Breaking News:

MENGKHAWATIRKAN Anak-anak di Sumatera Barat Direkrut Teroris hingga Kondisinya Terpapar Radikalisme

Anak-anak di Sumatera Barat direkrut teroris hingga kondisinya mengkhawatirkan.

Editor: Candra Isriadhi
Shutterstock
Ilustrasi radikalisme. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Anak-anak di Sumatera Barat direkrut teroris hingga kondisinya mengkhawatirkan.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri akan lakukan upaya deradikalisasi kepada anak-anak tersebut.

Harapannya anak-anak tersebut bakal bisa kembali di terima di tengah masyarakat.

Anak-anak tersebut diduga direkrut 16 teroris jaringan organisasi Negara Islam Indonesia (NII).

Kabagbaops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan kondisi anak-anak yang diduga direkrut NII tersebut sangat mengkhawatirkan.

Para teroris tersebut secara masif masuk ke daerah yang menjadi target operasi mereka untuk mendapatkan kader baru.

Aswin mengatakan pihaknya akan melakukan diversi, yakni pengalihan proses pada sistem penyelesaian perkara anak yang dinilai panjang.

Baliho yang berisi imbauan mengenai terorisme terpampang di persimpangan jalan raya Lenteng Agung dari Depok arah Pasar Minggu.
Baliho yang berisi imbauan mengenai terorisme terpampang di persimpangan jalan raya Lenteng Agung dari Depok arah Pasar Minggu. (Tribun Jakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Densus 88 juga akan mengedepankan restorative justice melalui kerja sama dengan berbagai pihak.

“Polri dalam hal ini Densus 88 AT berupaya melakukan deradikalisasi dan terus mengupayakan agar bisa didiversi atau restorative justice,” kata Aswin kepada wartawan, Selasa (29/3).

Aswin menuturkan, Densus 88 menggandeng pihak terkait untuk memberikan pemahaman ajaran agama yang baik agar tidak terjerumus kepada kegiatan ekstrem dan terorisme.

“Bekerja sama dengan Kementerian Sosial atau ormas Islam dalam rangka moderasi beragama,” ujar Aswin.

Terpisah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto meminta kasus ini terus didalami dan dikembangkan agar anak-anak yang diduga dilibatkan dalam aktivitas jaringan terorisme segera bisa teridentifikasi.

Susanto mengatakan anak-anak yang diduga terlibat perlu diidentifikasi, sebab jika tidak, upaya penanganan lanjutan akan sulit dilakukan.

"Karena jika ada anak korban tidak teridentifikasi, upaya penanganan lanjutan tidak dapat terlaksana dengan baik. Anak-anak harus kita selamatkan," turutnya.

Densus 88 AntiTeror Mabes Polri.
Densus 88 AntiTeror Mabes Polri. (Tribun Jabar/ Gani Kurniawan)

Ia mengatakan saat ini pola rekrutmen anak dalam jaringan terorisme semakin canggih sehingga sulit dikenali.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
terorisradikalanak
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved