Breaking News:

Kasus Ferdy Sambo

'Gak Biasa' Tangis Ferdy Sambo Sukses Buat Bripka RR Simpati, Kaget Dicurhati Bos: Ibu Dilecehkan

Ferdy Sambo ternyata juga umbar tangisan ke ajudannya. Bripka RR ikut simpati dan syok dengar curhatan sang komandan.

Editor: octaviamonalisa
istimewa, YouTube Polri TV
Bripka RR lihat Ferdy Sambo curhat sambil nangis soal yang dialami Putri Candrawathi 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Bripka RR ungkap fakta-fakta di balik kematian Brigadir J.

Salah satunya, Bripka RR juga menceritakan saat Ferdy Sambo menyuruhnya untuk menembak mati Brigadir J.

Namun sebelum menyuruh membunuh Brigadir J, Ferdy Sambo lebih dulu bercerita soal pelecehan yang dialami sang istri Putri Candrawathi.

Bripka RR menyebut kala itu komandannya tersebut menangis dan tampak terguncang.

Melalui Kuasa Hukumnya, Erman Umar menuturkan bahwa Bripka RR awalnya dipanggil oleh Ferdy Sambo di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, setibanya dari Magelang, Jawa Tengah.

Saat menemui sang jenderal, Bripka RR rupanya ditanya oleh Ferdy Sambo terkait kejadian dugaan pelecekan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi di Magelang.

Baca juga: Bola Panas Kasus Ferdy Sambo Kini Berada di Bripka RR, Pertikaian Bermula dari Brigadir J & Kuat

Baca juga: Ingat Anakmu Tangis Bripka RR Pecah, Diminta Istri Jujur Kematian Brigadir J: Bapakmu Juga Polisi

Bripka RR merasa tak bersalah dalam kasus pembunuhan Brigadir J
Bripka RR merasa tak bersalah dalam kasus pembunuhan Brigadir J (Facebook Rohani Simanjuntak, YouTube Polri TV)

"Kan di Saguling itu dipanggil.

Dipanggil, dia tanya, 'ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang?," kata Erman Umar dilansir TribunnewsBogor.com dari Wartakota.com, Jumat (9/9/2022).

Bahkan saat itu, menurut Erman Umar, Bripka RR melihat Ferdy Sambo menangis.

"Dijawab 'kamu tahu enggak?' 'Enggak tahu.' 'Ini ibu dilecehkan, dilecehkan.'

Dan itu (Sambo) sambil nangis dan emosi. 'Saya enggak tahu, Pak'," jelas Erman Umar lagi.

Setelah menanyakan kejadian di Magelang, Ferdy Sambo yang kadung emosi pun meminta Bripka RR untuk menembak Brigadir J.

Namun permintaan sang jenderal itu ditolak oleh Bripka RR, lantaran dirinya tak berani mengeksekusi rekannya sendiri.

"Ya udah kalau gitu baru dilanjutin 'kamu berani nembak? Nembak Yosua?' Dia bilang 'saya enggak berani Pak, saya enggak kuat, enggak berani Pak.

Baca juga: DITIPU Ferdy Sambo, Bharada E Balas Bohongi Suami Putri, Pilih Selamatkan Diri: Saya Gak Mau Dipecat

Ya udah kalau gitu kamu panggil Richard.' Richard di bawah, naik ke atas," ungkap Erman Umar.

Sepertinya, saat itu Ferdy Sambo juga menanyakan dan memerintahkan hal yang sama pada Bharada E.

Erman Umar menjelaskan, menurut Bripka RR saat itu kondiri Ferdy Sambo tampak terguncang bahkan menangis.

"Saya sempat bilang kenapa? Setelah itu apa yang kamu rasakan? Saya melihat bapak memang guncang."

"Saya melihat bapak menangis.

Enggak biasa gitu kan.

Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana," paparnya menirukan perkataan Bripka RR.

Jemput Brigadir J

Erman Umar kemudian melanjutkan, setelah tiba di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Bripka RR menjemput Brigadir J yang berada di halaman rumah.

Ia menjemput Brigadir J untuk masuk ke dalam rumah hingga menemui ajalnya di rumah tersebut.

Kepada Kuasa Hukumnya, Bripka RR menjelaskan bahwa awalanya ia bersama Brigadir J, dan Kuwat Maruf, berjalan beiringan masuk ke lokasi kejadian dari halaman rumah.

Namun setibanya di pintu masuk, Brigadir J dan Kuwat Maruf masuk terlebih dahulu ke dalam rumah tersebut.

Sementara Bripka RR harus melepas sepatu yang ia kenakan terlabih dahulu.

"Jadi jalan lah Si Kuwat beriring-iringan dengan Yosua.

Terakhir, paling duluan Yosua," kata Erman Umar.

Bripka RR ngaku saat Brigadir J sudah tewas, ia lihat Ferdy Sambo masih lakukan ini
Bripka RR ngaku saat Brigadir J sudah tewas, ia lihat Ferdy Sambo masih lakukan ini (WARTA KOTA/YULIANTO, YouTube Kompas TV, Polri TV)

Namun saat menyusul keduanya masuk ke dalam rumah, Bripka RR pun langsung kaget dengan apa yang ia lihat di dalam rumah.

Di sana dirinya melihat rekan sesama ajudannya itu sudah ditembak oleh Bharada E.

"Si RR dia pakai sepatu, buka sepatu, jadi ada jeda.

Tapi pas dia di dalam, dia udah langsung kejadian tembak itu.

Menembak," kata Erman Umar lagi.

Saat penembakan itu terjadi, Bripka RR juga mengaku melihat Ferdy Sambo dan Kuwat Maruf turut menyaksikan penembakan terhadap Brigadir J.

"Pada saat kejadian dia melihat, entah berapa kali dia udah enggak ingat, apakah tiga kali Richard menembak."

"Sambo agak ke samping, Si Kuwatnya di belakang Sambo, Si Ricky-nya posisinya agak di belakang Richard," beber Erman.

Bahkan menurut dia, suara tembakan itu sampai terdengar oleh ajudan Ferdy Sambo yang lainnya dari halaman luar.

Sang ajudan pun mempertanyakan bunyi senjata api dari dalam rumah sang jenderal tersebut.

Baca juga: TAK Menyesal, Bripka RR Ngaku Tak Salah Tewasnya Brigadir J, Siap Hadapi Sambo, Pasrah Jika Dipecat

"Ada masuk telepon, HT, ajudan juga, siapa namanya? Romer, dia tanya 'ada apa tuh, kejadian apa tuh' mungkin bunyi senjata ya?" beber Erman Umar.

Meski begitu, kata dia, kliennya tidak melihat apakah Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J atau tidak.

Bripka RR mengaku hanya melihat Ferdy Sambo menembak ke dinding usai Brigadir J tewas.

"Pak FS menurut Richard kan nembak, tapi pas balik itu dia melihat FS menembak-nembak dinding."

"Jadi berapa kali ditanya, saya juga nanya 'enggak bang, saya enggak melihat, apa yang mau saya paksakan, jadi saya tidak melihat FS apa yang terjadi sebelumnya'," papar Erman U

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Jemput Brigadir J untuk Dieksekusi, Bripka RR Kaget Lihat Yosua Sudah Ditembak : Masih Buka Sepatu

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Ferdy SamboBripka RRBrigadir JPutri CandrawathiErman Umar
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved