Polsek Dumai Sediakan Tempat untuk Murid SD Belajar, Ada Laptop & Internet hingga Jemput ke Rumah
Murid SD belajar di Kantor Polsek Dumai Kota, Riau. Difasilitasi laptop hingga jaringan internet.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ada pemandangan yang cukup mencuri perhatian di Kantor Polsek Dumai Kota, Riau.
Belasan murid sekolah dasar (SD) di Kecamatan Dumai Kota, Kota Dumai, Riau, belajar secara online di Kantor Polsek Dumai Kota.
Murid yang belajar di Kantor Polsek Dumai Kota ini terpaksa belajar online disana lantaran tak memiliki alat komunikasi.
Mereka juga terkendala jaringan internet untuk belajar secara online di tengah pandemi Covid-19 ini.
Seperti yang belakangan kerap diberitakan, kegiatan belajar daring cukup memberatkan beberapa orang.
Mereka yang tak memiliki alat komunikasi hingga jaringan internet memadai pun harus berusaha lebih.
• Maklumi Dimas yang Masuk Sekolah Demi Belajar, Guru: Bagi Keluarganya Beras Jauh Lebih Dibutuhkan
• Tak Punya Smartphone untuk Belajar Online, Anak Nelayan di Rembang Rela Tetap Datang ke Sekolah

Ada yang orangtuanya bekerja lebih keras hingga si anak yang juga harus ikut bekerja demi bisa membeli kuota internet.
Bahkan ada kasus seorang ayah yang terpaksa mencuri ponsel lantaran anaknya tak punya smartphone untuk sekolah online.
Melihat permasalahan di dunia pendidikan belakangan ini tampaknya membuat pihak di Kantor Polsek Dumai Kota terketuk untuk memberikan bantuan.
Bantuan tersebut diberikan dengan cara menyediakan fasilitas untuk para murid belajar di Kantor Polsek Dumai Kota.
Para siswa dan siswi SD ini diberikan fasilitas oleh pihak kepolisian yang peduli dengan pendidikan anak.
Polisi menyediakan laptop yang terhubung dengan jaringan internet.
"Kami dari Polsek Dumai Kota membuat program Pojok Daring di halaman kantor untuk membantu anak-anak yang terkendala dalam belajar lewat daring di masa pandemi Covid-19," ujar Kapolsek Dumai Kota Iptu Hardiyanto kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020).
Dia menjelaskan, program tersebut diluncurkan pada Sabtu kemarin, dalam rangka menyambut HUT ke-75 Republik Indonesia.
Polsek Dumai membuat program ini, karena cukup banyak anak-anak yang tidak memiliki fasilitas untuk belajar lewat daring.
"Saat ini sudah ada 17 orang murid SD dari 10 sekolah di Kecamatan Dumai Kota yang belajar lewat daring di Pojok Daring.
Mereka kita berikan fasilitas seperti laptop dan jaringan internet," kata Hardiyanto.
• Tak Mampu Beli Kuota hingga Tak Punya Ponsel Pintar, Puluhan Anak di Makassar Ini Belajar di Kuburan
• Siswi SD di NTT Bingung Belajar dari Rumah Tak Ada HP : Internet Itu Apa, Modelnya Seperti Apa?
Selain memenuhi fasilitas, menurut Hardiyanto, siswa dan siswi juga dijemput ke rumah masing-masing oleh para Bhabinkamtibmas yang bertugas di wilayah tempat tinggal siswa.
Selama belajar di Pojok Daring, para siswa maupun polisi menerapkan protokol kesehatan.
Polisi juga menyediakan masker, tempat cuci tangan dan face shield.
"Tempat duduk siswa juga kita buat jarak 1 meter.
Selama anak-anak belajar, dijaga petugas kita," ujar Hardiyanto.
Menurut dia, melalui Pojok Daring ini, para siswa dan siswi tidak lagi menghadapi kendala dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah melalui daring.
"Misalnya, siswa tidak punya handphone atau laptop dan tidak ada jaringan internet.
Karena itu, kami membuat program Pojok Daring untuk membantu anak-anak," ucap Hardiyanto.

Tak punya ponsel, puluhan anak sekolah di Makassar belajar di kuburan
Puluhan anak di Kota Makassar terpaksa belajar di kuburan selama pandemi Covid-19.
Puluhan anak tersebut belajar dari keluarga kurang mampu.
Banyak di antara mereka yang tidak memiliki ponsel pintar.
Ada juga anak yang memiliki ponsel pintar namun tidak mampu mengisi kuota internet.
Mereka pun melakukan belajar bersama di kuburan karena tidak mampu mengikuti pembelajaran secara online.
Seperti yang diketahui, selama pandemi Covid-19, sekolah ditutup dan anak-anak diminta untuk belajar online dari rumah.
• TERHARU! Bocah SD Ini Ikhlas Pecah Celengan Buat Beli HP Demi Bisa Belajar Online, Isinya Recehan
• Gegara Corona Anak Belajar Online di Rumah, Orangtua Curhat: Rebutan HP Hingga Panik Internet Lemot

Rupanya hal itu menjadi kendala tersendiri bagi sebagian murid.
Tak sedikit anak sekolah merasa kesulitan untuk mengikuti proses belajar online lantaran keterbatasan.
Tidak semua anak dapat mengikuti belajar online.
Kendala tersebut juga dialami anak-anak dari keluarga kurang mampu Kota Makassar.
Misalnya yang dialami anak-anak yang bermukim di pinggir Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi, Makassar.
Kondisi anak-anak itu menggugah hati seorang anggota Polsekta Mamajang, Aiptu Paleweri, yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.
Paleweri kemudian menginisiasi penyediaan fasilitas internet di kompleks TPU Dadi hingga mendirikan tempat belajar bersama.
Kompleks TPU Dadi dipilih menjadi lokasi belajar karena daerah sekitarnya penuh dengan rumah penduduk.
Tak ada lagi lokasi untuk bisa mendirikan bimbingan belajar (bimbel).
Paleweri juga tidak segan mengeluarkan dana pribadi untuk membangun tempat tersebut, misalnya untuk tenda, kursi, meja, serta fasilitas internet.
• Jika Pandemi Covid-19 Berakhir, Mendikbud Ungkap Pembelajaran Jarak Jauh Bisa Diterapkan Permanen
• Perjuangan Mahasiswa di Luwu saat Kuliah Online, Panjat Pohon hingga Naik Gunung Agar Dapat Sinyal
“Saya lihat banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu, tidak bisa sekolah online.
Orangtua mereka kesulitan membeli kuota internet sehingga saya memasukkan jaringan internet.
Setelah ada internet, banyak anak-anak dari tingkat SD, SMP, dan SMA terpaksa duduk di atas kuburan sambil belajar.
Jadi saya bersama warga sekitar kemudian mendirikan tenda dan membuat kursi serta meja,” ujar Paleweri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).
Anak-anak yang mengikuti pendidikan berasal dari Kampung Tumpang, Kelurahan Maricaya Selatan.
Jumlahnya untuk murid SD sebanyak 26 orang, 24 siswa SMP, 7 siswa SMA, dan 4 anak putus sekolah.
“Mereka itu berbeda-beda sekolah.
Jadi selain bisa menikmati wifi gratis, mereka juga ada yang bimbing dari senior-seniornya.
Jadi murid SD diajar kakak-kakaknya yang sudah SMP dan SMA.
Jadi mereka saling belajar dan mengajar.
Saya dan beberapa masyarakat mengawasi dan ikut juga memberi pelajaran,” ucap Paleweri.
Seiring berjalannya waktu, ada banyak anak dari Kelurahan Mamajang Luar yang ikut belajar, sehingga total anak-anak yang belajar di TPU Dadi mencapai 80-an orang.
“Jadi waktu belajar online mereka ada, sama seperti jam sekolah mulai dari pagi sampai sore.
Jadi ada anak yang masuk shift pagi dan ada yang shift sekolah sore.
Habis maghrib, belajar mengaji dilanjutkan.
Ada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar yang membantu mengajar,” jelasnya.
Paleweri mengungkapkan, anak-anak tersebut tidak risih ataupun takut dengan situasi belajar di sekitar kuburan.
Mereka sudah terbiasa dengan situasi itu.
• Murid Tak Punya Smartphone, Ini Kisah Viral Guru Avan Datangi Rumah Siswa di Tengah Wabah Corona
Anak-anak tersebut bahkan siang dan malam lewat di TPU tersebut.
Ini karena jalan menuju rumah mereka harus melewati kuburan.
Lokasi pendidikan yang dia bangun juga membuat anak-anak saling peduli.
Misalnya ada anak yang tidak mempunyai ponsel pintar, maka anak yang memiliki akan meminjamkannya.
Paleweri tetap berupaya untuk membeli ponsel pintar agar bisa digunakan bersama.
Jika sekolah online berakhir, dia akan tetap melanjutkan tempat belajar bersama itu.
“Saya sebagai anggota institusi Polri wajib membantu masyarakat.
Apalagi dengan membantu orang lain, nilai pahalanya yang sangat besar,” tuturnya. (Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Murid SD Belajar di Kantor Polisi, Dijemput hingga Dipinjamkan Laptop dan "Puluhan Anak Miskin Belajar di Kuburan karena Tak Bisa Sekolah Online, Ini Ceritanya"
dan di Tribunnews.com Murid SD Belajar di Kantor Polsek Dumai Kota, Difasilitasi Laptop & Internet hingga Jemput ke Rumah