Breaking News:

Virus Corona

Media Asing Sebut Indonesia Bisa Jadi Hotspot Virus Corona, Berikut Tanggapan Pihak Pemerintah

Pemerintah melalui Achmad Yurianto angkat bicara terkait tudingan media asing yang sebut Indonesia bisa jadi hotspot virus corona.

Editor: Irsan Yamananda
YouTube/ Kompas TV
Achmad Yurianto 

TRIBUNNEWSMAKER.COM -  Beberapa hari yang lalu, publik ramai membicarakan salah satu media internasional yang mengabarkan bahwa Indonesia bisa menjadi hotspot atau pusat penularan baru Covid-19.

Mengenai hal ini, pihak pemerintah melalui Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto angkat bicara.

Yurianto mengatakan, masyarakat harus disiplin beradaptasi dengan kebiasaan baru agar selalu aman dari risiko penularan Covid-19.

"Lakukan adaptasi kebiasaan baru jika ingin produktif," ujar Yuri saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).

"Pada intinya harus aman dari Covid-19," lanjutnya.

Bagi Yuri, produktif tetapi aman dari Covid-19 merupakan hal yang mutlak.

3 Lokasi yang Berpotensi Jadi Titik Penularan Covid-19 di Masa New Normal Menurut Achmad Yurianto

PESTA NIKAH Meriah Berujung Petaka, 32 Tamu Terinfeksi Corona, Mempelai Pria Meninggal, Istri Syok

Setelah Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 dari Ambulans, Nekat Dimakamkan Tanpa Protokol Kesehatan

Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus Corona, Achmad Yurianto .
Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus Corona, Achmad Yurianto . (Tangkap Layar akun YouTube KompasTV)

Dengan begitu, lanjutnya, meluasnya penularan virus pada masa new normal bisa ditekan.

Yuri menegaskan, aktivitas luar rumah yang sudah boleh dilakukan masyarakat hanyalah yang sifatnya produktif.

Masyarakat tetap diminta untuk berada di rumah jika aktivitas tersebut bisa ditunda atau tidak diperlukan.

Hal ini demi mencegah rantai penularan Covid-19.

20 Tenaga Medis di Kalsel Sembuh dari Covid-19 Setelah Dirawat 10 Pekan, Belum Diperbolehkan Kerja

"Aktivitas di luar rumah semata-mata hanya untuk kepentingan produktivitas kita."

"Bukan berarti kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda, yang tidak perlu dilakukan, masih kita paksakan untuk kita lakukan," kata dia. 

Yuri mengatakan, seandainya pun ingin kembali produktif di luar rumah, masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sebelumnya, Yurianto juga mengatakan, ada tiga lokasi yang rawan menjadi titik-titik baru penularan Covid-19 berdasarkan kajian ahli. 

Jokowi Beri Waktu 2 Pekan untuk Jatim Turunkan Angka Positif Covid-19, Ini Reaksi Tri Rismaharini

"Di era adaptasi kebiasaan baru (new normal) maka ada beberapa titik yang berpotensi untuk bisa menjadi tempat sebaran baru (penularan) Covid-19," ujar Yuri.

Pertama, kata dia, adalah ruang kantor. Untuk menghindari penularan Covid-19 di kantor, pemilik perusahaan atau pengelola disarankan mencermati tiga hal.

"Satu, perhatikan pengisian ruang dengan jumlah orang."

"Untuk memastikan setiap pekerja di kantor bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, antara satu dengan yang lain," tutur Yuri.

Lalu, yang harus dicermati bahwa adanya kontak yang lama antara sesama karyawan akan berpeluang untuk terjadi penularan sehingga para karyawan diharuskan menjaga jarak dan tetap memakai masker saat berada di ruang kerja.

Kemudian, harus mengatur ventilasi dan sirkulasi udara di kantor.

"Diupayakan penggunaan pendingin ruangan tidak sepanjang waktu."

"Mungkin dimulai pada jam tertentu dan diupayakan juga setiap hari udara di dalam kantor berganti udara segar dari luar," kata dia. 

Lokasi kedua, kata Yuri, adalah rumah makan, restoran, warung, atau kantin.

Mayoritas individu akan sering berada di lokasi tersebut di jam tertentu, misalnya saat makan siang.

Murah & Diklaim Hasilnya Akurat, Ini Wujud Alat Rapid Test RI-GHA Covid-19 Produksi Mataram NTB

Oleh karena itu, pemilik tempat makan dan masyarakat harus disiplin menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan memakai masker saat berada di tempat makan.

Lokasi ketiga adalah sarana transportasi massal.

Yuri mengatakan bahwa pemerintah sudah menempuh sejumlah kebijakan untuk mengurai kepadatan di transportasi umum.

Merujuk pada tiga hal di atas, Yuri mengimbau masyarakat agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan di masa new normal.

Sementara itu, Jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 masih terus bertambah. Berdasarkan data pemerintah, terdapat penambahan sebanyak 1.385 kasus.

Dengan demikian, kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga Sabtu (27/6/2020) pukul 12.00 WIB mencapai 52.812 kasus, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

“Dari hasil pemeriksaan, kasus positif hari ini ada 1.385 orang, sehingga totalnya 52.812 orang,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Sabtu sore.

Ungkap Kasus Covid-19 di Jatim Menurun, Risma: Memang Tak Sampaikan Angka, Nanti Dikira Nggak Kerja

Jumlah 1.385 kasus baru itu didapatkan setelah pemerintah melakukan pemeriksaan 21.589 spesimen dalam sehari.

Adapun total spesimen yang telah diperiksa ada 753.370 spesimen. Satu orang bisa diambil sampel spesimennya lebih dari satu kali.

Data dalam periode yang sama juga memperlihatkan penambahan 576 pasien Covid-19 yang sembuh.

Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif.

Pedagang Sempat Tolak Tes Covid-19 & Usir Tenaga Medis, Pasar Cileungsi Kini Jadi Klaster Terbanyak

Dengan demikian, total pasien sembuh setelah terinfeksi virus corona ada 21.909 orang.

“Kita catat pada hari ini adalah sebanyak 576 orang sembuh, sehingga totalnya menjadi 21.909 orang,” ucap Yuri.

Kemudian, Yuri menyampaikan kabar duka dengan masih adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Ada 37 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam periode 26-27 Juni 2020, sehingga totalnya menjadi 2.720 orang. (TribunNewsmaker/ *)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Covid-19, Ini Tanggapan Pemerintah".

 
Sumber: Kompas.com
Tags:
virus coronaCovid-19IndonesiaAchmad Yurianto
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved