Jokowi Segera Temui Vladimir Putin, Presiden Indonesia Khawatir Masalah Pangan yang Kian Merajalela
Jokowi segera temui Vladimir Putin, presiden Indonesia khawatir masalah pangan yang merajalela.
Editor: Candra Isriadhi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Jokowi segera temui Vladimir Putin, presiden Indonesia khawatir masalah pangan yang merajalela.
Imbas perang Rusia dan Ukraina dirasakan oleh seluruh negara-negara di dunia.
Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi khawatir saat ini Indonesia berada di zona ekonomi yang berbahaya.
Bila perang antara Rusia dan Ukraina belum berakhir dalam beberapa bulan ke depan, ekonomi Indonesia pun bakal terpuruk.
Pasalnya saat ini berbagai harga pangan dan energi dipasar global telah dipatok ke harga tertinggi.
Kondisi ini tentunya dapat menjadi tantangan terberat bagi Indonesia.
“Hal terpenting yang saya khawatirkan adalah harga makanan. Jadi, kami ingin perang di Ukraina dihentikan, diselesaikan dengan negosiasi sehingga kami dapat berkonsentrasi pada ekonomi,” kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara eksklusif di kota Serang, provinsi Banten.
Baca juga: Erina Gudono Bakal Jadi Mantu Jokowi, Alasan Kaesang Putus dari Nadya Arifta Malah Tuai Sorotan
Baca juga: Tolong Dong Bapak Marshanda Senggol Jokowi, Memohon Agar Pesannya Dibaca: Baca Mention Saya

Kekhawatiran tersebut tak hanya dirasakan Indonesia saja namun hampir seluruh negara di berbagai belahan dunia, hingga membuat Presiden RI Jokowi dikabarkan tengah berencana mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang, untuk membahas permasalahan krisis pangan, dikutip dari Kantor berita Rusia Tass.
Kunjungan ini nantinya akan dilakukan Jokowi setelah pihaknya menghadiri pertemuan Kelompok G-7 yang berisikan negara - negara ekonomi maju, di Jerman pada 26 sampai 28 Juni 2022.
“Setelah G-7, saya akan mengunjungi beberapa negara yang terkait masalah pangan,” tegas Jokowi kepada CNBC Internasional.
Meskipun sejumlah negara telah melayangkan sanksi ke Rusia namun hingga kini Indonesia masih memegang teguh untuk terus bersikap netral.
Bahkan pada April lalu ketika Zelensky meminta bantuan Indonesia untuk mengirimkan senjata, Jokowi dengan tegas menolak permintaan tersebut dengan menawarkan bantuan kemanusiaan sebagai gantinya.
Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya perpecahan konflik yang makin parah, yang dikhawatirkan dapat memperburuk krisis pangan dunia.
Mengingat Rusia dan Ukraina sendiri merupakan pemasok pangan dengan komoditas gandum dan biji-bijian terbesar di dunia.
Bahkan Program Pangan Dunia PBB mencatat 323 juta orang di tahun ini tegah menghadapi kerawanan pangan parah, sebagai akibat dari melonjaknya berbagai bahan pangan imbas dari perang di Ukraina.