Breaking News:

Menjelang Lebaran, Pasar Tanah Abang Dipadati Warga di Tengah PSBB, Satpol PP Sampai Kewalahan

Satu minggu menjelang lebaran, pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dipadati pengunjungi. Satpol PP sampai kewalahan.

TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana
Kepadatan pengunjung pasar Blok B, Tanah Abang, Minggu (12/5/2019). 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Satu minggu menjelang lebaran, pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat dipadati pengunjungi.

Padahal Jakarta masih menjalankan PSBB guna menekan laju penyebaran virus corona, Covid-19.

Kondisi pasar Tanah Abang yang penuh sesak di masa PSBB ini sampai viral di media sosial.

Banyak yang menyayangkan keadaan ini.

Terlebih pengunjung berdesak-desakan, tidak menerapkan physical distancing.

Satpol PP setempat pun terus berusaha melakukan penertiban kepada para pedagang.

36 Pedagang Pasar Raya Padang Positif Corona, Ribuan Orang Diduga Pernah Kontak, Pasar Ditutup

Deretan Fakta 36 Pedagang Positif Covid-19, Tiga Meninggal Dunia, Pasar Raya Padang Kini Ditutup

Warga saat berbelanja di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). Pedagang kembali meramaikan pasar Tanah Abang, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mengurangi kerumunan orang di ruang publik guna mencegah penyebaran COVID-19.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Warga saat berbelanja di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). Pedagang kembali meramaikan pasar Tanah Abang, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mengurangi kerumunan orang di ruang publik guna mencegah penyebaran COVID-19.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

Hal itu juga diungkapkan oleh Camat Tanah Abang, Yassin Passaribu.

Yassin mengatakan ia dan seluruh petugas Satpol PP berjanji akan terus melakukan penertiban kepada para pedagang yang masih nekat untuk membuka kios.

Ia akan terus berupaya menertibkan warga hingga PSBB selesai.

Kendati demikian, banyaknya warga yang berkerumun membuat pihaknya kewalahan dalam melakukan sidak.

"Sampai lebaran dan hingga PSBB usai, meski belum maksimal kami upayakan terus untuk tetap melakukan penindakan," kata Yassin kepada Kompas.com, Senin (18/5/2020).

Menurut Yassin, 60 personel Satpol PP sudah diturun untuk menertibkan ratusan pedagang yang menjamur di Pasar Tanah Abang

"Sebenarnya pembeli yang datang itu penyebabnya.

Kalau tidak ada pembeli, para pedagang juga sepi.

Sekarang pembeli berdatangan ya pedagang pada buka," tuturnya.

Yassin menuturkan bahwa Pasar Tanah Abang mulai kembali dipadati pengunjung sejak Rabu (13/5/2020) lalu.

Kemudian jumlah pengunjung mulai meningkat hingga Senin (18/5/2020) hari ini.

"Mulai buka itu mulai 5 hari yang lalu, puncaknya itu hari Sabtu kemarin sudah mulai ramai.

Minggu mulai meledak, hari ini juga begitu," kata Yassin.

"Pembeli rata-rata berasal dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," imbuhnya.

Yassin juga mengaku saat ini pihaknya beserta para petugas Satpol PP tidak melakukan aksi penyitaan barang apalagi aksi kekerasan terhadap para pedagang.

"Pengunjung dan pedagang kita (catat di) berita acara pemeriksaan (BAP) namun memang kalau perlawanan tidak ada, karena mereka (pedagang) sebenarnya sadar dan tahu (akan peraturan) tapi memang terpaksa berjualan begitu," ungkapnya.

"Kita juga tidak melakukan penindakan yg sifatnya penyitaan karena bagaimanapun kita berusaha untuk menjaga agar mereka tidak terlalu rugi," imbuh Yassin.

Kasus Penjualan Surat Keterangan Bebas Covid-19 Palsu: 7 Orang Ditahan, Ini Langkah Wakapolri

Meski sudah melakukan penertiban secara rutin, namun Yassin mengaku bahwa para pedagang masih nekat untuk tetap berjualan.

Hal ini dikarenakan para pedagang merupakan warga dari pemukiman di sekitar Pasar Tanah Abang itu sendiri.

Para pedagang ini pun diketahui memanfaatkan rumah mereka sebagai tempat untuk berjualan.

"Pertokoan di blok A tutup, tapi di bawahnya menjamur para pedagang yang berjualan di pemukiman tersebut.

Kejadian serupa juga terjadi di blok F dan G, banyak pedagang di trotoarnya," ungkapnya.

Pengakuan Pedagang di Pasar Tanah Abang

Aktivitas warga di luar semakin meningkat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Di Pasar Jati Baru Tanah Abang, Jakarta Pusat, misalnya, suasana ingar bingar begitu terasa.

Para pedagang nekat menjajakan dagangan demi menggaet pengunjung yang mencari pakaian baru jelang Lebaran.

Di sepanjang gang Pasar Jati Baru, kios-kios kecil di sebelah kiri dan kanan jalan dipenuhi banyak para pedagang.

Pedagang yang tidak memiliki kios juga menggelar lapaknya di sekitar jalan itu.

Deretan manekin-manekin berbusana muslim dan berkerudung dipajang sebagai display baju yang dijual.

Ada yang menjual beraneka pakaian muslim, pakaian anak, baju batik dan lain-lain.

Suasana ingar bingar Pasar Jati Baru Tanah Abang selama masa PSBB pada Senin (18/5/2020).
Suasana ingar bingar Pasar Jati Baru Tanah Abang selama masa PSBB pada Senin (18/5/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Arief, salah satu pedagang batik di sana mengatakan, pendapatannya merosot per harinya.

Jelang hari raya Lebaran, ia bisa mengantongi Rp 1 juta hingga Rp 2 juta dalam sehari.

"Sekarang sehari paling Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Sekarang nyari uang Rp 500 ribu aja sehari susah," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (18/5/2020).

Di tengah masa PSBB, Arief tetap nekat membuka kiosnya seperti pedagang lain.

Bila tidak berjualan, ia terus merugi.

Menurutnya, jelang lebaran banyak pembeli yang datang.

Sebab, orang yang tidak punya duit pun bakal membeli baju lebaran untuk keluarga.

Sudah tiga hari Arief membuka kiosnya di sana setelah sempat dua minggu ia tutup.

"Tiga hari ini udah buka dari Jumat. per harinya Rp 1, 5 juta," lanjutnya.

Pedagang busana perempuan, Juju, nekat berjualan di atas trotoar di Jalan Raya Jati Baru.

Bukan hanya Juju yang berjualan di sana, para pedagang busana lainnya turut menggelar lapak mereka.

Trotoar di sepanjang Jalan Jati Baru yang mengarah ke Stasiun Tanah Abang menjadi sempit dipenuhi pedagang.

Pejalan kaki dengan disabilitas akan kesulitan bila melintas di atas trotoar yang diokupasi oleh para pedagang itu

Juju mengatakan ia nekat berjualan lantaran ia sudah terlanjur mengeluarkan modal besar untuk berjualan.

Ketika Covid-19 melanda Indonesia, ia turut terdampak.

Modal yang sebagian dipinjam pun belum bisa dibayar.

Mau tak mau, ia berjualan demi bisa mengejar balik modal.

"Dimakan Corona duitnya, ancur lah. Kalau hari biasa mah udah metik (untung). Sekarang boro-boro metik yang ada modalnya habis. Enggak balik moda duitnya habis," keluhnya.

Juju terpaksa melepaskan kedua karyawannya yang kerap membantu berdagang.

"Utang banyak, PSBB malah bikin anjlok. Karyawan dulu satu sampai dua orang sekarang enggak ada," katanya. (Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasar Tanah Abang Disesaki Warga di Tengah PSBB, Satpol PP Kewalahan" dan Tribunjakarta.com Alasan Pedagang Tanah Abang Nekat Buka Saat PSBB: Tabungan Habis hingga Kejar Balik Moda

Baca juga Pasar Tanah Abang Dipadati Warga di Tengah PSBB, Satpol PP Sampai Kewalahan Tertibkan Pedagang

Sumber: Kompas.com
Tags:
pasarTanah AbangJakartaPSBBCovid-19virus corona
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved