Soal Desakan Pembuatan Pansus Jiwasraya, Erick Thohir: Jangan-jangan yang Teriak Takut Dibongkar
Erick Thohir sebut desakan pembuatan pansus kasus Jiwasraya sebagai bentuktekanan ke pemerintah:'Jangan-jangan yang teriak takut dibongkar'
Editor: Irsan Yamananda
Sebab, ditegaskannya, Partai Demokrat merupakan pihak yang selama ini mendesak dibentuknya Pansus Jiwasraya dalam Komplek Parlemen Senayan.
"Meneg BUMN ini karena akal pendek malah menuding kita yang desak bongkar kasus jiwasraya ini terlibat di dalamnya. Sadis," tulis Benny K Harman.
• 100 Hari Pemerintahan Jokowi, Kinerja Erick Thohir & Nadiem Makarim Dinilai Baik Tapi Ada Kendala
• Krakatau Steel Miliki 60 Cucu Usaha, Erick Thohir Tersenyum: Ini Keluarga Besar Juga
Walau begitu, Benny K Harman menyinggung soal keterlibatan Harry Prasetyo yang kini ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Jiwasraya.
Sebab, Harry Prasetyo diketahui merupakan Tim Sukses Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019) lalu.
"Tapi omong2, apakah Anda ini yang dgn Harry Prasetyo masuk Timses mobilisasi dana Pilpres kali lalu itu? Jujur bung, Rakyat Monitor!," tambahnya.
Harry Prasetyo Ditetapkan Tersangka Kasus Jiwasraya
Dikutip dari Kompas.com, nama mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Harry Prasetyo turut ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung, Selasa (14/1/2020).
Harry menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang terjadi di asuransi pelat merah itu, yang diduga berpotensi merugikan keuangan negara sebesar Rp 13,7 triliun.
Nama Harry sebelumnya sempat ramai dibicarakan karena pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP).

Posisi itu dijabat setelah Harry keluar dari Jiwasraya pada 2018.
Di perusahaan asuransi itu, Harry menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 2008.
Kiprah jebolan Pittsburgh State University, Amerika Serikat, itu cukup cemerlang sehingga mampu membuat kondisi keuangan perseroan semakin sehat.
Akibatnya, ia kembali didapuk untuk posisi yang sama sejak 2013 hingga 2018.
Terkait posisinya di KSP, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, dirinya tak pernah melindungi Harry.
Ia menyatakan, persoalan Jiwasraya diketahui pertama kali muncul pada tahun 2006.