Kisah Rian, Berhenti Jadi Sopir karena Pandemi, Kini Sukses Bisnis Ternak Cacing, Raup Jutaan Rupiah
Pria asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun itu menekuni bisnis ternak cacing setelah berhenti menjadi sopir rental karena pandemi.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Rian memulai bisnis pada Juli 2020 dengan modal Rp 35 juta dari tabungannya dan utang.
“Modal saya dari uang tabungan dan pinjaman sekitar Rp 35 juta,” kata Rian saat ditemui di kediamannya, Selasa (13/10/2020).
Uang tersebut digunakan untuk membuat kolam cacing di belakang rumah, membeli bibit dua kuintal dan membuat oven cacing.
Baca juga: Terdampak Pandemi Covid-19, 7 Artis Ini Jajal Bisnis untuk Sambung Hidup, Jual Donat hingga Jengkol
Selama dua bulan, Rian merawat cacing dengan cara menyirami dengan air dan memberi ampas tahu.
Menurutnya, perawatannya cukup mudah karena cacing juga tidak mudah sakit serta bisa kawin dan bertelur sendiri.
Potensi bisnis

Setelah dua bulan itu, Rian bisa memanen setiap dua pekan sekali.
Sekali panen bisa menghasilkan 36 kilogram cacing basah.
Sebelum dijual, cacing dikeringkan terlebih dahulu menggunakan oven khusus.
“Untuk dijual di pasaran cacing yang dijual harus kering.
Kalau panen 36 cacing basah maka bila dikeringkan menjadi enam kilogram,” ujar Rian.
Cacing lumbricus kering dijual dengan harga Rp 500.000 per kilogram.
Artinya, jika sebulan dia panen 72 kilogram cacing basah atau 12 kilogram kering, maka bisa meraup omzet Rp 6.000.000.

Rian mengajak masyarakat lain ikut membudidayakan cacing sepertinya.
Dia mengungkap bahwa hanya butuh modal Rp 10 juta untuk bisa memulai bisnis cacing.