Protes Anti-Pemerintah Lebanon Seusai Ledakan Dahsyat di Beirut: 28 Orang Dikabarkan Terluka
Protes anti-pemerintahan telah berlangsung di gedung parlemen di Beirut, Lebanon, pada Kamis (6/8/2020) malam.
Editor: Irsan Yamananda
"Para demonstran ingin politisi digantung, mereka ingin politisi dieksekusi," kata Khodr.
Menurut Khodr, ada rasa perlawanan di antara para pengunjuk rasa, meski aparat keamanan menggunakan "gas air mata dalam jumlah berlebihan" untuk membubarkan mereka.
"Orang-orang telah mundur, telah terjadi pertempuran saat pengunjuk rasa mencoba menyerbu gedung parlemen," ujar Khodr.
Sebelumnya, protes anti-pemerintahan telah berlangsung di gedung parlemen di Beirut, Lebanon, pada Kamis (6/8/2020) malam.
• Ledakan Beirut Renggut Nyawa 10 Petugas Damkar, Jasad Mereka Tak Ditemukan, Rencana Menikah Pupus
Aksi unjuk rasa tersebut terjadi dua hari pasca- ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa (4/8/2020).
Dalam aksi tersebut, puluhan orang melakukan pelemparan batu sedangkan polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan massa sebagaimana dilansir dari CBS News, Jumat (7/8/2020).
Banyak orang Lebanon menyalahkan para pejabat Lebanon atas ledakan besar di Beirut yang menyita perhatian seluruh dunia tersebut.
Para pengunjuk rasa memprotes para pejabat karena dituduh salah mengurusi negara dan menuduh mereka korup, sehingga menggiring Lebanon ke ambang kehancuran perekonomian. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada 28 Orang Terluka Dibawa ke RS, dalam Protes Anti-Pemerintah Lebanon".
BACA JUGA: di Tribunnews.com dengan judul Protes Anti-Pemerintah Lebanon Setelah Ledakan Dahsyat di Beirut: 28 Orang Dikabarkan Terluka.