POPULER Pemerintah Tak Lockdown Indonesia, SBY Sampai Komentar, 'Tujuannya Selamatkan Masyarakat'
Singgung soal pilihan lockdown untuk atasi virus corona, SBY: Tunjuannya satu, menyelamatkan masyarakat.
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal pencegahan penyebaran virus corona di Indonesia.
Ia pun mengingatkan pemerintah untuk serius mengatasi penyebaran virus corona di Indonesia.
Selain itu, pria yang akrab disapa SBY ini sempat menyinggung kebijakan lockdown atau isolasi.
Ia membahas beberapa wilayah yang dilakukan sejumlah negara lain dalam menghadapi pandemi virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Pendapat itu ia tuliskan di laman Facebook resminya.
Dalam tulisan tersebut, SBY mengaku gembira saat ini negara-negara di seluruh dunia makin serius dan efektif dalam menangani pandemi corona.
• Viral Cairan Dettol Jadi Obat Virus Corona Hingga Ajakan Minum, Ternyata Hoax, Ini Fakta Sebenarnya
• VIRAL Sopir Taksi Kota Mekkah Nangis Tak Dapat Penumpang, Lihat Suasana Kota Akibat Corona Merebak
• Wanita Ini Ungkap Rasanya 12 Hari Dikarantina Karena Tertular Corona, Tunjukkan Foto Ruang Isolasi

Menurutnya, langkah yang dilakukan negara-negara tersebut makin terarah, tegas, dan nyata.
"Sejumlah kota di berbagai negara, bahkan di seluruh negara, dilakukan lockdown," tulis SBY, Selasa (17/3/2020).
SBY pun sadar bahwa kebijakan lockdown bisa mengganggu kenyamanan masyarakat hingga berdampak buruk bagi ekonomi.
Sebab, dengan kebijakan tersebut, penduduk dilarang meninggalkan rumah masing-masing atau sangat dibatasi kegiatannya.
• BREAKING NEWS Kasus Baru Positif Corona di Lampung & Sumut, Update Nasional: 19 Meninggal, 11 Sembuh
• UPDATE Penyebaran Corona di Indonesia Rabu (18/03) : 227 Positif, 19 Meninggal Dunia, dan 11 Sembuh
• Hari Pertama Lockdown di Malaysia Gagal Total, Pelanggaran Banyak, Dewan Murka Ancam Beri Sanksi
Tempat-tempat yang mengundang atau membuat orang berkumpul, termasuk rumah makan, toko-toko dan tempat-tempat hiburan ditutup.
Kota dan negara yang di-lockdown juga dinyatakan tertutup dari kedatangan penduduk negara lain.
"Tujuannya satu, menyelamatkan masyarakat dan manusia. Orang-seorang."
"Tentu masyarakat menjadi tidak nyaman dan kebijakan ini juga ada risiko-risikonya."
"Termasuk kerugian dari sisi ekonomi," kata SBY.
"Tetapi kebijakan dan tindakan itu harus diambil."
"Keselamatan dan kelangsungan hidup manusia di atas segalanya," ujar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.
Di Indonesia sendiri, SBY melihat sudah mulai ada langkah serius yang dilakukan pemerintah RI untuk mengatasi penyebaran corona.
Namun, dia juga menilai pemerintah harus melakukan koreksi atas langkah-langkah awal yang dilakukan.
"Mungkin awalnya terlalu percaya diri (overconfident), menganggap enteng (underestimate), sementara pernyataan sejumlah pejabat saya nilai tidak tepat (misleading)," kata dia.
• VIRAL Video PDP Corona Tak Dilayani Saat Minta Diperiksa Covid-19, RS Mitra: Fasilitas Belum Ada
• Fadli Zon Soroti Debat Haris Azhar & Ali Ngabalin Soal Alat Cek Corona, Ungkap Kemungkinan Ini
• 5 Persiapan Social Distancing agar Tidak Stres, Tetap Sehat di Tengah Intaian Pandemi Corona
"Tapi itu sudah lewat."
"Yang positif, tindakan pemerintah kini makin nyata," ujar dia.
SBY mengatakan, rakyat akan merasa tenang dan tak akan panik apabila rakyat yakin pemerintahnya melakukan langkah-langkah yang benar, tepat dan kredibel.
Rakyat juga akan tenang jika mereka terus diberikan informasi yang diperlukan, disertai apa yang pemerintah harapkan untuk dilakukan oleh masyarakat dan warga.
"Masyarakat juga mengharapkan guidance yang diterima dari pemerintah klop satu sama lain."
"Tidak ada perbedaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah," kata SBY.
Presiden Joko Widodo sendiri sebelumnya melarang pemerintah daerah untuk melakukan lockdown atau isolasi dalam menghadapi penyebaran virus corona Covid-19.
Jokowi menegaskan kebijakan lockdown hanya diambil oleh pemerintah pusat.
"Kebijakan lockdown baik di tingkat nasional dan tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat."
"Kebijakan ini tak boleh diambil oleh Pemda."
"Dan tak ada kita berpikiran untuk kebijakan lockdown," kata Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020).
• Seorang Dokter Jadi PDP Covid-19 Pertama di Sumut Meninggal di RS Adam Malik, Sempat ke Luar Negeri
• Hotman Paris Imbau Kurung Diri Cegah Corona, Tak Ingin Makin Parah: Waktunya Minta Bantuan China?
• 5 Persiapan Social Distancing agar Tidak Stres, Tetap Sehat di Tengah Intaian Pandemi Corona
Jokowi menyebutkan, saat ini yang terpenting dilakukan adalah bagaimana mengurangi mobilitas orang, menjaga jarak, serta mengurangi kerumunan orang yang membawa resiko lebih besar pada penyebaran Covid-19.
"Kebijakan belajar dari rumah kerja dari rumah dan ibadah di rumah perlu terus kita gencarkan untuk menghindari Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat," kata dia.
Sejumlah negara memang melakukan kebijakan lockdown dalam menangani penyebaran virus corona atau Covid-19.
Negara itu seperti Italia, Filipina, Irlandia.
Adapun, negara tetangga Indonesia, yaitu Malaysia, menjadi negara terbaru yang melakukan kebijakan lockdown.
Malaysia menerapkan kebijakan lockdown sejak hari ini, Rabu (18/3/2020) hingga 31 Maret 2020.
(TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Opsi Lockdown Saat Atasi Virus Corona, SBY Contohkan Negara Lain".