Breaking News:

Pengakuan Ketua RT yang Tampar Nenek di Bogor Karena Bansos: Kerja Sudah Capek, tapi Disalahkan

Inilah pengakuan Ketua RT berinisial AS pelaku penganiayaan terhadap Nenek Arni (70) atas peristiwa yang terjadi.

Tribun Video
Ketua RT Diduga Aniaya Nenek 70 Tahun di Bogor karena Bansos. 

Anak pertama ini juga menyayangkan sikap ketua RT tersebut karena tidak bijak dalam menyelesaikan persoalan bansos yang memang rentan jadi sasaran protes.

"Pertama dia kurang kontrol (pak RT) dan karena orang tua otomatis ibu saya nuntut karena haknya tidak diberikan ya nuntut lah.

Untungnya dia langsung meminta maaf karena merasa salah kalau udah begitu ya gimana lagi."

"Ya kalau saya keluarga hanya ingin memberi efek jera bahwa sama seseorang itu jangan menganggap sepela lah kalau memang belum dapat ya jangan begitu.

Pesan dari saya sih kalau memang haknya ya jujur aja cuman ya seorang RT kalau urusan masyarakat ya kita harus lapang dada kalau ada protes karena saya juga mengalami," bebernya.

Ketua RT tak terima diteriaki maling

Kapolsek Cibungbulang Polres Bogor Kompol Ade Yusuf menjelaskan bahwa kabar mengenai penganiyaan nenek Arni (70) bermula karena meneriaki penyalur bansos atau ketua RT dengan sebutan maling.

"Arni dengan nada emosi menyebut dan menuduh AS dengan sebutan maling karena disebut maling di depan orang banyak kemudian AS mendorong pipi Arni sampai terjatuh," ungkap Ade.

Perselisihan paham antara nenek Arni dengan ketua RT AS berawal dari menanyakan tentang Bansos Bupati Bogor berupa beras, karena penerima Bansos tersebut atas nama Nirlana yang tak lain menantu Arni yang sudah bercerai dengan anaknya.

Kemudian disepakati bahwa penerima bansos tersebut dilimpahkan kepada Arni dan sudah terealisasi.

Setelah terealisasi pelimpahan penerima bansos tersebut, nenek Arni menerima satu karung beras.

Namun karena merasa harusnya menerima dua karung beras, kemudian nenek tersebut menanyakan perihal bansos kepada AS dengan nada emosi, kemudian oleh dijelaskan bahwa penerima atas nama menantunya sudah pindah ke Desa Leuweungkolot.

Akhirnya, bantuan itu dilimpahkan ke nenek Arni yang diberikan sebanyak satu karung atau 15 kilogram beras saja.

"Udah dapat satu, dikasihkan bukan dipotong satu karung bukan. Karena satu karung jatah anaknya sudah pindah," kata Ade.

Kedua belah pihak saling bermaafan

Karena kasihan, ketua RT kemudian menjanjikan nenek Ani bantuan uang tunai bila ada.

Bantuan tak kunjung diterima.

Nenek Ani lantas menagih pada ketua RT.

"Datanglah si nenek itu nagih ke RT, katanya mau ngasih, RT bilang gak ada nek. Berarti maling kamu, si RT dituduh maling," jelas dia.

Lantaran tak terima dituduh maling di depan orang banyak, ketua RT akhirnya mendorong pipi nenek Arni.

Tak terima, nenek Arni mengadu ke anaknya.

"Kemudian dibawa berobat terlebih dahulu ke RSUD Leuwiliang sekaligus meminta visum (VER)," jelas dia.

Namun, lantaran belum ada laporan yang masuk ke pihak Kepolisian VER pun urung dilakukan.

Nenek Arni yang juga didampingi anggota KNPI Kecamatan Cibungbulang melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cibungbulang.

Dengan adanya laporan tersebut, kedua belah pihak dipertemukan di kantor Polsek Cibungbulang untuk melakukan musyawarah.

Kedua belah pihak, sambung Ade, akhirnya sepakat untuk berdamai.

"Kedua belah pihak saling memaafkan dan ketua RT ini memberikan biaya untuk pengobatan sebesar Rp 1 juta. Pulangnya kita dari kepolisian kasih beras 5 kg," ujarnya. (Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul AS Diduga Tampar Nenek di Bogor Karena Bansos: Saya Bukan RTnya, Kenapa Marah-marah ke Saya?

dan di Tribunnews Ketua RT yang Tampar Nenek di Bogor karena Bansos Kesal Dituduh Maling: Sudah Capek, tapi Disalahkan

Tags:
ketua RTbansosnenekBogor
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved