.
Namun karena penyebaran virus corona pemerintah Cina perpanjang masa libur sampai waktu yang tidak ditentukan.
"Kita belum dikasih kejelasan sampai kapan libur kuliah, tapi pihak kampus mengatakan informasi lebih lanjut akan diumumkan 12 Februari mendatang, mungkin lihat situasi di Kota Wuhan sendiri," kata Eva.
Sampai saat ini kata Eva pihak kampus juga telah memperketat lingkungan kampus sejak 23 Januari 2020.
Tidak sembarang warga bisa masuk ke dalam kampus.
Selain itu mahasiswa yang teridentifikasi sakit juga tidak boleh berobat ke luar lingkungan kampus.
"Kami kalau sakit jadi dirujuk ke Rumah Sakit kampus, karena sangat bahaya sekali ya kalau ke Rumah Sakit luar kampus melihat situasi penyebaran virus yang semakin masif," kata Eva.
Diberitakan sebelumnya pemerintah Indonesia berencana memulangkan WNI yang masih berada di Kota Wuhan.
Rencana pemerintah disambut baik oleh mahasiswa Indonesia di kota tersebut.
Namun sampai saat ini mereka belum mendapatkan kepastian tanggal dan teknis kepulangan. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Presiden Instruksikan Segera Evakuasi WNI di Wuhan dan Provinsi Hubei