Singgung Soal Formula E di Monas, Megawati Tak Mau Dirinya Dibentur-benturkan dengan Anies Baswedan
Singgung Soal Formula E di Monas, Megawati: Jangan Bentur-benturkan Saya Sama Pak Anies Baswedan
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Singgung Soal Formula E di Monas, Megawati: Jangan Bentur-benturkan Saya Sama Pak Anies Baswedan.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung soal penyeleggaraan Formula E di kawasan Monas.
Dia pun mempertanyakan kenapa Anies Baswedan menyelenggarakan acara tersebut.
Kendati demikian, Megawati tak ingin dirinya dibentur-benturkan dengan Anies.
Megawati beralasan, ia hanya berpegang teguh pada aturan perundang-undangan saja.
Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

"Kenapa sih harus di situ (Monas)?"
"Kenapa sih enggak di tempat lain? Kan begitu," kata Megawati dalam pidato di acara pengumuman calon kepala daerah di Kantor DPP PDI-P, kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (19/2/2020) seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Ia menegaskan bahwa Monas adalah kawasan cagar budaya yang dilindungi.
Karena itu, tidak semestinya kawasan Monas dijadikan arena balap Formula E.
"Monas itu di dalam keputusan, peraturan, itu adalah cagar budaya," ujar Megawati.
• Beri Hadiah Megawati Soekarnoputri Berupa Lukisan Banteng, Berikut Penjelasan Ridwan Kamil!
• Berpeluang Jadi Gubernur DKI hingga Dipuji Megawati, Risma Wali Kota Surabaya: Biar Tuhan yang Atur
• 47 Tahun PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri Merasa Gelisah: Beberapa Hari Ini Saya Merenung
Dalam kesempatan itu, Megawati pun menekankan kepada para kadernya untuk tak bertindak di luar ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan.
"Peraturan itu ya peraturan."
"Nah, kalian itu juga mesti tahu jangan sampai melanggar peraturan," kata Megawati.
Meski demikian, Megawati Soekarnoputri meminta publik tidak membentur-benturkan dirinya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Permintaan tersebut menyusul kritik Megawati terhadap penyelenggaraan Formula E oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Garis bawahi jangan pula saya dibentur-benturkan sama Pak Anies," ujar Megawati saat berpidato di acara pengumuman calon kepala daerah di Kantor DPP PDI-P, kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Megawati meluruskan, dirinya hanya berpegang pada aturan perundangan yang ada bahwa Monumen Nasional ( Monas), tempat Formula E digelar, merupakan kawasan cagar budaya yang semestinya dilindungi.
"Saya hanya ngomong, Monas itu sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya. Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga," lanjut Megawati.
Dalam kesempatan itu, Megawati menekankan kepada para kadernya untuk tak bertindak di luar ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan.
"Peraturan itu ya peraturan. Nah, kalian itu juga mesti tahu jangan sampai melanggar peraturan," kata Megawati.
Diketahui, Formula E 2020 Jakarta akan digelar pada 6 Juni mendatang.
Balap mobil listrik tersebut rencananya akan digelar 5 episode selama 5 tahun, dengan total anggaran untuk tahun Rp 1,16 triliun dari kas Pemprov DKI Jakarta. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Megawati: Jangan Saya Dibentur-benturkan Sama Pak Anies".
Megawati: Kalau Anaknya Tak Bisa Jangan Dipaksa Maju di 2024, Jengkel Saya
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan akan terjadi regenerasi pada pemilihan umum 2024.
Diutarakan Megawati saat memberikan sambutan dihadapan calon kepala daerah yang diusung PDIP di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020). Megawati berpandangan akan ada perubahan dalam perpolitikan Indonesia.
"Satu, 2024 akan terjadi regenerasi. Benar, kita kita ini sudah fading away. Yang musti maju itu yang didorong itu anak anak muda," ujar Megawati.
Namun, menurut Megawati, anak-anak muda yang tidak memiliki potensi untuk memimpin bangsa kedepan sebaiknya tidak dipaksakan untuk maju pada pemilihan. Megawati merasa jengkel dengan hal itu.
"Tapi berhentilah, kalau kalian punya anak, anaknya itu enggak bisa jangan dipaksa-paksa. Jengkel loh saya. Lah iya loh, ngapain sih kayak tidak ada orang. Kader itu ya anak kalian juga loh. Gimana yo," tutur Megawati.
Politik 'turun-menurun' kerap terjadi di Indonesia. Jika tidak anak yang melanjutkan 'dinasti' politik, bisa saja ucap Megawati, keluarga yang lainnya maju kembali di pemilihan.
"Kalau tidak anakne, kalau ndak istrine, kalau enggak ponakane, loh nanti pasti ada yang bilang loh Ibu kan juga, tapi kan saya membuktikan," tuturnya.
Menurut Megawati hal berbeda terjadi dengan anak-anaknya. Ia mengatakan anak-anaknya mengikutivapa yang menjadi kemauan mereka. Megawati menyontohkan putrinya, yang kini Ketua DPR Puan Maharani, tidak pernah 'diangkat-angkat' olehnya.
"Mana mungkin, memang suarannya gede. Tidak ada yang bisa nahan. Begitu. Janganlah.. yang namanya sudah. Mabok saya dengarnya," imbuh dia.
Megawati memastikan PDIP akan memberikan peluang seluas-seluasnya kepada anak muda yang memiliki kompetensi untuk maju. Tapi, bukan karena faktor kedekatan, melainkan karena faktor kemampuan.
Pilkada 2020
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menegaskan tak ada visi misi yang dibuat sendiri oleh para kepala daerah yang diusung partainya dalam Pilkada Serentak 2020.
Megawati Soekarnoputri menyebut yang ada adalah visi misi yang telah disusun bersama dengan partai.
"Saya telah memutuskan, visi misi mereka yang datang dari PDI Perjuangan, diberikan arahan yang namanya partai," ujar Megawati, di Kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
Megawati mengatakan alasan visi misi disusun oleh partai lantaran berkaca pada pengalamannya saat mewawancarai calon kepala daerah dari Papua.
Calon tersebut berniat memaksimalkan potensi tambang emas untuk membangun wilayahnya yang baru dimekarkan.
Namun, Megawati mendapati calon tersebut tak memahami cara melakukan dan teknis mewujudkan itu saat dicecar pertanyaan.
"Maka itu kita buatkan visi misi. Bukan hanya menjiplak saja. Kita akan panggil, dan sampaikan draf garis besarnya," kata dia.
Oleh karenanya, putri Soekarno tersebut mengatakan akan membuat visi misi yang sesuai dengan ideologi negara dan tentunya sesuai masing-masing kondisi wilayah.
"Tapi draf yang disiapkan ini akan mempermudah. Dan kalau didorong partai, visi misi itu bukan abal-abal. Saya lihat daerah yang visi misinya abal-abal, tak jalan di lapangan. Banyak dibikinkan oleh konsultan. Lucunya, konsultan juga tak tahu daerah itu," jelasnya.
Megawati kemudian bertanya kepada para calon kepala daerah yang hadir dalam gelombang pertama apakah bersedia menerima syarat tersebut.
"Kalian menerima apa tidak?" tanya Megawati.
"Iya menerima," jawab para calon kepala daerah-wakil kepala daerah.
Nasib Gibran

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut elektabilitas bakal calon wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka menunjukan peningkatan.
Namun, untuk keputusan mengusung Gibran Rakabung atau tidak dalam Pilwalkot Solo 2020 berada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Elektoral Mas Gibran memperlihatkan tren meningkat, ada antusiasme bagi anak-anak muda untuk bergabung. Tetapi sekali lagi, keputusan ada di tangan Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
Menurutnya sudah menjadi tugas DPP melakukan pemetaan politik dan survei politik.
Tetapi tetap keputusannya berada di tangan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.
Politikus asal Yogyakarta tersebut menegaskan calon kepala daerah-wakil kepala daerah Solo sebenarnya sudah siap diumumkan.
Namun, PDIP berencana mengumumkan wilayah Solo bersamaan dengan Bali dan Makassar.
"Untuk Kota Solo, Bali, dan Kota Makassar akan dilakukan secara terpisah (dari gelombang pertama). Kemudian Kota Medan dan Kota Surabaya akan diumumkan secara terpisah. Nanti ada beberapa gelombang," kata dia.
Ia menjelaskan alasan kenapa Solo baru diumumkan dalam gelombang berikutnya.
"Bagaimanapun juga Kota Solo dan Bali merupakan basis utama, maka nanti akan diumumkan bersama-sama. Kami sudah mengkomunikasikan ini kepada seluruh kader-kader partai daerah di Kota Solo dan Bali," katanya.
Nama-nama calon kepala daerah yang diusung PDIP
Beredar luas surat yang berisi nama-nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan.
Surat bernomor 1196 /IN/DPP/II/2020 ini dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI Perjuangan).
Selain daftar nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung PDIP, surat ini berisi undangan yang ditujukan kepada para calon untuk mengikuti agenda pertemuan, Rabu (19/2/2020) di Kantor DPP PDI Perjuangan Lt. 5 Jalan P. Diponegoro No. 58, Menteng, Jakarta Pusat.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Megawati: Kalau Anaknya Tak Bisa Jangan Dipaksa Maju di 2024, Jengkel Saya.