Curhat Anak Artis Coba Akhiri Hidup, Tengah Malam Dibawa ke RS, Tangan Luka: Apa yang Salah di Aku?
Alami gangguan mental sejak SMP, anak artis ini coba akhiri hidup, tengah malam dibawa ke RS, begini kondisinya.
Penulis: ninda iswara
Editor: octaviamonalisa
Akibatnya, Mima Shafa langsung dilarikan ke rumah sakit agar mendapatkan pengobatan.
Mona Ratuliu, Indra Brasco, dan teman-teman Mima Shafa tampak ikut menemani perjuangannya untuk sembuh.
Baca juga: Karir Hancur hingga Gangguan Mental Imbas Video Syur, Luna Maya Sepi Job, Tabungan Menipis, Jual Tas
Baca juga: MAKIN Kurus Kondisi Kesehatan Rina Nose Jadi Sorotan, Sang Komedian Akui Idap Gangguan Mental
Tangan kanannya tampak dibalut dengan kasa dan plester.
Ukurannya bahkan cukup panjang.
Diduga plester tersebut menutupi luka akibat percobaan bunuh diri yang dilakukan Mima Shafa.
Ia juga terlihat menangis di pelukan Mona Ratuliu.
Beberapa obat dikonsumsinya demi kesembuhan mentalnya.
Ternyata gangguan mental yang dialami Mima Shafa ini sudah dirasakannya sejak duduk di bangku SMP.
Ia pun mencoba untuk mencari tahu mengenai kesadaran kesehatan mental.
"waktu SMP, aku tertarik untuk belajar lebih banyak tentang kesehatan mental karena kesadaran yang aku rasain dengan diriku sendiri. setelah itu, aku jadi interested untuk mengadvokasi tentang kesadaran kesehatan mental dan bukan itu aja, tapi juga gimana supaya orang2 yang gak teredukasi tentang kesehatan mental bisa belajar dan mengurangi stigma nya," tulis Mima Shafa, seperti TribunNewsmaker.com kutip dari akun Instagram pribadinya.
Mima Shafa bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada dirinya.
Kondisinya pun naik turun selama 7 tahun lamanya.
Meski dirinya kini berstatus mahasiswi psikologi, ternyata sulung dari 4 bersaudara ini tak jua menemukan jawabannya.
Ia mengaku masih menderita dan kesusahan.
"aku tetap mengalami naik turun. selama 7 tahun aku selalu bertanya2, "apa yang salah sih sama aku?" di depan semua orang, aku mungkin terlihat seperti seseorang yang tau semua jawabannya, bukan cuman dari belajar advokasi MHA dan juga sebegai mahasiswi psikologi, tapi juga banyak privilege yang aku punya.