Breaking News:

'Takut Pakai WA' Ayah Brigadir J Ungkap HP Sempat Diretas, Kini Nomal Lagi Tapi Semua Pesan Hilang

Keluarga Brigadir J atau Brigadir Yosua Hutabarat sempat panik ketika hp milik mereka tiba-tiba diretas orang.

Editor: galuh palupi
Tribun Jambi
Ayah Brigadir J takut pakai WA setelah hpnya sempat diretas orang 

Saat masuk polisi, Prian ditempatkan di kesatuan Brimob.

Dia mendapat tugas ke Papua tiga bulan setelah lulus.

Pada saat itu, orangtuanya hanya membekali anak itu dengan alkitab, kitab suci yang bagi umat Nasrani berisi Firman Tuhan.

"Saya tidak bisa memberinya uang, hanya bisa memberikan alkitab saat itu," kata Samuel sambil teriksa.

Samuel mengatakan tidak ada perubahan dalam diri Yosua Hutabarat atau Brigadir J atau Pria sebelum maupun sesudah menjadi anggota polisi.

"Kalau perubahan tidak ada ya, karena begitu lulus langsung SMA dia jadi polisi," terang Samuel.

Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat meninggal di rumah Kadiv Propam, yang menghadirkan teka-teki hingga saat ini.

Mabes Polri menyebut Brigadir J tewas dalam tragedi polisi tembak polisi di rumah yang berada di Duren Tiga, Jakarta itu.

Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) menilai kejanggalan, dan menyebut setidaknya ada 7 kejanggalan.

Lokasi baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Kompleks Polri Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan, merupakan rumah singgah.
Lokasi baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Kompleks Polri Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan, merupakan rumah singgah. (Warta Kota/Miftahul Munir)

Berikut kejanggalan pada peristiwa yang menewaskan Brigadir Josua versi Kontras:

1. Ada disparitas waktu yang cukup lama. Diumumkan ke publik tiga hari setelah kejadian.

2. Kronologi yang disampaikan kepolisian berubah-ubah.

3. Ada luka sayatan pada tubuh jenazah Brigadir J di bagian muka, yang juga diamini oleh keluarga korban.

4. Keluarga sempat dilarang untuk melihat kondisi jenazah yang sudah di dalam peti

5. Kamera CCTV di sekitar lokasi dalam kondisi mati saat peristiwa polisi tembak polisi.

6. Ketua RT di lokasi kejadian tidak dapat pemberitahuan peristiwa dan Olak TKP.

7. Keberadaan Kadiv Propam saat peristiwa tidak diketahui secara pasti.

Pada kasus ini, yang utama menjadi sorotan Kontras adalah perbedaan keterangan Polri dan keterangan pihak keluarga terkait luka Brigadir J.

Tribun sebelumnya memberitakan, keluarga menunjukkan ada empat luka tembak di tubuh Brigadir Yosua

Kemudian keluarga menerangkan ada luka sayatan senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.

Menurut Kontras, keterangan keluarga ini, yang juga disertai bukti foto, sangat bertolakbelakang dengan keterangan kepolisian.

"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," ucap Rivanlee Anandar, Wakil Koordinator Kontras, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/7/2022). 

Tak Ada Ambulans Setelah Brigadir J Tewas

Tak ada ambulans yang jemput jenazah Brigadir J, menambah kejanggalan kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Polri.

Kejanggalan terus terjadi dalam kasus tewasnya Brigadir J yang ditembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri.

Satu diantaranya adalah tak adanya keberadaan ambulans di lokasi tewasnya Brigadir J.

Tewasnya Brigadir J menimbulkan banyak persepsi dan tanda tanya karena ditemukannya banyak kejanggalan.

Salah satunya yang jadi tanda tanya soal keberadaan ambulans.

Brigadir J adalah Ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang tewas tertembak di rumah dinas sang bos.

Ya tewasnya Brigadir J dalam insiden polisi tembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo disebut banyak kejanggalan.

Baca juga: PILU Keluarga Tak Boleh Buka Peti Brigadir J, Banyak Luka di Tubuh Korban, Ungkap 7 Kejanggalan Lain

Kolase foto Rumah Dinas Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri, dan Brigadir J Hutabarat.
Kolase foto Rumah Dinas Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri, dan Brigadir J Hutabarat. (Kolase Tribun-Medan.com/TribunJakarta.com)

Salah satu hal yang dianggap janggal yaitu soal ketiadaan ambulans usai penembakan Brigadir J.

Pihak Polri turut menanggapi soal hal itu.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan memberi tanggapan soal ketiadaan ambulans usai penembakan Brigadir J.

Namun pihaknya tak memberikan penjelasan yang rinci akan hal tersebut.

Ramadhan hanya mengatakan, ambulans diperuntukkan untuk membawa orang sakit.

Selebihnya dikatakan Ramadhan akan ada penjelasan lebih lanjut.

Sebelumnya, Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto, Ketua RT kawasan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo menyebut dirinya tak mengetahui ada ambulans usai insiden baku tembak.

Baca juga: Syok Atas Tewasnya Brigadir J, Ini Sosok Istri Ferdy Sambo, Anak Jenderal & Punya Gelar Dokter Gigi

Brigadir J dan Bharada E.
Brigadir J dan Bharada E. (Tribun Manado)

"Ya ambulance kan mobil orang sakit, ini kan jenazah. Nanti kita sampaikan ya. Sama seperti yang dijelaskan Pak Kapolres saja ya," kata Ramadhan di kantor BNN, Kamis (14/7/2022) dilansir Tribun Jakarta.

Lebih lanjut, Ramadhan juga tidak memberikan banyak keterangan terkait dugaan tiga handphone anggota keluarga Brigadir J yang diduga diretas.

"Yang tiga itu kan nanti kita tanyakan," kata Ramadhan.

(TribunJambi/TribunManado.co.id)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul 'Sejumlah Pesan di Aplikasi WA dan FB Keluarga Brigpol Nofriansyah Terhapus Setelah Dugaan Peretasan'

Sumber: Tribun Jambi
Tags:
Brigadir JYosua HutabaratFerdy SamboFacebookWhatsApp
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved