UU Cipta Kerja
Kronologi Pecahnya Kerusuhan Setelah Demo PA 212 Tolak UU Cipta Kerja, Berawal dari Lemparan Batu
Massa demonstran terpecah menjadi dua bagian. Ada yang damai dan ada yang menjadi provokator serta perusuh.
Editor: Irsan Yamananda
Awalnya Heru mengingatkan remaja-remaja di kawasan Bundaran Bank Indonesia atau kawasan dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha untuk pulang ke rumah masing-masing karena aksi penolakan UU Cipta Kerja sudah selesai.
"Aksi ini aksi damai, teman-teman tadi melaksanakannya dengan baik dan yang lainnya juga begitu. Kita berjanji tadi tidak anarkis dan tidak rusuh. Ya silakan warga dan adik-adik aksi sudah selesai, silakan kembali ke rumah masing-masing tanpa ada anarkisme," ujar Heru.
Baca juga: BEM SI Sindir Jokowi Kabur saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Tuding Pemerintah Putar Balikkan Narasi
Massa pedemo anak muda tersebut tak bisa dibendung meskipun polisi dan sejumlah anggota ormas yang mencoba menahan massa untuk tak melempar batu.
Massa di arah patung kuda masih belum anarkistis. Mereka kini menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".
Beberapa menit kemudian, penyerangan meluas. Mereka semua ikut melempar batu ke arah polisi.

Wartawan di jembatan penyeberangan orang (JPO) pun menjadi sasaran lemparan batu.
Mereka kemudian berpencar. Ada yang ke arah Pintu Monas.
Di Pintu Monas, penyerangan dilakukan ke arah polisi yang berada di dalam Monas.
Polisi di dalam Monas kemudian keluar dengan kendaraan taktis dan motor. Mereka memukul mundur massa.
Massa terpecah. Ada yang ke arah Balai Kota, Budi Kemuliaan, dan MH Thamrin.
Baca juga: Partai Demokrat Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja, SBY Jelaskan Alasannya, Masih Ada Masalah
Mereka masih melakukan penyerangan. Polisi terus mengimbau massa untuk membubarkan diri.
Gas air mata terus ditembakkan ke arah massa. Massa terus bertahan sambil melakukan perlawanan.
Sementara itu, pedemo PA 212 sudah tak terlihat. Mereka ikut membubarkan diri di tengah aksi yang rusuh.
Di tiga titik, mereka masih melempari petugas
Polisi terus menyisir pedemo dengan kendaraan taktis dan berpakaian lengkap menggunakan pelindung untuk mendorong massa mundur.