Luhut: Saya Tak Mau Bungkam Kritik, Hanya Ingin Bangsa Ini Terdidik, Debat Gunakan Data & Fakta
Curhatan Luhut Binsar Panjdaitan: Saya tak mau bungkam kritik, hanya ingin bangsa ini terdidik, ebat gunakan data dan fakta.
Editor: Irsan Yamananda
Namun, rupanya masih banyak komponen bangsa yang tidak seiring dan seirama dengan gerak langkah ini.
"Saya sungguh menyayangkan tindakan dan ucapan beberapa pihak yang tega menjadikan situasi seperti ini untuk memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan yang tidak berdasar dan malah mengarah ke personal atau pribadi orang lain," tulis Luhut.
Mantan prajurit RPKAD itu pun menegaskan bahwa dirinya bukan antikritik. Ia menegaskan pula tidak akan membungkam kritik yang muncul.
Luhut hanya ingin seluruh masyarakat Indonesia menjadi warga terdidik dan terbiasa berargumentasi dengan data.
• Fakta Babby Sitter Berstatus PDP Corona Meninggal, Ternyata Sempat Dibawa ke Dukun & Muntah Darah
• Di Tengah Corona Mayangsari & Geng Sosialita Tetap Eksis Arisan Pakai Masker Kembaran, Intip Aksinya
"Saya juga ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik, yang terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain," tulis Luhut lagi.
Berikut curahan isi hati seorang Luhut Binsar Panjaitan, selengkapnya:
Saya menghabiskan lebih dari 30 tahun masa hidup saya sebagai seorang prajurit, tanpa pernah merasa ada keraguan ketika terjun ke daerah operasi. Sebagai seorang prajurit Kopassus atau yang dulu disebut RPKAD pun saya terbiasa menghadapi banyak pertempuran jarak dekat, dengan situasi yang sangat mencekam.
Semua itu saya ingat waktu saya masih bujangan dan bahkan setelah saya menikah.
Pada saat itu bahkan tidak pernah terlintas di pikiran saya bahwa seorang prajurit RPKAD itu bisa mati terkena peluru.

Sampai suatu ketika saya terjun di Timor Timur bersama anak buah saya, keesokan harinya saya ketahui ternyata anak buah saya ada yang mati.
Tapi itu semua kami lakukan karena kecintaan dan janji kami pada Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
Yang menjadi sebuah pedoman dan sumpah dari seorang perwira sewaktu kami jadi taruna di Lembah Tidar.
Jadi saya tidak akan pernah mengingkari sumpah saya sebagai seorang prajurit.
Tapi saya baru disadarkan saat kehilangan prajurit saya di daerah operasi, pada tahun 1975.
• Ratusan Anggota Kerajaan Dilaporkan Positif Corona, Raja Salman Mengasingkan Diri ke Laut Merah
• Peduli Wabah Corona, SBY Tulis Lagu Penuh Makna, Rangkul Sederet Artis Papan Atas
• Update Virus Corona Nasional 10/4/2020, Total 3.512 Kasus, 306 Meninggal, Cek Data Tiap Provinsi
Ternyata manusia memang terdiri dari darah daging dan tulang, juga emosi.