Tak Mampu Beli Kuota hingga Tak Punya Ponsel Pintar, Puluhan Anak di Makassar Ini Belajar di Kuburan
Puluhan anak di Kota Makassar terpaksa belajar di kuburan selama pandemi Covid-19 karena tak memiliki ponsel pintar.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Paleweri juga tidak segan mengeluarkan dana pribadi untuk membangun tempat tersebut, misalnya untuk tenda, kursi, meja, serta fasilitas internet.
• Jika Pandemi Covid-19 Berakhir, Mendikbud Ungkap Pembelajaran Jarak Jauh Bisa Diterapkan Permanen
• Perjuangan Mahasiswa di Luwu saat Kuliah Online, Panjat Pohon hingga Naik Gunung Agar Dapat Sinyal
“Saya lihat banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu, tidak bisa sekolah online.
Orangtua mereka kesulitan membeli kuota internet sehingga saya memasukkan jaringan internet.
Setelah ada internet, banyak anak-anak dari tingkat SD, SMP, dan SMA terpaksa duduk di atas kuburan sambil belajar.
Jadi saya bersama warga sekitar kemudian mendirikan tenda dan membuat kursi serta meja,” ujar Paleweri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).
Anak-anak yang mengikuti pendidikan berasal dari Kampung Tumpang, Kelurahan Maricaya Selatan.
Jumlahnya untuk murid SD sebanyak 26 orang, 24 siswa SMP, 7 siswa SMA, dan 4 anak putus sekolah.
“Mereka itu berbeda-beda sekolah.
Jadi selain bisa menikmati wifi gratis, mereka juga ada yang bimbing dari senior-seniornya.
Jadi murid SD diajar kakak-kakaknya yang sudah SMP dan SMA.
Jadi mereka saling belajar dan mengajar.
Saya dan beberapa masyarakat mengawasi dan ikut juga memberi pelajaran,” ucap Paleweri.
Seiring berjalannya waktu, ada banyak anak dari Kelurahan Mamajang Luar yang ikut belajar, sehingga total anak-anak yang belajar di TPU Dadi mencapai 80-an orang.
“Jadi waktu belajar online mereka ada, sama seperti jam sekolah mulai dari pagi sampai sore.
Jadi ada anak yang masuk shift pagi dan ada yang shift sekolah sore.