Tak Jadi Gabung NATO, Ukraina Nyerah Pada Keadaan Begini Rencana Baru Presiden Volodymyr Zelensky
Tak jadi gabung NATO, Ukraina nyerah pada keadaan dan kini rencanakan agenda baru.
Editor: Candra Isriadhi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tak jadi gabung NATO, Ukraina nyerah pada keadaan dan kini rencanakan agenda baru.
Pemerintah Ukraina menegaskan tidak akan lagi mengejar-ngejar agar bisa diterima menjadi anggota NATO.
Selama konflik Rusia-Ukraina berjalan, pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin berkali-kali memperingatkan agar Ukraina tidak bergabung ke NATO karena dapat membahayakan kedaulatan Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, saat ini Ukraina dipastikan tidak akan lagi berupaya untuk bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) tersebut.
Informasi ini disampaikan oleh penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Igor Zhovkva, Sabtu (25/6/2022).
Zhovkva menjelaskan, saat ini pemerintahan Zelensky hanya ingin mendapat pengakuan dari NATO bahwa Ukraina sangat penting untuk menjadi landasan keamanan di regional Eropa.
Volodymyr Zelensky juga ingin memastikan kemitraan antara Ukraina dan NATO.
Baca juga: Rudal Ukraina Gagal Gempur Rusia, Berputar-putar di Udara Lalu Kemudian Hilang Begitu Saja
Baca juga: 2 Drone Ukraina Gempur Kilang Minyak Rusia di Perbatasan, Target Utama Langsung Lumpuh Total

"Anggota NATO telah menolak aspirasi kami," ujar Zhovkva.
"Kami tidak akan melakukan hal lain dalam masalah ini."
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov merasa yakin bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) sedang membangun koalisi yang pada akhirnya bisa berperang dengan Rusia.
Dilansir TribunWow.com dari Newsweek, Jumat (24/5/2022), menilai tindakan tersebut sebagai strategi yang serupa dilakukan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Orang kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin itu juga membahas persetujuan yang diperoleh Ukraina untuk menjadi kandidat anggota UE.
Media pemerintah Rusia melaporkan Lavrov membuat komentar tersebut saat berbicara pada konferensi pers di Baku, Azerbaijan, setelah pertemuan dengan Jeyhun Bayramov, menteri luar negeri Azerbaijan.
Selama konferensi dengan wartawan, Lavrov membahas keputusan Uni Eropa untuk memberikan status pencalonan ke Ukraina dan Moldova pada Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Panglima Tinggi Inggris Anggap Rusia Sudah Kalah Perang, Klaim Ukraina Berhasil Kuasai 25 Persen
Baca juga: Serang Balik Rusia Pakai Meriam Milik NATO, Ukraina Hancurkan Pangkalan Militer Pasukan Putin

Baik Ukraina dan Moldova melamar untuk bergabung dengan organisasi itu segera setelah Rusia memulai serangannya terhadap Ukraina pada akhir Februari.