Breaking News:

Penanganan Covid

Pembelajaran Tatap Muka Segera Dibuka, 75 Persen Orangtua Mendukung, KPI & Wasekjen PGRI Tanggapi

Berdasarkan survei yang dilakukan PGRI, 78 persen guru & 75 persen orang tua murid ternyata ingin pembelajaran tatap muka (PTM) segera diselenggarakan

Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Siswa Sekolah Dasar Negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020) 

Hasil Belajar Menurun

Dalam diskusi yang sama Wakil Sekjen PB PGRI Jejen Musfah mengatakan berdasarkan riset yang dilakukan Kemendikbudristek, pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat hasil belajar siswa menurun.

Salah satu penyebabnya belum meratanya jaringan internet di belasan ribu daerah.

"Riset Kemendikbud menyatakan PJJ itu mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa, ini nasional risetnya. Kenapa? Sangat pantas karena masih ada 12.548 daerah yang blank spot internet. PJJ itu gimana kalau nggak ada internet, anak-anak naik ke gunung, naik ke pohon, dan lain-lain mencari titik yang ada itunya," kata Jejen.

Selain kendala jaringan internet, Jejen mengatakan kendala selanjutnya adalah soal literasi digital.

Menurutnya, tidak semua guru memiliki kemampuan menyampaikan materi pembelajaran secara digital.

"Belum lagi soal kapasitas dan literasi digital guru, mungkin internet ada, tapi guru mungkin tidak semua punya kapasitas menyampaikan pengetahuan dengan cara PJJ," ujarnya, seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari Tribunnews.com berjudul : 75 Persen Orang Tua Dukung Belajar Tatap Muka, KPAI: Orang Tua Lebih Galak dari Guru saat Mengajar

Tidak Siap

Jejen juga menuturkan tidak semua orang tua siap mendampingi anaknya belajar di rumah.

Dia menyebut, data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait PJJ menunjukkan bahwa orang tua lebih galak dari guru saat sedang mengajar.

Sejumlah siswa SD mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui saluran televisi satelit Bandung 123 di ruangan Kantor RW 05, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Selasa (13/10/2010). Kanal TV Satelit Bandung 132 ini diluncurkan Pemerintah Kota Bandung dengan menayangkan program Padaringan (Pembelajaran Dalam Jaringan) berisi ratusan konten video mata pelajaran dari tingkat SD hingga SMP sebagai alternatif pembelajaran jarak jauh bagi siswa di masa pandemi Covid-19. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Sejumlah siswa SD mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui saluran televisi satelit Bandung 123 di ruangan Kantor RW 05, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Selasa (13/10/2010). Kanal TV Satelit Bandung 132 ini diluncurkan Pemerintah Kota Bandung dengan menayangkan program Padaringan (Pembelajaran Dalam Jaringan) berisi ratusan konten video mata pelajaran dari tingkat SD hingga SMP sebagai alternatif pembelajaran jarak jauh bagi siswa di masa pandemi Covid-19. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

"Ternyata nggak gampang mendampingi anak belajar," tuturnya.

Lebih lanjut Jejen mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) harus dijalankan demi menutupi kekurangan PJJ.

Apabila dalam praktiknya ada yang terkonfirmasi positif Covid-19, kata Jejen, wajib menjalani isolasi mandiri selama dua pekan.

"Harus jalan (PTM) demi menutupi kelemahan pada PJJ, tapi seandainya ditemukan kasus, harus bersedia isolasi 14 hari kemudian buka lagi ada lagi isolasi dan seterusnya," imbuhnya.(tribun network/ras/dod)

(Tribunnews/Rina Ayu)


#pembelajarantatapmuka #covid19

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/2
Tags:
Covidpembelajaran tatap mukaPGRI
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved