Breaking News:

'Nggak Bisa Dipaksain' Kejanggalan pada Jenazah Brigadir J Diungkap Keluarga, Sampai Lakukan ini

Rohani Simanjuntak kerabat keluarga Brigadir J menjelaskan bagaimana keadaan jenazah Brigadir J saat pertama kali datang ke rumah orang tuanya.

YouTube Kompas TV/ TribunJambi
Kesedihan ibunda Brigadir J melihat kondisi jenazah putranya, ungkap kejanggalan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J hingga kini masih diselidiki oleh tim khusus Polri.

Kini fakta meninggalnya Brigadir J masih dalam proses saintifik investigasi.

Keluarga yang ditinggalkan begitu sedih melihat kondisi jenazah Brigadir J.

Mereka ingin mendapatkan keadilan yang setimpal atas apa yang sebenarnya terjadi.

Pengacara keluarga terus memperjuangkan kasus bisa terbuka dan tahu kebenaran yang sebenarnya.

Rohani Simanjuntak kerabat keluarga Brigadir J menjelaskan bagaimana keadaan jenazah Brigadir J saat pertama kali datang ke rumah orang tuanya.

"Pokoknya kami nggak tahu apa penyebabnya itu, entah tajam yang penting ada luka disininya," jawabnya, dilansir Youtube Kompas TV, Rabu (27/7/2022).

"Yang melihat cuma enam orang, empat perempuan, dua laki laki," ujarnya.

Rohani Simanjuntak melihat hal ganjil kalau tembak menembak tidak mungkin banyak luka.

"Waktu itu kakinya kayak gini awalnya, nggak bisa diluruskan, nggak bisa," ujarnya.

Baca juga: Bharada E Akui Tembak Brigadir J hingga Tewas? Keluarga Kecewa dengan Polisi: Mengapa Tak Ditangkap?

Baca juga: Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J / Yosua, Kamarudin Minta 2 Bagian Ini Dicek, Curigai Soal Pesan WA

Kesedihan ibu Brigadir J lihat kondisi jenazah putranya
Kesedihan ibu Brigadir J lihat kondisi jenazah putranya (YouTube Kompas TV, Facebook Rohani Simanjuntak)

Disebutkan saat di peti mati kaki dari Brigadir J tidak bisa lurus.

"Nggak bisa dipaksain nggak bisa," ujarnya.

Sekali lagi dijelaskan kalau kaki sebelah kanan tidak bisa lurus total.

"Jadi kaki sebelah kanan tidak bisa lurus total," jawabnya.

Saat kaki diikat dengan tali kaki tetap tidak bisa lurus.

"Kami ikat pakai tali masih tetap kayak gini," ujarnya.

Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus Brigadir J dan Bharada E.

Susno Duadji Soroti Kasus Brigadir J, Sains Investigasi Bukan Benarkan Skenario: Kalau Benar Gawat

Kasus Brigadir J terus mendapatkan sorotan dari banyak pakar kriminal.

Dari sipil,polisi hingga militer buka suara mengenai kasus Brigadir J.

Disamping itu kasus Brigadir J sangat diharapkan masyarakat agar bisa jelas dan terbuka.

Karena kasus tersebut sangat penting untuk citra Polri di masa depan.

Sehingga Tim Khusus dari Polri harus mengali sains investigasi kasus Brigadir J dengan benar.

Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji buka suara mengenai sains investigasi, dilansir Youtube Polisi Oh Polisi, Selasa (25/7/2022).

"Saintifik itu bukan membenarkan skenario," ujar Susno Duadji.

Menurut Irjen Pol Aryanto Sutadi harus diwaspadai jika membenarkan skenario.

"Itu yang harus diwaspadai," ujarnya.

Susno Duadji kalau komentarnya membenarkan skenario bisa berbahaya.

"Kalau membenarkan skenario gawat,ilmu dipakai untuk menghapusi," ujarnya.

Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus Brigadir J.

Bharada E Akui Tembak Brigadir J hingga Tewas? Keluarga Kecewa dengan Polisi: Mengapa Tak Ditangkap?

Keberadaannya sempat dipertanyakan, Bharada E akhirnya muncul.

Bharada E menjalani pemeriksaan dan memberikan sejumlah kesaksian terkait tewasnya brigadir Nopryansah Yosua hutabarat alias Brigadir J di rumah Ierjen Ferdy Sambo.

Di sisi lain, keluarga dibuat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh polisi.

Keluarga Brigadir J melalui kuasa hukumnya Kamaruddin Simanjuntak mengaku heran Bharada E tidak diamankan polisi, padahal sudah jelas bahwa Bharada E mengaku sebagai pelaku yang membunuh dan menembak Brigadir J.

Dengan diamankannya Bharada E, menurut Kamaruddin, maka pelaku lainnya yang terlibat akan lebih mudah terungkap.

Sebab kata Kamaruddin, pihaknya sangat yakin bahwa pelaku pembunuhan terhadap Brigadir J lebih dari satu atau dua orang.

"Itulah, sudah ada yang mengaku menembak, mengapa tidak ditangkap?" kata Kamaruddin kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Keluarga Ungkap Kondisi Kaki Kanan Brigadir J, Bengkok Tak Bisa Diluruskan, Banyak Luka di Tubuhnya

Baca juga: Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J / Yosua, Kamarudin Minta 2 Bagian Ini Dicek, Curigai Soal Pesan WA

Kamarudin Simanjuntak ungkap kecurigaannya soal WA Brigadir J, kini minta soroti bagian penting saat autopsi ulang jenazah korban.
Kamarudin Simanjuntak ungkap kekecewaannya soal Bharada E. (Kloase Tribunnews.com/ Tribunjambi.com)

Kamaruddin menyebutkan pihaknya sangat yakin pelaku pembunuhan berencana terhadap Brigadir J lebih dari satu orang atau bahkan lebih dari dua orang.

Sehingga kata Kamaruddin, dalam laporannya ke Bareskrim, pihak terlapor adalah dalam penyelidikan dan bukan Bharada E.

"Karena kami tidak mau membuat laporan dengan terlapor Bharada E. Sebab menurut perhitungan kami, berdasarkan fakta-fakta, hampir tidak mungkin hanya yang bersangkutan melakukan ini," kata Kamaruddin di Mabes Polri, Senin (18/7/2022).

Menurut Kamaruddin luka pada jenazah Brigadir J faktanya bukan hanya luka tembak saja. Tetapi banyak luka sayatan, luka memar dan bahkan bahunya bergeser hingga giginya rusak.

Sementara itu Bharada E alias Bharada Eliezer selesai diperiksa Komnas HAM, Selasa (27/6/2022) petang.

Pemeriksaan terhadap Bharada E yang merupakan salah satu ajudan Irjen Ferdy Sambo, berlangsung sekitar 5 jam.

Bharada E tiba pada pukul 13.25 WIB dan meninggalkan kantor Komnas HAM pukul 18.24 WIB dengan dikawal sejumlah petugas.

Ia tak berbicara sepatah kata pun ketika meninggalkan kantor Komnas HAM.

Bharada E menjadi ajudan terakhir yang meninggalkan kantor Komnas HAM.

Sebelumnya, 5 ajudan Ferdy Sambo yang lain, telah meninggalkan Komnas HAM usai menjalani pemeriksaan, sekira pukul 16.25 WIB.

Baca juga: Bukan Bharada E, Ini Sosok Ajudan Ferdy Sambo yang Ancam Bunuh Brigadir J, Kamaruddin: Foto Bersama

Baca juga: Kamaruddin Sebut Brigadir J Dapat Ancaman Pembunuhan, akan Dihabisi Jika Nekat ke Sini: Dia Menangis

Aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo yang diduga terlibat baku tembak yakni Bharada E (kemeja hitam), tiba di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2022).
Aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo yang diduga terlibat baku tembak yakni Bharada E (kemeja hitam), tiba di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2022). (Tribunnews/ Rizki Sandi Saputra)

Komisioner bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam menyebutkan bahwa para ajudan diperiksa sendiri-sendiri.'

"Semua ajudan ditanyakan pertanyaan yang sama," kata Anam kepada wartawan, Selasa malam.

"Memang ada kekhususan masing-masing orang dalam struktur peristiwa yang menurut catatan kami punya kontribusi sendiri-sendiri, misalnya Bharada E kontribusinya apa dalam struktur peristiwa, kami tanya soal itu. Berbeda dengan ajudan lain yang memiliki kontribusi lain," jelasnya.

"Jadi misalnya, ajudan satunya kami tanya bagaimana perilaku ajudan lainnya," ucap Anam. 

Selain itu, Komnas HAM mendalami  bagaimana hubungan para ajudan dengan keluarga Fedy Sambo. 

"Semua kami tanya, soal hubungan antara ajudan satu dengan lainnya, ajudan dengan Pak Sambo, ajudan dengan Bu Putri juga kami tanyakan," tutup Anam.

Sebelumnya direncanakan, ada tujuh ajudan Irjen Ferdy Sambo yang akan diperiksa Komnas HAM, Selasa hari ini.

Namun, Anam mengonfirmasi bahwa hanya ada enam ajudan yang memenuhi panggilan Komnas HAM.

Dalam konstruksi kasus yang disampaikan polisi, kata Anam, Bharada E diduga terlibat dalam peristiwa saling tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Sambo.

Akan tetapi, keterangan dari para ajudan lain dianggap juga krusial bagi Komnas HAM.

"Bharada E menjelaskan banyak hal, Salah satunya adalah soal menembak, namun kami belum bisa menyampaikan," ucap Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Dituding Tembak Brigadir J, Inikah Sosok Bharada E? Akun Instagram Pria Ini Diserbu, Banjir Hujatan

Baca juga: Penuhi Panggilan Pemeriksaan Terkait Tewasnya Brigadir J, Bharada E Akhirnya Muncul, Ini Sosoknya

Bharada E akui tembak Brigadir J?
Bharada E akui tembak Brigadir J? (Facebook Roslin Emika)

Anam menyebutkan, pemeriksaan berlangsung lama karena jawaban yang diharapkan bersifat deskriptif dan sifatnya terbuka.

"Itu dia proses pemeriksaan tadi panjang," tutur Anam. 

Pihak  Komnas HAM menegaskan, bahwa belum bisa membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan ajudan dari Irjen Ferdy Sambo tersebut salah satunya Bharada E. 

Anam juga belum mau menjelaskan terkait  Bharada E soal kronologi versi polisi.

"Itu nanti, kami akan munculkan di laporan akhir," tutup Anam.

Seperti yang diketahui, proses ekshumasi atau penggalian makam untuk autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dijadwalkan dilakukan pada Rabu (27/7/2022) besok.

Autopsi ulang dilakukan untuk memastikan penyebab tewasnya Brigadir J, karena temuan keluarga banyak luka sajam dan memar di tubuh Brigadir J selain luka tembak.

Proses autopsi ulang akan ditangani oleh tujuh hingga 10 dokter forensik dan bertempat di RSUD Sungai Bahar, Muaro, Jambi.

(TribunSumsel/ M Fadli Dian Nugraha)(Wartakota)

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Keluarga Sebut Janggal Jenazah Brigadir J Kakinya Bengkok: Udah Diikat Tali Masih Nggak Lurus dan WartaKotalive.com dengan judul Keluarga Brigadir J Heran Bharada E Tidak Diamankan Polisi, Padahal Sudah Mengaku Membunuh

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
Brigadir JYosua Hutabaratpenembakan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved