Disindir Belum Move On karena Kritik Keras Soal Ekspor Bibit Lobster, Ini Reaksi Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti menjawab sindiran dari politisi Partai Gerindra soal penolakannya atas kebijakan Menteri KKP Edhy Prabowo soal benih lobster.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ia pun menegaskan bahwa niat awalnya hanya itu, bukan untuk mencari keuntungan yang lainnya.
"Tapi kan Akhirnya saya ditantang dengan suatu isu lingkungan yang luar biasa dahsyat," kata dia lagi.
Padahal menurutnya, apa yang ia lakukan saat ini hanya menindaklanjuti saat diriya masih di komisi IV DPR RI.
"Masukan-masukan ahli tokoh-tokoh pelaku usaha bawa ini tidak ada masalah, didorong yang penting mereka makan dulu ya saya nggak mau kalah saya juga," ujarnya.
Untuk itu, ia kemudian mengadakan jajak pendapat dengan seluruh lapisan masyarakat dan para akademisi.
"Sampai semua masukan clear, dan bahkan kami mengadakan kunjungan ke negara yang meneliti lobster khusus di Tasmania Australia. Ada hasil riset kita dulu di BSDM bahwa lobster kita itu ada sekitar total semua 26 miliar," ungkapnya.
Kemudan ia berpikiran, bahwa jika dari jumlah itu diambil 10 persennya, maka masih jauh lebih banyak yang ada di laut.
"Makanya daripada kita berdebat maju mundur, yang ragu tolong kasihkan argumen lain selain ini, (ternyata) nggak ada, Oke mari kita terus jalan," jelasnya.
Kemudian ia pun mengaku mendapatkan pengetahuan baru dari profsor lobster di Tasmania.
"Dia ngasih tau ke saya, ekstensi lobster ini bertelur satu juta, saya berasumsi telur itu 500 ribu," kata dia.
Kemudian profesor lobster itu, kata Edhy Prabowo, mengatakan bahwa lobster bisa terus bertelur selama empat bulan.
Hal itu dikarenakan musim panas di Australia hanya empat bulan.
"Kalau gitu di Indonesia bisa sepanjang tahun donk? 'Oh I have to checked it', dia harus meneliti. Oke berarti saya bisa pegang dengan empat bulan ini, oh bisa kata dia," tutur Edhy Prabowo.
"Itu kata beliau, beliau itu bukan orang yang enggak pernah ke Indonesia, sudah bolak-balik Indonesia, dulu pernah kita kerjasama tapi diputus," jelasnya lagi.
Kemudian ia pun menantang mereka untuk melakukan pnelitian di Indonesia, namun belum berjalan karena keburu ada Covid-19.