Breaking News:

UPDATE Aktivitas Gunung Merapi, Siaga Level III, 36 Kali Guguran Lava Pijar, Potensi Arah Erupsi

Berikut update terkini aktivitas Gunung Merapi yang sudah memasuki status siaga level III.

Editor: ninda iswara
Twitter/@BPPTKG
Erupsi Gunung Merapi, Jumat (27/3/2020) 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Gunung Merapi kembali keluarkan lava pijar, begini aktivitas terkininya yang sudah memasuki status siaga level III. Potensi arah erupsi ke Barat Daya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta terus mengupdate kondisi terkini Gunung Merapi.

Berdasar laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 17 Januari 2021, pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, BPPTKG mencatat ada 36 kali guguran lava pijar.

"Teramati guguran lava pijar 36 kali,"ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, periode pengamatan Minggu (17/1/2021).

Lalu, muncul asap kawah berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah dengan visual gunung jelas hingga kabut 0-III.

Potensi ancaman berubah

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan, erupsi Gunung Merapi saat ini cenderung mengarah ke Barat Daya.

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar 36 kali dalam 6 Jam, Masyarakat Diminta Waspada

Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi Makin Mencemaskan, Detik-detik Lansia, Ibu Hamil, Anak-anak Bergegas Diungsikan

Hal ini membuat rekomendasi juga harus disesuaikan.

Menurutnya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, awan panas, pada sektor Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng dan Sungai Putih sejauh maksimal 5 Km.

"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 Km dari puncak. Jadi masih ada kemungkinan letusan eksplosif, ini biasa dalam fase erupsi," ungkapnya.

Agus Budi menambahkan, aktivitas seismik, deformasi dan gas teramati mengalami penurunan secara signifikan.

Namun, kejadian guguran tinggi dominan bersumber di lokasi erupsi.

Lalu, pada pengamatan per 15 Januari 2021, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif dan potensi erupsi eksplosif menurun signifikan.

Menurutnya, dengan erupsi cenderung bersifat efusif, dan memperhatikan arah erupsi cenderung mengarah ke Barat Daya, maka potensi ancaman bahaya juga bergeser.

Status Siaga Level III

Untuk status Gunung Merapi, BPPTKG masih menetapkan Siaga (Level III).

Dalam status itu, BPPTKG merekomendasikan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan.

Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Baca juga: 7 FAKTA Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, Berpotensi Ada Letusan Eksplosif, Wisata Dihentikan

Baca juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi, Jumat 27 Maret 2020, Kolom Abu Capai 5000 Meter, Dihimbau Radius 3 KM

5 Fakta Gunung Semeru Meletus

1. Luncurkan awan panas sejauh 4,5 kilometer

Kondisi erupsi Gunung Semeru dijelaskan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Dalam keterangannya, Thoriqul mengatakan, Gunung Semeru meluncurkan awan panas sejauh 4,5 kilometer.

"Gunung Semeru mengeluarkan awan panas. Dengan jarak 4,5 kilometer.

Daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Kobokan, saat ini menjadi titik guguran awan panas," kata Bupati Thoriqul dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, Kepala PVMBG Kasbani menuturkan, guguran awan panas terjadi mulai pukul 17.24 WIB hingga 18.35 WIB.

"Terjadi Awan panas guguran Gunung Semeru pukul 17.24 sampai dengan 18.35 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm durasi 4.287 detik," kata Kasbani.

2. Selain mengeluarkan awan panas, Gunung Semeru juga mengeluarkan guguran lava.

Menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani, guguran lava itu meluncur sejauh 500 hingga 1.000 meter ke arah Curah Kobokan, Lumajang.

"Aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500 hingga 1.000 meter dari Kawah Jonggring Seloko ke arah Besuk Kobokan," ujar dia.

3. Waspadai potensi banjir lahar dingin

Nia menjelaskan, awan panas guguran yang kerap keluar dari Kawah Jonggring Seloko Gunung Semeru dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin.

Hal itu bisa terjadi jika hujan turun dengan intensitas tinggi.

Nia pun meminta warga mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar dingin ini.

Khususnya, bagi warga yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.

"Jika terjadi hujan, dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak," tutur dia.

4. Hujan abu di sejumlah tempat

Dampak erupsi Gunung Semeru, sejumlah tempat di Lumajang mengalami hujan abu.

Hal ini dijelaskan oleh Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi.

"Untuk dampaknya hanya terjadi hujan abu di kawasan Pronojiwo, Candipuro dan Pasrujambe," tutur dia, Sabtu (16/1/2021) malam.

Di daerah yang mengalami hujan abu, BPBD telah menurunkan tim.

"Tim sudah kita turunkan ke sana untuk asesmen dan memantau," ujar dia.

5. Status waspada, tak tutup kemungkinan bangun posko pengungsian

Pihak PVMBG menegaskan bahwa status Gunung Semeru masih berada di level II atau 'Waspada'.

Meski demikian, pihak BPBD membuka kemungkinan untuk mendirikan posko pengungsian.

Hal itu dilakukan jika aktivitas vulkanik di kawah Semeru terus meningkat.

"Lihat perkembangan nanti malam, bagaimana Semeru, karena gunung api itu fluktuatif. Tim sudah kami kirim ke sana untuk memantau dan mengamati," kata Wawan. (Kompas.com/Wijaya Kusuma/Andi Hartik)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Aktivitas Gunung Merapi, 36 Kali Guguran Lava Pijar hingga Potensi Arah Erupsi dan 5 Fakta Gunung Semeru Meletus, Hujan Abu hingga Potensi Banjir Lahar Dingin

Sumber: Kompas.com
Tags:
Gunung MerapierupsiYogyakarta
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved