Cerita Viral
BELI Mobil untuk Anak, Pria Ini Bayar Cash Pakai Uang Koin 10 Karung, Totalnya Ada Rp 113 Juta
Kembali terjadi, membeli barang mewah menggunakan uang recehan bernilai ratusan juta rupiah.
Penulis: Galuh Palupi Swastyastu
Editor: galuh palupi
Tepatnya di Jalan Diponegoro, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Rabu (30/6/2021).
Pemilik Toko Emas Rama, Henky (40), pun membenarkan kejadian yang viral ini.
Kepada pegawainya, sang kakek yang bernama Januri (60) hendak membeli kalung emas.
Januri sendiri merupakan warga Desa Baros, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes.
Henky menyebut, Januri datang membeli emas, sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat datang membeli emas, sang kakek cuma berpenampilan sederhana.
Ia memakai kemeja putih lengan pendek, celana hitam, dan kopiah putih.
Kepada karyawan toko, kakek Januri pun mengaku bekerja sebagai pengemis.
Menurut Henky, pengakuan si kakek, dia sempat ditolak di beberapa toko emas di wilayah Jalan Diponegoro, Brebes.
Dia ditolak di dua toko emas.
Sebelumnya akhirnya dia datang ke Toko Emas Rama.
"Ceritanya, dia dari pagi sudah berkeliling di beberapa toko. Dia itu mengakunya pengemis."
"Menurut pengakuannya, dia ditolak di beberapa toko di Ketanggungan."
"Setelah toko saya buka, dia masuk. Ya kami layani," kata Henky, saat dikutip dari TribunBanyumas.com, Jumat (2/7/2021).
Henky menjelaskan, kakek Januri datang membawa dua karung besar berisi uang receh.
Tepatnya terdiri dari pecahan Rp2.000, uang logam Rp1.000, dan Rp500.
Setelah dihitung, menurut Henky, uangnya mencapai Rp6 juta lebih.
"Bawa dua karung, isinya receh semua. Besarannya Rp2.000, Rp1.000, dan Rp500," ujarnya.
Henky mengatakan, kakek bernama Januri ini membeli dua perhiasan jenis emas muda.
Dia membeli kalung seberat 10 gram dan gelang seberat 8 gram.
Total harganya Rp6,5 juta.
"Jadi, dia beli kalung dan gelang. Itu semua untuk istrinya," katanya.
Menanggapi banyaknya toko emas yang menolak Januri, Henky menilai wajar akibat pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, rata-rata, toko emas saat ini sedang mengetatkan protokol kesehatan.
Hal itu dilakukan dengan menghindari perhitungan uang terlalu banyak.
"Kami, di sini, juga menggencarkan pembayaran secara gesek."
"Tapi, semua karyawan punya SOP untuk tetap melayani."
"Meskipun uang itu receh dan berjumlah banyak," jelasnya. (Tribunnewsmaker/Galuh Palupi)
Baca artikel viral lainnya di sini