Breaking News:

Kasus Ferdy Sambo

Sebelum Menembak Sambo Tanya: Kenapa Tega Kurang Ajar ke Ibu? Brigadir J Bingung: Kurang Ajar Apa?

Terungkap kalimat terakhir yang diucap Ferdy Sambo sebelum menembak, Brigadir J dibuat kebingungan dengan pertanyaannya.

Editor: galuh palupi
YouTube Polri TV
Ferdy Sambo peragakan adegan sebelum bunuh Brigadir J 

Sambo, dengan tangan terikat, lantas memeluk Putri. Dia juga mencium kepala istrinya. Putri pun menyambut pelukan Sambo. Selama beberapa detik, dia membenamkan wajah di pelukan suaminya.

Tak terdengar apa yang dibicarakan pasangan suami istri itu.

Setelahnya, tampak Sambo mengeluarkan alat komunikasi handy talkie (HT).

Baca juga: Alasan Bharada E dan Ferdy Sambo Kerap Pakai Pemeran Pengganti dalam Rekonstruksi, Polri: Keberatan

Diduga, dia memanggil tiga anak buahnya untuk membicarakan rencana pembunuhan, yakni Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.

Saat adegan 1 hingga 16 kejadian di Magelang, Putri dan sopirnya, Kuat Maruf, tampak lebih pro aktif menjelaskan adegan kepada penyidik.

Dalam adegan Kuat Maruf juga masuk ke kamar bersama Putri.

Di kamar diklaim untuk membicarakan masalah Brigadir J. Putri menelepon Bripka RR dan Kuat Maruf menelepon Sambo.

Putri terbaring di kasur dan menelepon Bripka RR.

Ferdy Sambo peragakan adegan sebelum bunuh Brigadir J
Ferdy Sambo peragakan adegan sebelum bunuh Brigadir J (YouTube Polri TV)

Belum optimal

Melihat ini, ahli forensik emosi, Handoko Gani, berpendapat, Sambo sejak awal terlihat sudah siap mengikuti proses rekonstruksi.

Menurut dia, ini wajar lantaran perwira tinggi Polri itu pernah bertugas di Reserse Kriminal sehingga terbiasa dengan proses olah TKP.

Handoko menilai, Sambo memang terlihat lebih tenang.

Namun, dia tak dapat memastikan apakah dalam reka ulang adegan tersebut Sambo hanya mengikuti perintah demi perintah polisi, atau juga memberikan klarifikasi kejadian versi dirinya.

"Kalau sekadar hanya mengikuti saja, khawatirnya emosinya ini bukan emosi bawaan langsung yang dirasakan oleh Sambo," kata Handoko dalam tayangan Kompas TV, Selasa (30/8/2022).

"Tapi kalau memang beliau mengikuti emosi demi emosi, maka emosi yang dirasakan itu bisa jadi sama dengan emosi yang dulu dirasakan saat momen tersebut (penembakan Brigadir J) berlangsung," tuturnya.

Baca juga: Ahli Forensik Curigai Ketenangan Ferdy Sambo di Rekonstruksi, Putri Enggan Tatap Mata: Takut Salah

Menurut Handoko, proses reka ulang adegan seharusnya membangkitkan memori peristiwa yang direkonstruksi.

Jika seseorang mengingat peristiwa-peristiwa berkesan, termasuk yang meninggalkan rasa sedih dan takut, maka emosi tersebut seharusnya tampak di wajah.

Oleh karenanya, Handoko mempertanyakan emosi Sambo. "Makanya kita perlu tahu dulu apakah waktu instruksi itu diberikan, beliau (Sambo) memberikan koreksi atau tidak," ujarnya.

Sementara, dari raut wajah Putri, Handoko menilai bahwa istri Sambo itu terlihat lebih tertekan.

Sebabnya, Putri kebanyakan menundukkan kepalanya selama proses rekonstruksi.

"Kemungkinan tekanan itu ada. Kemudian, kemungkinan takut salah juga ada. Kemungkinan takut salah dalam artian kemungkinan malah memberatkan juga ada," ujar Handoko.

Berangkat dari ekspresi yang ditunjukkan Sambo dan Putri selama 7,5 jam proses reka ulang adegan, Handoko duga, rekonstruksi masih belum optimal.

"Dugaan saya adalah belum optimal. Mungkin masih ada yang belum diungkapkan mereka bertiga (Ferdy Sambo, Putri, dan Kuat Maruf)," kata dia. (Tribun Manado)

Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribun Manado dengan judul 'Ferdy Sambo: Kenapa Kamu Tega Berbuat Kurang Ajar ke Ibu? Brigadir J: Kurang Ajar Apa Komandan?'

Sumber: Tribun Manado
Tags:
Ferdy SamboBrigadir JPutri CandrawathiBharada E
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved