Tenaga Medis Diusir Pedagang Pasar Cileungsi, Berawal dari Rapid Test, Tudingan Data Tak Akurat
Rombongan petugas medis diusir pedagang pasar di Cileungsi. Takut merugi hingga tudingan data tak akurat.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Rombongan tenaga medis diusir oleh pedagang pasar di Cileungsi, Bogor.
Padahal para tenaga medis yang datang ini hendak melakukan rapid test massal yang ketiga kalinya.
Kejadian ini berlangsung pada Rabu (10/06/2020) lalu.
Bukan tanpa alasan pedagang pasar mengusir tim medis yang datang.
Mereka menuding hasil rapid test sebelumnya yang dilakukan di lokasi yang sama, rancu dan tak akurat.
Namun tim gugus tugas Covid-19 memiliki anggapan lain terkait pengusiran tersebut.
• VIRAL Petugas Berpakaian APD Diusir & Nyaris Diamuk Warga Saat Jemput PDP, Keluarga Pasien Keberatan
• Curhat Pilu Satgas Covid-19, Pernah Diancam Pasien Pakai Senjata Tajam, Dicaci Maki hingga Diusir

Mereka menilai kalau para pedagang pasar ini takut merugi.
Gugus tugas juga menyampaikan kalau rapid test merupakan upaya pemerintah menekan penyebaran Covid-19.
Namun apa yang mereka lakukan ini justru dianggap membuat pasar menjadi sepi pembeli.
Berikut deretan fakta rombongan petugas medis diusir pedagang pasar di Cileungsi, Bogor.
Petugas medis datang dan diusir
Kejadian pengusiran itu rupanya direkam oleh seseorang dan viral di media sosial.
Tampak dalam video, sejumlah petugas medis mendatangi Pasar Cileungsi Bogor.
Ada 4 mobil yang membawa para petugas medis saat itu.
Namun sejumlah pedagang mengusir mereka sehingga rapid test pun urung dilaksanakan.
• KRONOLOGI 80 Tenaga Medis di Sumut yang Tangani Pasien Covid-19 di PHK Sepihak & Diusir dari Hotel
Petugas TNI dan Polri terlihat ikut mengawal rombongan mobil ketika hendak keluar di tengah aksi protes pedagang.
Terdengar suara seseorang dalam rekaman berdurasi 34 detik tersebut.
"Petugas Covid-19 diusir sama pedagang Cileungsi, terimakasih sudah kompak ngusir petugas Covid-19," kata seorang laki-laki.
Tudingan data tak akurat hingga pedagang merugi

Staf Humas dan Keamanan Pasar Rakyat Cileungsi Ujang Rasmadi mengemukakan, pedagang memag bereaksi menolak kembali rapid test massal yang menyasar mereka.
Penyebabnya, hasil rapid test sebelumnya dinilai rancu.
"Ini sudah yang ketiga kali dan akhirnya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu, ditambah data hasilnya tidak akurat," kata Ujang.
Pemkab Bogor dan Gugus Tugas, lanjut Ujang, tak pernah menginformasikan hasil rapid test dan swab dari 57 orang di lingkungan Pasar Cileungsi.
• Fakta Pengusiran 3 Perawat di RSUD Bung Karno, Pemilik Kos Klarifikasi, Wali Kota Solo Lapor Polisi
Kerancuan data tersebut dinilai menimbulkan keresahan hingga membuat pedagang merugi lantaran sepi pembeli.
Menurut Ujang, jumlah kerugiannya bisa mencapai ratusan juta.
"Makanya saya bilang beri lah data yang akurat, sehingga pasar kami ini jangan dipermainkan terus, anjlok pedagang kami, jatuh nama baiknya, itu yang menjadi amarahnya pedagang kemarin," kata Ujang.
Rasa kepedulian pemkab melalui rapid test

Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menjelaskan, rapid test sebagai bentuk kepedulian Pemkab Bogor terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi.
"Informasikan pula bahwa rapid test dan swab PCR itu biayanya sangat mahal," ungkap dia.
Namun oleh petugas rapid test dinilai sebagai sesuatu yang mengancam perekonomian mereka.
Pedagang takut rugi lantaran pembeli berkurang.
Ia menduga penolakan terjadi karena kesalahpahaman mengenai tujuan uji tes Covid-19.
Oleh sebab itu, kepala unit pasar diminta bisa menjadi mediator antara pemerintah dan pedagang.
"Sosialisasikan, jelaskan dan komunikasikan agar pasar menyusun dan menerapkan SOP protokol kesehatan yang ketat.
Kita tidak mengharapkan terjadinya second wave di sana dan ini yang memaksa pemerintah akan mengambil langkah penutupan paksa Pasar Cileungsi," kata dia.
Bagaimana kasus Covid-19 di Pasar Cileungsi?

Awal Juni lalu, Syarifah Sofiah menginformasikan 16 orang positif terinfeksi Covid-19 dari klaster Pasar Cileungsi Bogor.
"Sampai saat ini positif Covid-19 klaster Pasar Cileungsi jadi 16 orang dari hasil tes swab massal beberapa waktu lalu," ujar dia.
• Kisah Pilu Perawat Pasien Covid-19, Diusir hingga Gugur dalam Bertugas: Bulan-bulan Ini Penuh Duka
Bahkan penyebaran klaster Cileungsi ini tak hanya mengenai pedagang. Namun juga pembeli termasuk pihak keluarga pedagang.
"Data hari ini yang 6 orang ini (klaster pasar) campur, ini satu keluarga di antaranya anaknya adalah pedagang.
Jadi ini Pasar Cileungsi yang sudah transmisi lokal di keluarga pedagang," kata dia.
Usai mendapati temuan itu, dilakukan penataan manajemen pasar.
Tim juga akan terus melakukan tracing dan upaya menekan penyebaran dengan rapid test massal. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta Pengusiran Rombongan Tenaga Medis oleh Pedagang Pasar Cileungsi, Bermula Rapid Test Massal
dan di Tribunnews.com Pedagang Pasar Cileungsi Usir Rombongan Tenaga Medis, Berawal dari Rapid Test, Diduga Takut Merugi