Breaking News:

Kisah Tragis Pemuda Bengkulu Meninggal karena Kecelakaan, Ditolak 4 RS, Sibuk Diuji Test Covid-19

Meninggal karena kecelakaan, pemuda ini sempat ditolak 4 rumah sakit. Keluarga kecewa korban terlalu lama dicek Covid-19.

Editor: ninda iswara
ThinkStock
Ilustrasi jenazah 

Dalam keadaan panik, keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Rafflesia namun ruang UGD tertutup.

Hanya satu rumah sakit yang belum didatangi yakni RSUD M Yunus.

Pihak keluarga tahu di RSUD M Yunus akan sulit memberikan penanganan karena rumah sakit milik Pemprov Bengkulu itu hanya fokus melayani pasien Covid-19.

Akhirnya ditangani di RSUD M Yunus

Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di GOR Pajajaran, Bogor, Sabtu (4/4/2020). Sebanyak 128 orang dalam pemantauan (ODP) mengikuti rapid test ini dari target 284 orang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan uji cepat (rapid test) massal Covid-19 dengan skema drive thru di GOR Pajajaran, Bogor, Sabtu (4/4/2020). Sebanyak 128 orang dalam pemantauan (ODP) mengikuti rapid test ini dari target 284 orang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) (Kompas.com/ Kristianto Purnomo)

Tiba di RSUD M Yunus terjadi perdebatan seperti rumah sakit sebelumnya pihak pengantar ambulans dari rumah RS Asyifa ditegur keras mengapa membawa korban ke RSUD M Yunus.

Profil Arminsyah, Wakil Jaksa Agung yang Tewas dalam Kecelakaan Tunggal di Tol Jagorawi

Meski sempat terjadi keributan akhirnya pasien ditangani dengan cara dipasang oksigen.

Pihak keluarga diminta menjaga perkembangan pasien oleh tim medis.

Kecewa tim medis hanya fokus ambil sampel darah untuk uji Covid-19.

Pukul 08.00 WIB pihak rumah sakit diminta menandatangani surat pemasangan selang ke paru-paru.

Pihak keluarga sempat menolak karena medis menyebut metode ini kemungkinan hidup pasien hanya tiga persen.

Setelah bersepakat akhirnya pihak keluarga menyetujui menandatangani surat tersebut.

"Surat telah ditandatangani namun selama 2 jam selang baru dipasang ke paru-paru. Selama itu kami diminta menunggu, saya sempat marah dan heran mengapa tim medis sibuk mengambil sampel darah adik saya untuk uji Covid-19," ujar Feri.

Pukul 09.00 WIB kondisi pasien drop, medis mengambil tindakan dengan pompa oksigen dan detak jantung hingga pukul 09.10 WIB korban dinyatakan meninggal dunia.

Update Kasus Kecelakaan di Karawaci, Pengemudi Sempat Konsumsi Soju, Hotman Paris: Masalah Serius

"Saya merasa kecewa penanganan medis terlalu fokus pada Covid-19 sementara pasien lain diluar Covid-19 kurang mendapatkan perhatian, akhirnya adik saya sebagai contoh meninggal dunia karena lambannya penanganan," kisah Feriansyah.

Penjelasan RSUD M Yunus

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
BengkulukecelakaanCovid-19meninggal
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved