Breaking News:

Raja Keraton Solo Meninggal

2 Adik Pakubuwono XIII Rasakan Pertanda Sebelum Raja Keraton Solo Meninggal, Pohon Besar Tumbang

Firasat dua adik Raja Solo sebelum Pakubuwono XIII meninggal dunia, pohon besar tumbang hingga soal baju koko.

Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA dan Tribun Solo/Eka Fitriani
RAJA SOLO MENINGGAL DUNIA - Firasat dua adik Raja Solo sebelum Pakubuwono XIII meninggal dunia, pohon besar tumbang hingga soal baju koko. 

Ringkasan Berita:
  • Pertanda sebelum Raja Keraton Solo meninggal dirasakan adik-adik raja
  • Gusti Neno dan Gusti Moeng menyebut memiliki pengalamannya masing-masing jelang sang kakak wafat
  • Mulai dari pohon tumbang hingga baju koko putih menjadi sasmita alias tanda

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sejumlah tanda sebelum wafatnya Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII, ternyata sempat dirasakan oleh adik-adik beliau.

PB XIII berpulang pada Minggu pagi, 2 November 2025, di Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo.

Sang penerus dinasti Mataram Islam itu meninggal dunia pada usia 77 tahun setelah berjuang melawan sejumlah komplikasi penyakit.

Bukan hanya KGPH Surya Wicaksana atau yang akrab disapa Gusti Neno, pertanda sebelum kepergian sang raja juga dialami GKR Wandansari, yang lebih dikenal dengan panggilan Gusti Moeng.

Gusti Neno menceritakan bahwa sebuah pohon tumbang di Pesanggrahan Langenharjo sempat memunculkan desas-desus sebagai isyarat akan datangnya duka bagi Keraton Solo.

Sementara itu, pengalaman berbeda dirasakan oleh Gusti Moeng.

Ia mengaku sempat “melihat” sang kakak berada di rumah dengan mengenakan baju koko berwarna putih, sebuah gambaran yang kemudian diyakini sebagai sasmita, atau pertanda halus, sebelum wafatnya PB XIII.

Baca juga: Sosok Gusti Purbaya, Putra Bungsu Pakubuwono XIII, Calon Kuat Raja Solo, Baru 21 Th, Sindir Gibran

Pohon Tumbang

Gusti Neno bercerita, tanda alam muncul sebelum keturunan dinasti Mataram Islam itu mangkat.

Sebuah pohon tua besar tumbang di Pesanggrahan Langenharjo, tempat peristirahatan dibangun Pakubuwono IX pada 1870 untuk semedi dalam rangka bermeditasi.

Pesanggrahan Langenharjo terdapat di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Lokasinya 10 kilometer dan dapat ditempih sekitar 20 menit dari Keraton Solo.

Berdiri di tepi sungai (utara Sungai Bengawan Solo), Pesanggrahan Langenharjo dikelilingi oleh pohon-pohon besar membuat hijau kompleks area yang terdiri dari beberapa bangunan.

Gusti Neno kepada Tribunnews mengungkapkan, pohon yang tumbang itu adalah pohon jambu mete.

"Jadi pada 31 Oktober 2025 beberapa hari lalu, pohon itu tumbang saat hujan deras dan angin kencang. Menimpa bangunan semi permanen di dekat pendopo pesanggrahan," ujarnya pada Minggu siang.

Lantas, meninggalnya Sinuhun PB XIII pada Minggu pagi memunculkan desas desus di tengah masyarakat.

Termasuk tak sedikit yang menyebut tumbangnya pohon besar di Pesanggrahan Langenharjo adalah sinyal duka kehilangan sang raja.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/4
Tags:
Pakubuwono XIIIKeraton SurakartaSolo
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved