Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial untuk Negara, Ketua DPP Demokrat: Tidak Boleh Asal Tuduh
Putri Presiden Soekarno ini sempat mempertanyakan sumbangsih generasi milenial untuk bangsa dan negara Indonesia.
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Beberapa hari terakhir, sosok Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sedang menjadi perhatian banyak orang.
Seperti diketahui, putri Presiden Soekarno ini sempat mempertanyakan sumbangsih generasi milenial untuk bangsa dan negara Indonesia.
Sontak, tak sedikit pihak yang menyesalkan pernyataan Megawati tersebut.
Termasuk Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin.
Menurut Didik, Megawati seharusnya tidak menggeneralisasi milenial dengan aksi anarkistis sekelompok orang di demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja beberapa hari yang lalu.
"Megawati tidak boleh asal tuduh kepada kaum milenial terkait demo anarkis yang lalu," kata Didi dalam keterangan tertulis, Jumat (30/10/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Melihat Peluang Gibran Rakabuming di Pilkada Solo, Lawan Orang Biasa, Megawati Jadi Juru Kampanye
Baca juga: Setelah Megawati dan Puan Maharani, Kini Sandiaga Uno Jadi Jurkam Gibran Rakabuming di Pilkada Solo
Baca juga: POLEMIK Megawati Minta Jokowi Tak Manjakan Milenials, PKS Ungkit Andil Kesalahan Generasi Senior

Didi mempersilakan Megawati mempermasalahkan demo anarkistis dalam aksi demo menolak UU Cipta Kerja.
Namun, ia meminta Megawati untuk tidak menuduh generasi milenial sebagai penyebabnya.
Didi menduga, demo anarkistis tersebut sudah direkayasa kelompok penyusup yang ingin memperkeruh suasana.
"Konteks oleh ibu Megawati sangat keliru dan tidak tepat, demo anarkis dikaitkan dengan milenial."
"Demo anarkis sudah pasti rekayasa kaum penyusup yang hendak bermain di air keruh. Tidak ada kaitan sama sekali dengan konteks kaum milenial," ucapnya.
Lebih lanjut, Didi berharap Megawati lebih berhati-hati dan bijak dalam menilai generasi milenial.
Selain itu, ia meminta Presiden Jokowi tetap memberi perhatian khusus bagi generasi milenial agar langkah mereka sukses ke depannya.
"Aksi demo mahasiswa menolak omnibus law perlu diapresiasi sebagai niat baik rakyat menyampaikan pesan dan kritiknya terhadap pemerintahan, demonstrasi merupakan hak rakyat yang dilindungi undang-undang," pungkasnya.
Baca juga: POPULER Megawati Minta Kader Rapatkan Barisan Terkait Bendera PDIP yang Dibakar Massa, Tempuh Hukum?
Sebelumnya diberitakan, Megawati menanyakan sumbangsih generasi milenial saat ini yang menurutnya hanya bisa berdemonstrasi, salah satunya demonstrasi menolak UU Cipta Kerja dalam beberapa hari terakhir.
Menurut dia, sumbangsih generasi milenial terhadap Bangsa Indonesia belum terlihat selain melakukan demonstrasi tersebut.
"Anak muda kita jangan dimanja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial."
"Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung?" kata Megawati dalam acara peresmian kantor PDI-P secara daring, Rabu (28/10/2020).
"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini?"
"Masa hanya demo saja,"kata Megawati.
Ia pun menyayangkan demonstrasi yang berlangsung beberapa hari terakhir karena terjadi pengrusakan berbagai fasilitas publik seperti halte transjakarta dan moda raya terpadu (MRT).
Ia menilai, tak ada satu alasan yang membenarkan demontrasi boleh disertai aksi vandalisme seperti pengrusakan fasilitas publik.
Baca juga: Bendera PDIP Dibakar Massa, Megawati Minta Kader Rapatkan Barisan, PA 212: Silakan Ambil Jalur Hukum
Ia meminta masyarakat yang berdemonstrasi mengikuti aturan sehingga tak merusak fasilitas publik.
"Ada aturannya bahwa boleh untuk merusak? Endak ada."
"Saya yakin. Kalau ada orang bilang ada mana sini. Kasih tahu saya," kata Megawati.
"Saya bilang pada mereka yang mau demo-demo."
"Ngapain sih kamu demo-demo. Kalau enggak cocok pergi ke DPR."
"Di sana ada yang namanya rapat dengar pendapat itu terbuka bagi aspirasi kalian," ucap Presiden kelima RI itu.
5.954 Milenial Ikut Membangun Jalan Tol Trans-Sumatera

Tantangan yang dihadapi termasuk beratnya medan, tak menyurutkan PT Hutama Karya (Persero) untuk terus mengerjakan pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS).
Bahkan, meski di tengah Pandemi Covid-19, tak ada satu segmen atau ruas pun yang dihentikan pekerjaannya.
Sehingga ruas-ruas jalan tol yang telah dimulai pembangunannya, mampu diselesaikan Hutama Karya sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Dukungan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci perusahaan pelat merah ini dapat menunaikan tugasnya.
EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Muhammad Fauzan mengungkapkan hingga saat ini, tercatat total jumlah pekerja yang dikerahkan membangun JTTS sebanyak 7.938 orang.
"Dari total jumlah pekerja tersebut, sebanyak 75 persen atau 5.954 orang di antaranya adalah generasi muda (milenial) dengan rentang usia 18-35 tahun," kata Fauzan menjawab Kompas.com, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: POPULER Megawati Minta Kader Rapatkan Barisan Terkait Bendera PDIP yang Dibakar Massa, Tempuh Hukum?
Keseluruhan pekerja ini merupakan gabungan yang berasal dari Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Konsultan Supervisi, Kontraktor, Konsultan Pengendali Mutu Indonesia (PMI) dan Sub-Kontraktor.
Rinciannya, untuk Ruas Tol Pekanbaru-Dumai melibatkan sebanyak 5.475 pekerja, Ruas Tol Medan-Binjai seksi 1 sebanyak 453 orang, Ruas Tol Padang-Pekanbaru seksi Padang-Sincincin sekitar 150 pekerja, dan Ruas Tol Indrapura-Kisaran sebanyak 146 orang.
Kemudian Ruas Tol Sigli-Banda Aceh sebanyak 557 orang, Ruas Tol Padang-Pekanbaru seksi Pekanbaru-Bangkinang 407 pekerja, Ruas Tol Simpang Indralaya-Muara Enim 493 orang, dan Ruas Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu seksi Bengkulu-Taba Penanjung sebanyak 257 pekerja.
Pemerintah menugaskan Hutama Karya untuk membangun JTTS dengan total panjang keseluruhan 2.765 kilometer melalui Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diperbarui dengan Perpres Nomor 117 Tahun 2015.

Jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh dengan jumlah 24 ruas dan akan beroperasi penuh pada 2024.
Sampai Oktober 2020, terdapat sembilan ruas Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) yang telah beroperasi tahun ini.
Kesembilan ruas tersebut adalah Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 140 kilometer, Ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) 189 kilometer, Ruas Tol Kayu Agung-Jakabaring sepanjang 33 kilometer.
Kemudian Ruas Tol Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 22 kilometer, Ruas Tol Medan-Binjai 13 kilometer, Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 62 kilometer, Ruas Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa sepanjang 43 kilometer.
Lalu Ruas Tol Aceh-Sigli Seksi IV sepanjang 14 kilometer dan Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer juga telah beroperasi.
Baca juga: Megawati Sindir Anak yang Dipaksakan Ikut Pemilihan, Gibran: Saya Gak Dipaksa, Keinginan Sendiri
Sementara, berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ruas JTTS selanjutnya yang akan beroperasi adalah Tol Kayu Agung-Palembang-Betung segmen Jakabaring-Kramasan sepanjang 9 kilometer.
Jalan bebas hambatan ini rencananya beroperasi pada November 2020 mendatang. Progres konstruksi ruas tersebut telah mencapai 98 persen.
Segmen tersebut merupakan bagian dari Seksi I Kayu Agung-Palembang (Jakabaring) sepanjang 34 kilometer yang telah beroperasi sejak Apriil 2020.
Adapun konstruksi Seksi 2 Palembang-Betung dimulai pada Juli 2020. Dengan demikian, keseluruhan Ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung ditargetkan rampung pada Januari 2022.

Kemudian ruas lain yang ditargetkan beroperasi pada tahun ini adalah Tol Sigli-Banda Aceh Jantho-Indrapuri Seksi 3 sepanjang 16 kilometer dan Tol Medan-Biinjai Seksi 1A Veteran-Tanjung Mulia sepanjang 4 kilometer.
Saat ini progres konstruksi masing-masing ruas tersebut sebesar 65 persen dan 89 persen.
Secara keseluruhan, Tol Banda Aceh-Sigli terbagi menjadi enam seksii dengan total investasi sebesar Rp 12,35 triliun.
Progres konstruksi keseluruhan seksi tol kini telah mencapai 50 persen dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2021.
Kehadiran Tol Banda Aceh-Sigli diperkirakan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Sigli dari sekitar 2-3 jam menjadi 1 jam perjalanan.
Sedangkan ruas Tol Medan-Binjai Seksi 1 A (Veteran-Simpang Susun Tanjung Mulia) merupakan bagian dari ruas Tol Meda-Binjai.
Dari keseluruhan ruas tersebut, ruas Veteran-Binjai sepanjang 13 kilometer telah beroperasi sejak Oktober 2017 lalu.
Baca juga: Jelang Pilkada 2020, Bobby Nasution Tak Hanya Temui Waketum Gerindra, Tapi Juga Megawati
Jalan tol yang menghubungkan Kota Medan dan Kota Binjai ini dibangun untuk meningkatkan konektivitas guna memperlancar distribusi logistik barang dan jasa.
Selain itu, jalan tol ini diharapkan dapat memperkuat struktur kawasan perkotaan metropolitan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo.
Dengan tambahan ketiga ruas tersebut, maka total panjang Trans Sumatera hingga akhir tahun 2020 mencapai 677 kilometer.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, kehadiran jalan bebas hambatan di Pulau Sumatera dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Sebab menurutnya, kehadiran jalan tol menghubungkan kawasan-kawasan produktif di Pulau Sumatera.
"Dengan demikian, hal ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi kawasan serta menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di pulau ini," tuntas Basuki.
Pulau Sumatera sendiri merupakan penyumbang 21,4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sepanjang Kuartal I-2020. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapi Megawati, Ketua DPP Demokrat: Jangan Asal Tuduh kepada Milenial".
BACA JUGA : di Tribunnews.com dengan judul Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial untuk Negara, Ketua DPP Demokrat: Jangan Asal Tuduh.