Viral Perkataan Menkes Terawan Salahkan Pembeli Masker Harga Tinggi, 'Enggak Usah Pakai'
Perkataan Menkes Terawan menjadi viral setelah salahkan pembeli masker yang harganya tinggi, ungkap masker hanya untuk yang sakit?
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ucapan Menkes Terawan baru-baru ini menjadi viral.
Menkes Terawan mengatakan mengapa masih membeli masker yang harganya tinggi.
Setelah menjadi viral, banyak pihak yang tersinggung dengan ucapan Menkes Terawan.
Perkataan Menkes Terawan menjadi viral setelah salahkan pembeli masker yang harganya tinggi, ungkap masker hanya untuk yang sakit?
Merebaknya virus Corona di Asia membuat masyarakat Indonesia menjadi was-was.
Semenjak banyaknya pemberitaan mengenai virus Corona, harga masker menjadi melambung.
Harga masker sebelumnya dijual di pasaran dengan harga 20 ribu.

Kini, harga masker mengalami kenaikan yang cukup drastis mencapai ratusan ribu rupiah.
Sebagai Menteri Kesehatan, dokter Terawan Agus Putranto dimintai jawaban pertanyaan seputar mahalnya harga masker tersebut.
Namun, jawaban dokter Terawan justru membut publik semakin mencibirnya.
Menkes Terawan malah berkata salah masyarakat kenapa membeli masker.
Publik di media sosial pun tampak terkejut dengan pernyataan tersebut.
Bahkan 'Salah Siapa Membeli' menjadi trending topic di Twitter.
Selain itu, Menkes Terawan juga mengatakan jika masker diperuntukan untuk masyarakat yang sakit saja.
"Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu 15 Februari 2020.
Terawan menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.
Harusnya, kata dia, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar.
Namun ia melihat, pasca munculnya virus Corona di China, masyarakat Indonesia justru ramai-ramai menggunakan masker meski dalam kondisi sehat.
"Enggak usah (pakai masker). Masker untuk yang sakit," kata dia.
Menurut Terawan, perwakilan dari World Health Organization (WHO) di Indonesia juga memiliki pendapat serupa.
"Dr. Paranietharan dari WHO bilang, enggak ada gunanya (orang sehat pakai masker). Untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Tapi yang sehat enggak perlu," kata dia.
Saat ditanya lebih jauh apakah pemerintah akan turun tangan dalam mengatasi melambungnya harga masker ini, Terawan tak memberi jawaban tegas.
Namun ia hanya menegaskan bahwa melambungnya harga masker karena mekanisme pasar.
"Itu kan pasar begitu, kalau dibutuhkan banyak harga naik, kalau orang nyari malah justru makin mahal. Kan begitu, tapi kalau enggak ada yang nyari turun sendiri harganya," ucap dia.
Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan beberapa media internasional. Salah satunya Reuters yang menyoroti kenaikan hingga 10 kali lipat dari harga asli.
Bambang Darmadi, seorang penjual peralatan kesehatan salah satu toko di Jakarta, menyebutkan, satu kotak masker biasa berisi 50 lembar saat ini dijual seharga Rp 200.000.
Padahal, harga normal sebelum wabah virus corona terjadi adalah Rp 20.000. Menurut Darmadi, lonjakan harga masker berkisar sampai Rp 10.000 setiap harinya.
Sementara itu, media Pemerintah Singapura, Straits Times, dalam judul berita "Coronavirus: Price of a box of N95 masks cost more than a gram of gold in Indonesia" melaporkan bahwa harga satu kotak masker N95 sebanyak 20 lembar mencapai Rp 1,5 juta.
Harga tersebut melebihi nilai satu gram emas yang saat ini berkisar Rp 800.000.
Media ini juga melaporkan kenaikan harga lebih tinggi untuk masker biasa. Satu kotak berisi 50 lembar mencapai Rp 275.000 dengan harga normal kisaran Rp 30.000.
(Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Harga Masker Tinggi, Menkes: Salahmu Sendiri Kok Beli

Fakta Menteri Kesehatan dr. Terawan, Akan Serahkan Gaji Pertamanya Untuk BPJS, Ini Maksud Aksinya
Dokter Terawan ingin serahkan gaji pertamanya sebagai Menteri Kesehatan untuk BPJS, ternyata ada maksud tertentu di balik aksinya tersebut.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Terawan Agus Putranto atau yang akrab disapa dokter Terawan kini resmi menyandang status baru.
Dokter Terawan kini diberi mandat oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju.
Sosok dokter Terawan juga dikenal berkat kontroversi yang dibuatnya.
Dokter Terawan sendiri sempat diberi sanksi pelanggaran kode etik kedokteran.
Sanksi tersebut berkaitan dengan metode penyembuhan tak biasa yang dilakukan oleh dokter Terawan.
• Total Kekayaan Deretan Menteri Jokowi, Ada Nadiem Makarim, Prabowo hingga Luhut, Siapa Paling Kaya?

Bahkan dokter Terawan pernah berkonflik dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode yang dilakukannya tersebut.
Ia memiliki metode "cuci otak" untuk mengobati penyakit.
• Dilantik Jadi Menteri, Wishnutama Korbankan Momen Bahagia Putrinya, Tulis Permintaan Maaf Menyentuh
Beberapa tokoh nasional yang sudah merasakan metode tersebut dan memberikan testimoni yang baik.
Kini dokter Terawan kembali menjadi sorotan setelah menyinggung soal gaji pertamanya sebagai Menteri Kesehatan.
Berikut fakta-fakta yang TribunNewsmaker.com himpun terkait sosok dokter Terawan.
1. Dipecat sementara

Sempat menuai kontroversi dengan menerapkan sistem cuci otak bagi penderita stroke, dokter Terawan diberi sanksi.
Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto ini dianggap melanggar Pasal 4 dan Pasal 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia.
"Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri," demikian bunyi Pasal 4 Kode Etik Kedokteran Indonesia.
• Jokowi Ungkap Alasan Masuknya Sejumlah Nama Menteri Kabinet Indonesia Maju, Prabowo Hingga Terawan
Sementara Pasal 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia berbunyi, “Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.”
Pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun angkat bicara terkait metode cuci otak dr Terawan tersebut.
"Harus dibuktikan kembali bahwa dengan cara itu saja apakah bisa menggantikan terapi konservatif yang ada? Belum tentu, dia harus membuktikan," kata Ketua Umum PB IDI Prof dr Ilham Oetama Marsis, SpOG kepada wartawan, Senin (9/4/2018).
2. Dikenal sederhana semasa SMA

Dokter Terawan merupakan alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala SMA Bopkri 1 Yogyakarta, Andar Rujito.
"Iya betul, memang Pak Terawan alumnus Bopkri 1," ujar Kepala Sekolah Bopkri 1 Yogyakarta Andar Rujito saat ditemui, Rabu.
Andar Rujito pun mengungkap seperti apa sosok dokter Terawan yang dikenalnya.
Menurut penuturan Andar Rujito, Terawan merupakan sosok yang religius dan sederhana.
"Yang tidak kalah penting, beliau religius. Selalu mengaitkan kehidupan ini dengan kepasrahan, bahwa rencana Tuhan itu selalu yang terbaik," ujar Andar.
Bahkan ketika reuni, Terawan tetap rendah hati dan tak menonjolkan jabatannya sebagai direktur rumah sakit kala itu.
"Orangnya sangat sederhana dan rendah hati, jadi tidak pernah menonjolkan. Bahkan, dalam event-event kegiatan reuni, beliau biasa saja, tidak menunjukkan dirinya sebagai direktur rumah sakit," katanya.
Andar Rujito juga menunjukkan data buku induk murid lama yang memperlihatkan nama Terawan sebagai siswa di sana.
3. Akan berikan gaji pertama untuk BPJS Kesehatan

Baru beberapa hari dilantik, Terawan sudah membuat gebrakan yang mencuri perhatian.
Melansir dari KompasTV, Terawan akan memberikan gaji pertamanya sebagai Menteri kesehatan kepada BPJS Kesehatan.
Rencana tersebut diungkapkan oleh Terawan ketika mengunjungi kantor pusat BPJS Kesehatan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat 25 Oktober 2019.
"Kalau pribadi saya, saya serahkan gaji saya sebagai menteri dan tunkin (tunjangan kinerja, Red) saya (kepada BPJS Kesehatan)," ujar dokter Terawan.
Bukan tanpa alasan dokter Terawan melakukan aksi tersebut.
Menurut Terawan, hal tersebut ia lakukan sebagai gerakan moral untuk mengatasi defisit program jaminan kesehatan nasional.
Terawan juga mengatakan kalau gerakan itu nantinya agar bisa diikuti para karyawan di kementeriannya secara suka rela.
"Mungkin nanti akan diikuti secara masif oleh karyawan di Kementerian Kesehatan dengan kerelaannya, terserah mereka untuk memberikannya kepada BPJS,"
"Silahkan BPJS yang mengaturnya supaya tidak ada persoalan, kesalahan di dalam peraturan maupun ketentuan," tambahnya.
4. Gaji dokter Terawan
Ditanya soal gaji sebagai Menteri Kesehatan, Terawan memiliki jawabannya sendiri.
Terawan mengaku dirinya tak tahu besaran gajinya sebagai Menkes.
“Gaji saya sampai sekarang tidak tahu. Karena itu daripada saya tidak tahu, lebih baik tidak tahu saja.
Gaji pertama itu buat seseorang adalah gaji yang seharusnya diserahkan kepada Yang Maha Kuasa,” ujar Terawan seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari Kompas.com.
5. Tanggapan BPJS terkait rencana Terawan berikan gaji pertamanya
Saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/10/2019), Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Ma'ruf mengatakan, BPJS mengapresiasi langkah Menkes Terawan.
"BPJS Kesehatan mengapresiasi perhatian Menkes atas program JKN-KIS.
Komitmen Beliau jelas dan terang sekali untuk memastikan program JKN-KIS ini tetap berjalan dan mampu menjamin peserta yang membutuhkan," ujar dia.
Iqbal mengatakan, BPJS Kesehatan telah melakukan koordinasi mengenai hal ini.
"Akan ditindaklanjuti sesudah kunjungan Pak Menkes (Terawan) kemarin," kata Iqbal, Sabtu (26/10/2019). (TribunNewsmaker.com/Ninda)